Mohon tunggu...
Healthy

Apakah Banyak Melakukan Aktivitas Dapat Membuat Sel Darah Merah Anda Menurun?

27 November 2017   06:16 Diperbarui: 27 November 2017   10:59 4179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk eritrosit (Foto: www.keefeclinic.com/wp/tag/aspirin)

Sel darah merah atau yang sering disebut eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan merupakan sel -- sel mikroskopis yang tidak memiliki inti sel. Eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Fungsi dari sel ini adalah untuk alat transportasi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Di bagian dalam eritrosit terdiri atas hemoglobin yaitu sebuah biomolekul yang mampu mengikat oksigen dan terbentuk dari unsur besi, ini yang menyebabkan eritrosit berwarna merah. 

Hemoglobin memiliki 2 pernanan penting uaitu berfungsi mengambil oksigen dari paru-paru kemudian mengedarkannya ke seluruh tubuh dan mengikat zat karbon dioksida yang ada di seluruh jaringan tubuh untuk kemudian dibawa ke paru-paru untuk dibuang ke udara melalui proses pernapasan.

Pada manusia, eritrosit dibuat di sumsum tulang belakang. Eritrosit berbentuk cakram atau lempeng bikonkaf, gepeng dengan kedua bagian tengahnya cekung, tapi tidak berlubang. Diameter dari eritrosit adalah 8m, ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan sel -- sel tubuh lain. Pada kondisi yang normal, jumlah eritrosit dalam tubuh manusia kurang lima juta tiap mm3 darah. Setiap harinya ada sekitar 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak, pembentukan tersebut disebut eritropoisis,stimulasi pembentukan eritrosit dilakukan oleh hormon eritropoietin yang diproduksi ginjal.

Eritrosit dari jantung yang sampai ke sel-sel tubuh akan membebaskan oksigen dan meningkatkan pengangkutan karbon dioksida dari sisa-sisa oksidasi sel, sedangkan eritrosit yang berada dalam tubuh sampai ke paru-paru akan mengikat oksigen. Dengan adanya dua mekanisme penting itu, pengangkutan karbon dioksida dapat berlangsung dengan aman dan cepat. Pengikatan oksigen dilakukan oleh hemoglobin ini akan menaikkan pembebasan karbon dioksida.

Dalam keadaan normal, masa hidup dari eritrosit yaitu waktu antara sel tersebut dilepas dari sumsum tulang ke dalam darah tepi sampai hilang dari darah berkisar antara 100 -- 120 hari. sebelum akhirnya dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yang adalah pigmen biru yang memebri warna empedu. Zat besi hasil hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa yang selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Setiap harinya ada kurang lebih 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. 

Sel yang dihancurkan setiap hari akan diganti dengan sel baru yang dilepas dari sumsum tulang. Dengan begitu, akan terjadi populasi eritrosit yang berumur berkisar 1 - 120 hari. Pada mulanya, pembentukan sel darah dimulai pada sumsum tulang setelah bulan ke 5 masa embrionik atau masa awal janin ketika sel paling muda. Selang bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limfa semakin berkurang.

Ketika bayi lahir, semua sel akan dibuat pada sumsum tulang, jecuali limfosit yang juga dibentuk di kelenjar limfe, thymus dan lien. Ketika mulai beranjak dewasa, pembentukan sel darah diluar sumsum tulang mulai mengalami kerusakan atau fibrosis. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya sumsum tulag menjadi tempat pembentukan sel darah, tapi sum -- sum tulang dari tulang panjang tidak lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20 tahun, kecuali bagian poksimal, humerus dan tibia. Sel eritrosit yang tua ditarik dari peredaran dengan jalan fagositosis oleh sel dari sistem retikuloendotelia di daerah aliran darah yang pelan di dinding sinusoid terutama di lien. 

Pada saat eritrosit dilepas di sumsum tulang di sirkulasi darah dan disebut eritrosit yang matur, di sini proses penuaan dimulai. Pada saat eritrosit kehilangan inti, mitokondria dan ribosom maka sel ini telah kehilangan kemampuan untuk  mengadakan sintesa protein. Enzim dari sel darah secara bertahap kehilangan aktifitasnya dalam proses metabolisme seiring berjalannya waktu. Hal -- hal yang menyangkut melemahnya eritrosit dapat diselidiki lewat kesibukan manusia zaman sekarang ini. 

Kegiatan yang semakin padat dan menyibukkan mampu menyebabkan usia eritrosit pun semakin cepat tidak sampai 120 hari. Kebanyakan manusia zaman sekarang ini hanya menyibukkan diri tanpa memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri. Karena banyak kegiatan yang dilakukan, akhirnya manusia menjadi kelelahan. 

Kelelahan itu ditandai dengan sering mengantuk yang ternyata itu juga tanda -- tanda bahwa eritrosit menua. Menjaga tubuh ketika kita memiliki banyak kegiatan itu sangatlah penting, agar tubuh kita tidak kekurangan darah. Apabila diri kita sudah kelelahan sebaiknya jangan dipaksa juga istirahat di kapan saja itu juga diperlukan agar tubuh kita tidak dipaksa untuk bekerja terus -- menerus.

Ada banyak akibat dari melemahnya eritrosit. Melemahnya kerja eritrosit secara garis besar mampu memicu timbulnya anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika eritrosit yang sehat dalam darah berada di bawah normal. Apabila seseorang kekurangan eritrosit, mak sel -- sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup dan inilah gejala awal dari anemia. 3 jenis anemia yang sering terjadi adalah yang disebabkan oleh kehilangan darah, penurunan produksi sel darah merah dan kerusakan sel darah merah. 

