Namaku adalah Wawa. Disini aku akan menceritakan kisah dari kakak sepupuku. Dia adalah seorang anak gadis yang bisa dibilang sangat beruntung. Dia terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan mampu untuk membeli apapun yang dia inginkan. Walaupun dia mempunyai seorang adik, tetapi kebutuhannya masih dapat terpenuhi. Sedangkan dengan diriku sangat lah berbeda jauh, apalagi setelah aku mempunyai seorang adik. Tetapi keberuntungan itu hilang seketika saat ibunya jatuh sakit.Â
Kakak sepupuku ini bisa dibilang agak bandel atau agak nakal. Dia sering keluar dan bergaul dengan teman-temannya tanpa memikirkan bahwa kedua orang tuanya sangat cemas ketika dia tidak pulang-pulang saat itu, apalagi hari sudah agak malam untuk anak perempuan keluar. Dia juga jarang sekali membantu ibunya untuk membersihkan rumah. Walaupun begitu ibunya sangatlah sabar menghadapi sifat anaknya tersebut. Dia benar-benar tidak menghiraukan semua itu sampai akhirnya ibunya jatuh sakit. Ibunya sempat dirawat beberapa minggu dirumah sakit. Dokter bilang bahwa penyakit ibunya tersebut tidak begitu serius jadi kekhawatiran kakak sepupuku tersebut hanya sebentar.
Setelah dirawat dirumah sakit selama beberapa minggu, akhirnya ibunya dapat pulang kerumah. Sesampainya dirumah sifat kakak sepupuku tersebut tetap saja begitu, sifatnya ternyata masih belum berubah. Setelah beberapa bulan agak membaik, ternyata ibunya kembali dilarikan kerumah sakit lagi. Â Dari situlah dokter baru memberitahu bahwa tante terkena struk. Setelah mengetahui itu kakak sepupuku langsung kaget, tetapi dari situ tidak bisa mengubah sifat kakak sepupuku tersebut. Mungkin dia sekarang agak jarang keluar malam-malam tetapi setiap siang sampai sore kakakku tersebut masih saja keluar untuk bermain.
Kadang ayah dan saudara ayahku yang lainnya bergantian untuk menjaga tante dirumah sakit saat malam hari. Setelah kurang lebih sebulan, keadaan tante berangsur membaik tetapi masih harus control dan melakukan terapi agar jari-jari tangan yang satunya dapat digerakkan kembali.Â
Setiap sebulan sekali tante selalu kontol kedokter tentang keadaannya tersebut. Setelah keadaan tante yang berangsur-angsur membaik ternyata gantian kakek yang dirawat dirumah sakit. Mungkin setelah masalah tante agak hilang sekarang gantian keadaan kakek yang kurang baik. Setelah beberapa bulan tante keluar dari rumah sakit ternyata gantian kakek yang masuk rumah sakit. Waktu itu ayah yang mengantarkan kakek kerumah sakit.
Sampai dirumah sakit ternyata kakek dipasangi alat bantu untuk pernapasan itu. Setelah menunggu keputusan dari dokter akhirnya dokter pun memanggil ayah dan bilang bahwa kakek terkena penyakit jantung. " bagaimana dok keadaan ayah saya? " kata ayah bertanya kepada dokter tersebut. " ayah bapak terkena penyakit jantung " jawab dokter tersebut kepada ayah. Setelah ayah mengetahui penyakit kakek ayah langsung menyembunyikan penyakit itu dari kakek tapi mau bagaimana lagi jika memang sudah takdir pasti nanti kakek akan tahu-tahu sendiri.
Setelah dipindahkan keruang inap kakek kembali dipasang infus. Sedangkan keadaan tante yang selalu rutin menjalankan terapinya sudah mulai membaik, jari-jari tangannya yang dulu susah untuk digerakkan sekarang secara perlahan-lahan jari-jari tangan tersebut mulai bisa digerakkan.
Saat waktu itu, sebelum tangan tante membaik tante sering kesulitan untuk mengambil barang-barang yang ingin dia ambil sehingga dia meminta bantuan kepada anaknya tersebut. " Len, tolong ambilin barang ibu yang ada diatas meja itu ya " kata ibunya kepada anaknya tersebut. Kebetulan saat itu kakak sepupuku baru saja pulang dari sekolah sehingga dia agak kecapekan. " haduh ibu iki nyusahno ae, nyoh ikilo " kata kakak sepupuku tersebut kepada ibunya tersebut. Ibunya yang mendengarkan kata-kata itu hanya bisa membalasnya dengan candaan dan sedikit senyum.
Aku tidak terlalu paham apakah senyum itu membuat dia merasa terkucilkan atau bahkan dia hanya menggap anaknya becanda saja. Melihat perlakuan kakakku kepada ibunya tersebut aku juga agak tidak suka namun bagaimana lagi aku tidak berhak berkomentar akan hal itu. Hari demi hari berlalu, keadaan kakek mulai membaik, akhirnya setelah beberapa bulan dirumah sakit kakek diijinkan oleh dokter spesialis jantungnya untuk pulang kerumah. Sedangakn dirumah tante sedang sendirian, semua orang sedang keluar teruma anaknya tersebut.Â
Singkat cerita, saat kakek sampai dirumah tiba-tiba mama ingin pergi kerumah tante yang tepat ada dibelakang rumah kakek. Saat ingin ke belakang ternyata tante sudah tergeletak diatas lumpur yang ada didekat sawah. Kata mama, dia tidak tahu apa yang terjadi kepada tante entah tante terpelesat atau bahkan tiba-tiba jatuh begitu saja. Mama yang mengetahui kejadian itu menyembunyikannya dari kakek agar kakek tidak kaget. Mama yang melihat keadaan tante yang penuh dengan lumpur itupun langsung membawanya kekamar mandi dan berusaha membersihkan tubuhnya tersebut.
Setelah bersih, mama meminta bantuan kepada tanteku yang satunya untuk segera membawanya kerumah sakit. Keadaan tante saat itu benar-benar sudah lemah, namun herannya dia masih menyebut nama anak peremouannya tersebut samba berkata " dek, jangan bilang ke Lentera ya keadaanku " kata tante kepada mamaku. Mama yang mendengarkan hal itu hanya bisa diam sambil memandangnya.