Namun sayangnya, ketika saya sedang berteduh dan menggelar tikar di bawah pohon di tepi pantai bersama satu teman saya seperti gambar diatas, ada ibu-ibu datang dan bilang bahwa saya harus membayar 10 ribu karena saya duduk disekitar warung ibunya. Mungkin karena saya tidak menyewa gazebo dan membeli makan atau minum di warung ibunya, karena saya memang berniat untuk piknik. Apakah memang peraturan dari pihak setempat seperti itu atau bagaimana saya kurang tahu. Sangat disayangkan, karena sebagian orang berkunjung ke pantai untuk piknik dan menikmati pemandangan pantai dengan cara yang berbeda. Namun kejadian tersebut langsung teralihkan seketika melihat pantai dan pasir putih nan indah.
Betapa bersyukur saya bisa menikmati keindahan Pantai Watu Lawang. Seketika saya melupakan tugas dan kesibukan-kesibukan saya karena saya begitu menikmati dari terik matahari sampai redupnya matahari diiringi suara ombak yang menyapu pasir pantai dengan merdu. Kepiting-kepiting kecil pun berlarian kesana kemari di tepi pantai seakan melambai mengajak pengunjung untuk bermain air. Ombak yang tidak begitu tenang namun masih bisa kita nikmati. Sangat cocok untuk deeptalk dengan teman,sahabat,keluarga, atau pasangan dipinggir pantai ditemani senja yang sudah meredup. Sejenak bisa melupakan kepenatan terhadap masalah hidup yang sedang dihadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H