Anemia terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas eritrosit, yakni kurangnya produksi eritrosit, yakni kurang produksi eritrosit dan terganggunya produksi hemoglobin. Selain itu juga dapat terbentuk eritrosit yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Dari anemia sendiri dari berbagai macam nama penyakit yang berbeda -- beda gejalanya. 

Ada anemia aplastik yang belum diketahui penyebab pasti dari terjadinya anemia yang satu ini, tapi secara garis besarnya yakni kemampuan sumsum tulang dalam memproduksi keseluruhan sel darah termasuk eritrosit terus mengalami penurunan sehingga tak mampu lagi memenuhi kebutuhan suplai eritrosit bagi tubuh. Lain lagi dengan anemia hemolitik. 

Anemia hemolitik merupakan anemia yang terjadi akibat meningkatnya penghancuran sel darah merah. Jika suatu penyakit membuat sel darah merah hancur sebelum waktunya (hemolisis), maka sumsum tulang akan menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Penghancuran sel darah merah yang melebihi pembentukannya akan menyebabkan anemia hemolitik. Penyakit anemia sel sabit adalah sekelompok gangguan pendarahan di mana pasien memiliki hemoglobin yang tidak normal, komponen penting dalam sel darah merah. 

Pasien dengan kondisi ini tidak memiliki hemoglobin normal tetapi memiliki hemoglobin berbentuk sabit yang menyerupai huruf S. Penyakit ini yang paling menonjol adalah di daerah tropis. Penyakit lainnya adalah penyakit ginjal. Beberapa penyakit kronis seperti gagal ginjal juga bisa disebabkan karena menurunnya produksi sel darah merah secara langsung. Organ ginjal membutuhkan pasokan darah merah yang cukup sehingga jika tubuh kekurangan eritrosit bisa dipastikan kinerja organ tersebut akan terganggu dan bisa kehilangan fungsinya sama sekali. 

Penyakit sumsum tulang juga termasuk akibat dari melemahnya kerja eritrosit. Penyakit ini berhubungan dengan akibat kekurangan darah merah dimana sumsum tulang memproduksi darah putih secara berlebihan dan menurunkan jumlah sel darah merah tubuh secara drastis. Hal tersebut akan menyebabkan penyakit di sumsum tulang belakang.

Dari penjelasan dari informasi yang telah saya jabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, kesibukan seseorang dan yang akhirnya menjadikan seseorang harus bekerja lebih keras, dapat menyebabkan kelelahan. Kelelahan ini ditandai dengan mudah lelah dan mengantuk. Ini diakibatkan oleh penurunan kerja eritrosit. Penurunan kerja eritrosit berpengaruh besar dalam diri seseorang, karena eritrosit menjadi lebih ceoat menua dan pecah sebelum usianya yang seharusnya. Perombakan eritrosit oleh hati dan limpa yang biasanya terjadi kisaran 100 - 120 hari, apabila kurang dari itu, maka menjadi tidak normal. 

Melemahnya kerja eritrosit dan menuanya eritrosit dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit. Yang paling pertama secara garis besar dapat menyebabkan penyakit anemia. Anemia atau kekurangan darah adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantungyang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. 

Anemia sendiri pun juga ada berbagai macam nama penyakit yang berbeda -- beda penyebab penyakitya. Ada anemia aplastik yang ditandai dengan adanya penurunan eritrosit secara besar -- besaran. Hal ini dipicu akibat adanya pajanan radias, keracunan zat kimia atau kanker. Yang kedua anemia hemolitik disebabkan oleh respons sistem imun yang merangsang limpa untuk menghancurkan sel darah merah. Sedangkan anemia hemolitik intrinsik merupakan anemia hemolitik yang disebabkan oleh sel darah merah yang tidak normal. 

Kondisi tersebut menyebabkan sel darah merah tidak memiliki masa hidup seperti sel normal. Yang ketiga ada anemia sel sabit yaitu kondisi anemia di mana terdapat ketidaknormalan bentuk sel darah merah, dari yang semestinya bulat dan fleksibel, menjadi berbentuk sabit dan keras. Pada anemia sel sabit, tubuh menjadi kekurangan sel darah merah normal untuk memenuhi transportasi nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. 

Penyakit lainnya ada penyakit gagal ginjal. Beberapa penyakit kronis seperti gagal ginjal juga bisa disebabkan karena menurunnya produksi sel darah merah secara langsung. Penyakit pada sumsum tulang juga bisa timbul karena menurunnya kekatifan kerja eritrosit, karena penyakit ini berhubungan dengan kekurangan darah merah dimana sumsum tulang memproduksi darah putih secara berlebihan dan menurunkan jumlah sel darah merah tubuh secara drastis.

Untuk memastikan jumlah eritrosit dalam tubuh mencukupi, penting untuk memastikan adanya kecukupan asupan nutrisi terutama zat besi, folat dan vitamin B12 yang juga istirahat yang cukup sangat diperlukan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlunya skrining genetik untuk mencari adanya gen thalassemia maupun anemia sel sabit sehingga dapat mencegah keturunan mengidap penyakit tersebut. 

Bisa juga dengan menjaga tubuh sering -- sering berolahraga saat menyelingi banyak kegiatan yang ada. Ketika kurang waktu untuk dapat beristirahat dan berolahraga, cobalah untuk menjaga pola makan dan pastinya jangan sampai terlambat makan. Ketika tubuh kelaparan juga menyebabkan kerja organ tubuh di dalam tubuh menjadi lebih sibuk yang mempengaruhi kondisi tubuh juga pada akhirnya. Di luar itu semua, hindarilah merokok dan mengonsumsi alkohol, karena benda -- benda itu dapat menjadi asal mula timbulnya penyakit -- penyakit yang berpengaruh pada melemahnya kerja eritrosit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun