Mohon tunggu...
Healthy

Jahat atau Baikkah Kemoterapi?

25 September 2017   20:51 Diperbarui: 25 September 2017   22:17 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia memiliki ciri khas yang tidak dimiliki makhluk hidup lain seperti akal budi. Dari situ, manusia memiliki cara tersendiri untuk mempertahankan hidupnya dari segala kondisi lingkungan sekitanya dan manusia pastinya ingin agar hidupnya normal tanpa ada gangguan. Akan tetapi, gangguan tersebut kadang dating tiba -- tiba dan sulit untuk dihindari, misalnya saja penyakit. Penyakit adalah suatu kondisi dimana kondisi badan dapat dikatakan tidak normal. Penyakit dapat dibagi menjadi dua yaitu; penyakit yang parah dan penyakit yang masih jinak. 

Penyakit yang jinak seperti hanya seseorang terserang flu. Penyakit yang jinak itu seperti flu biasanya hanya disebabkan oleh badan yang kurang vit dan akhirnya virus asing dapat masuk ke dalam tubuh kita dengan mudah, namun masih dapat lebih dapat diatasi, karena virus itu termasuk dalam virus yang jinak. Berbeda dengan penyakit yang parah. Penyakit yang parah itu lebih susah untuk dapat diatasi oleh ahli dalam bidang penyakit ataupun dengan obat. Penyakit yang parah itu misalnya kanker. 

Penyakit kanker merupakan pertumbuhan dari sel kanker. Sel kanker itu merupakan pertumbuhan dari sel yang tidak normal. Jika tidak diangkat, maka sel yang abnormal tersebut dapat mempengaruhi sel lainnya yang normal dan mengubahnya menjadi sel yang tidak normal dan juga menyebabkan tumor. Tumor dibedakan menjadi 2 yaitu; tumor jinak dan tumor ganas. Tumor ganas dapat menyebar ke dalam tubuh dan menyerang jaringan yang berada di dalam organ sehingga sistem organ akan terganggu. Sedangkan tumor jinak tidak akan menganggu serta menyebar, itu disebabkan karena tumor jinak bersifat pasif.

Tubuh manusia memproduksi sel -- sel baru untuk menggantikan sel -- sel yang sudah mati dan rusak secara teratur dan seimbang. Pada sel kanker tidak memiliki keteraturan reproduksi dan akan semakin banyak sel kanker yang berkembang kemudian selanjutnya menempati lebih banyak tempat dan ruang yang akhirnya mendorong keluar luar ruang yang ditempati oleh sel -- sel normal. Pada zaman sekarang, banyak sekali pengobatan yang telah dianjurkan untuk mengangkat sel kanker tersebut. Salah satunya adalah dengan cara kemoterapi. Kemoterapi adalah suatu pengobatan dengan mengobati sel kanker menggunakan bahan kimia. Obat kemoterapi bekerja dengan menganggu kemampuan sel kanker untuk membelah dan berkembang. 

Cara kerja dari kemoterapi adalah dengan menghentikan pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri secara cepat. Kemoterapi mungkin diberikan selama rawat inap di rumah sakit atau klinik sebagai bagian dari pengobatan rawat jalan meski kemoterapi juga dapat dilakukan di rumah. Proses pengobatan kemoterapi sendiri juga harus tetap diawasi oleh dokter dan suster agar dapat diamati efek sampingnya atau misalkan nantinya ada keputusan diperlukannya pengantian obat -- obatan. Kemoterapi sebenarnya juga tergantung kepada jenis penyakit yang diderita. 

Pengobatan ini juga dapat dilakukan dengan hanya melalui krim dan kapsul dengan cara dioleskan ke kulit ataupun diminum. Pengobatan ini juga dapat melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak. Kemoterapi sendiri merupakan pengobatan yang paling umum diberikan kepada orang yang menderita kanker tujuannya untuk mengurangi sel-sel kanker dan memperkecil tumor. Terapi pada penderita kanker menggunakan obat -- obatan khusus untuk menghancurkan sel -- sel kanker yang menyerang tubuh. Kemoterapi dapat menghancurkan seluruh sel kanker hingga sempurna dan dapat mencegah berkembangnya kanker di dalam tubuh.

