Tuhan menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini sebagai sumber pelajaran hidup. Pertama dan utama bahwa tidak ada ciptaan Tuhan yang tanpa arti ; semuanya mengandung kebijaksanaan. Hanya saja, sebagian besar manusia merasa enggan untuk mendalaminya ; untuk mencari tahu makna dibalik karya Tuhan itu.
Mungkin pikiran kita akan lebih jernih jika kita mau merenungi apa yang ada di sekitar kita, seperti pohon, air, matahari, dan bahkan lumut yang kecil. Berikut adalah hasil refleksi pribadi saya terhadap lumut :
Hampir semua orang pasti mengenal lumut. Lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisi Bryophytes. Lumut biasanya tumbuh di tempat yang lembab seperti tebing, kayu lapuk, tembok dan batang pohon serta di tanah khususnya di dalam hutan.
Bagi sebagian besar orang, tumbuhan lumut kurang dianggap keberadaannya bahkan tidak pernah diperhatikan sama sekali. Beberapa orang juga beranggapan bahwa lumut hanya merusak pemandangan serta nilai estetika lingkungan. Memang pernyataan itu tidak salah tetapi daripada itu, lumut memiliki pelajaran hidup jika direfleksikan lebih mendalam.
Pertama, kebanyakan lumut tumbuh di atas tembok atau celah-celah batu yang tentu saja memiliki permukaan kasar. Padahal jika dipikir, lumut tidak memiliki akar yang besar dan kuat.
Sebaliknya lumut hanya memiliki akar kecil untuk menempel pada bebatuan. Tetapi apakah kemudian lumut itu mati? Tidak. Lumut itu dapat bertahan hidup pada situasi yang keras tersebut. Hanya bermodalkan kelembapan tak perlu air yang melimpah ia bisa survive.
Pada musim kemarau lumut akan mengering dan saat musim hujan tiba, ia akan segar kembali. Fenomena ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk dapat bertahan dalam hidup ini kita harus belajar untuk bertahan di situasi atau kondisi yang sulit. Kita cenderung menyerah jika satu atau dua masalah datang menghampiri.
Padahal jika ditilik kembali, sebenarnya ada banyak jalan yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah- masalah yang memang sedang melingkupi kita.
Di sisi lain, lumut yang kering akan segar kembali jika hujan datang. Hal ini memberi gambaran kepada kita bahwa setiap permasalahan hidup itu pasti ada solusinya. Akan selalu ada jalan bagi kita untuk menyelesaikannya asal disertai usaha dan pengorbanan. Kita perlu lihai untuk mencari jalan keluar dari setiap permasalahan.
Kedua, lumut itu memang kecil tetapi ia dapat membuat permukaan tembok atau kayu menjadi keropos. Lumut bekerja secara perlahan, “slow but sure”. Ia mengurai kayu yang lapuk menjadi tanah ; tembok yang utuh perlahan kembali menjadi butiran pasir.
Dari kinerja lumut itu, kita perlu untuk bekerja secara perlahan tapi pasti. Sebagian besar orang bekerja secara tergesa-gesa atau buru-buru sehingga hasilnya kadang jadi kacau ; tidak maksimal. Yang diharapkan akan terjadi justru berbeda dengan realita. Mungkin akan lebih baik jika kita bekerja perlahan tapi pasti.
Metode bekerja seperti lumut itu memberi kita kesempatan untuk memperhatikan pekerjaan-pekerjaan secara lebih mendetail. Jika demikian, pekerjaan kita tidak hanya mencapai hasil maksimal tetapi kita juga menjadi lebih enjoy dengan apa yang kita kerjakan.
Alam ini menyimpan begitu banyak sumber pelajaran hidup selagi kita mau untuk belajar dari apapun yang ada di sekitar kita. Kita perlu mendalami eksistensi setiap elemen ciptaan di dunia ini, agar memperoleh kebijaksanaan. Bahkan bisa menjadi sumber pemecahan dari setiap permasalahan hidup kita.
@adelstein kadola'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H