Setiap pengobatan yang dilakukan seseorang untuk menyebuhkan suatu penyakit pasti memiliki dampak buruk atau dampak baik. Dalam proses menjalani kemoterapi, pasien harus mengeluarkan uang untuk dapat menyembuhkan penyakit kanker. Selama proses tersebu, pada kenyataannya bukan hanya dampak positif yang diberikan, tapi juga dampak negatif yang justru lebih banyak didapat. 

Dampak positif yang diberikan dari kemoterapi ada beberapa. Pertama menghancurkan sel kanker dengan cara memperlambat pertumbuhannya yang sedang mengalami pertumbuhan dan pembelahan secara cepat, dimana kemoterapi berfungsi untuk meringankan gejala mengendalikan penyebaran dan menyembuhkan. Selain itu kemoterapi dapat membantu untuk menyembuhkan kanker dengan cara menonaktifkan sel kanker yang ada di dalam tubuh meskipun sel tersebut tidak terbunuh. Dari dampak positif yang disebutkan diatas, pengobatan ini bisa dikatakan beracun dan mampu membawa efek yang semakin buruk bagi tubuh. 

Dampak negatif tersebut dapat dirasakan seseorang pada saat melakukan kemoterapi ataupun beberapa waktu setelah melakukan kemoterapi. Dampak negatif akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama atau dalam jangka waktu pendek. Efek samping tersebut dapat timbul bisa tergantung pada jenis obat yang diberikan ataupun kondisi tubuh dan psikis seseorang. Efek psikis seseorang yang membawa efek samping negatif saat pemikiran seseorang dapat menerima kenyataan bahwa dia terserang kanker, tetapi tidak menunjukkan usaha untuk dapat sembuh atau yang disebut fatalisme. 

Pemikiran lainnya seperti orang yang sudah menyerah dan tidak mau melawan penyakit kanker. Efek samping negatif lainnya yaitu sel yang sudah tua akan tetap terus melakukan pembelahan padahal seharusnya sel yang sudah tua harus digantikan oleh sel baru. Hal itu akan mengganggu jaringan yang ada di tubuh dimana hal ini akan menjalar dan jelas mengganggu sistem tubuh. 

Hal ini jelas membuat seorang penderita kanker bisa saja bertahan beberapa bulan saja bahkan fatalnya hanya dapat bertahan kurang dari beberapa hari dan mampu membuat kanker semakin mengganas. Sebuah studi mengatakan bahwa lebih dari 600 orang pasien kanker yang meninggal selama 30 hari setelah menerima kemoterapi dan dinilai 4 dari 10 orang penderita kanker yang menerima kemoterapi hingga akhir hidupnya telah menderita efek samping yang fatal serta efek samping itu dikatakan tidak tepat. Efek buruk yang sangat fatal bagi tubuh timbul karena obat kemoterapi yang sangat kuat yang tidak hanya membunuh sel -- sel kanker namun bisa juga menyerang sel -- sel sehat dalam tubuh. Kondisi dimana seseorang yang menjalani kemoterapi adalah penuh ketidakpastian yang membuat mereka cemas bagaimana kelanjutan hidupnya di masa depan.

Efek samping kemoterapi lainnya yang paling sering terlihat adalah rambut rontok sementara. Sel rambut merupakan sel yang membelah dengan cepat, namun karena obat kemoterapi yang tidak dapat membedakan antara sel berbahaya bagi tubuh atau tidak akhirnya menghancurkan sel -- sel rambut tersebut. Dimana secara perlahan jaringan rambut otomatis akan ikut terganggu dan menyebabkan kerusakan. Selain itu, efek samping yang juga dapat dilihat dengan jelas yaitu pasien akan lebih lelah dan lemas yang timbulnya secara mendadak serta perlahan. Banyak pasien kanker yang mengeluh kelelahan dan kekurangan tenaga. Semua itu disebabkan karena kehilangan nafsu makan serta kekurangan tidur. Tentu saja tidak langsung hilang setelah beristirahat karena ini akan berlangsung terus hingga pengobatan selesai. Mual dan muntah juga dapat menjadi efek dari kemoterapi. Mual dan muntah yang dirasakan penderita disebabkan karena ada beberapa obat kemoterapi yang lebih cenderung membuat seseorang merasakan mual, namun karena seseorang rentan terhadap mual dan muntah. Sel -- sel di dinding usus juga dihancurkan oleh obat kemoterapi yang akhirnya menyebabkan diare. Sebenarnya diare juga dapat timbul karena seseorang cemas dan stress pada saat kemoterapi. Diare ini menimbulkan sakit perut, kram perut dan kekurangan gizi. Sebagian orang dapat mengalami gejala seperti flu beberapa jam setelah kemoterapi. Gejala -- gejala yang biasanya timbul adalah sakit kepala menggigil dan demam ringan. 

Gejala -- gejala ini juga timbul secara tiba -- tiba dan akan menyebabkan tubuh menjadi kurang fit. Beberapa obat kemoterapi juga dapat menyebabkan sakit pada mulut seperti terasa lebih tebal atau bisa juga infeksi yang sebagai akibatnya seseorang sulit untuk bicara, makan, mengunyah dan menelan karena rasa sakit yang timbul. Kemoterapi bisa juga menyebabkan kurangnya jumlah sel darah merah. Ini menyebabkan tubuh juga menjadi kekurangan oksigen yang akhirnya menyerang dengan seseorang menjadi pusing lesu dan cepat lelah. Selain sel darah merah, trombosit juga semakin berkurang.

Trombosit penting dalam pembekuan darah. Ketika trombosit berkurang, maka akan menyebabkan memar tiba -- tiba, pendarahan lama setelah luka kecil, anemia dan gusi berdarah. Kemoterapi sangat berbahaya bagi kulit yang bisa menjadikannya kering serta berubah warna. Kulit akan lebih sensitif terhadap matahari. Selain itu juga, leukosit juga bisa semakin turun. Leukosit sendiri berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi.Apabila leukosit menurun, maka sistem kekebalan tubuh juga akan menurun dan tubuh akan rentan teradap infeksi. 

Obat kemoterapi juga dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan dan kaki, sebagian juga bisa terjadi sakit pada otot. Terapi radiasi juga menyebabkan kerusakan pada permukaan kulit termasuk permukaan mulut dan kerongkongan. Hal itu karena radiasi ikut merusak jaringan yang tersusun dari sel yang masih sehat. Sel yang masih sehat pasti akan memiliki pasokan oksigen yang cukup dimana sel dengan pasokan oksigen yang cukup akan lebih mudah untuk dirusak dibandingan sel yang kekurangan pasokan oksigen. Terakhir, terapi anti-angiogenesis juga menyebabkan pendarahan di dalam, perforasi usus, dan peningkatan tekanan darah.

Jadi kita dapat membuat kesimpulan dari kemoterapi yang membawa lebih banyak dampak negatif pada penderitanya daripada dampak positif. Dampak negatif itu seperti rambut rontok karena sel rambut akan mengalami kerusakan yang membawa dampak pada kerusakan jaringan rambut. Kedua, seseorang lebih cepat lelah dan lemas, kekurangan tenaga, mual dan muntah. Mual itu disebabkan karena ada kandungan kimia dalam obat yang membawa efek mual pada penderita. 

Selanjutnya yaitu diare yang dikarenakan dinding usus secar aperlahanikut hancur karena obat-obatan yang dikonsumsi oleh penderita kanker. Diare juga timbul karena penderita mengalami stres secara berlebihan. Penderita juga akan mengalami sakit pada mulut karena adanya infeksi yang terjadi. Sakit itu dapat berupa kesulitan saat menelan ataupun sulit untuk berbicara. Efek samping lainnya yaitu anemia atau kekurangan sel darah merah, turunnya trombosit dan leukosit, kesemutan, mati rasa pada jari kaki dan tangan serta yang terakhir sakit atau nyeri pada otot. Permukaan kulit juga akan mengalami kerusakan karena memiliki pasokan oksigen yang cukup. Efek samping tersebut juga dipacu karena adanya pola makan yang tidak sehat.

Daftar Pustaka :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun