Mohon tunggu...
Adellia Martini
Adellia Martini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Gangguan Mental yang Sering Dialami oleh Mahasiswa

18 November 2023   01:52 Diperbarui: 18 November 2023   02:55 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gangguan mental adalah kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, atau fungsi sosial seseorang. Gangguan mental ini dapat mencakup berbagai gangguan seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, gangguan makan dan tidur. Gangguan mental memerlukan perhatian serius dan mungkin memerlukan bantuan profesional untuk diagnosis dan pengelolaan yang efektif. Gangguan kesehatan mental ini sangat rentan dan sering dialami oleh anak-anak muda, salah satunya yaitu mahasiswa. Karena kesehatan mental ini menjadi isu yang patut untuk mendapat perhatian khusus, gangguan kesehatan mental dapat berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia kedepannya kalau tidak segera diatasi.

Gangguan mental kerap terjadi saat seseorang memasuki bangku perkuliahan, karena mahasiswa mengalami fase hidup dengan emosi yang terlalu tinggi atau tidak stabil, rasa cemas yang berlebih, takut tidak bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan perkuliahan dan belum memiliki kemampuan yang memadai untuk memecahkan masalah yang dialami, apalagi di bangku perkuliahan mahasiswa seringkali dihadapkan dengan berbagai tantangan yang belum pernah dialami dan belum tentu bisa dan siap untuk menghadapinya. Karena banyak dan berbeda-beda tipe mahasiswa, ada yang tahan banting atau kuat untuk menghadapi setiap masalah di bangku perkuliahan dan juga ada mahasiswa yang tidak kuat untuk menghadapi masalah yang ada di bangku perkuliahan sehingga berujung kepada gangguan kesehatan mental.

Beberapa masalah gangguan mental yang sering dialami oleh mahasiswa meliputi stres akademis, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Tekanan tugas kuliah, ekspektasi yang terlalu tinggi, dan perubahan lingkungan dapat berkontribusi pada kondisi ini. Penting untuk mencari dukungan jika mengalami gejala tersebut. Karena wajar saja semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah juga masalah yang akan dihadapi dalam hidup, karena mahasiswa merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa awal/masa remaja yang dituntut untuk mengurus dan bisa mengatur segala sesuatu untuk hidup mandiri.

Gangguan mental psikologi juga kerap terjadi di kalangan mahasiswa karena gangguan psikologi ini dapat dialami kapan saja oleh seorang mahasiswa, bisa saja ketika mahasiswa tersebut memasuki awal perkuliahannya karena adanya proses transisi dari bangku sekolah ke bangku perkuliahan, dan tidak semua mahasiswa muda untuk melewatinya karena banyak kasus-kasus dan berita dari mahasiswa baru yang terkena gangguan psikologi ini salah satu kasusnya seperti mahasiswa bunuh diri dengan melompat dari lantai gedung yang tinggi.

Terkadang kebanyakan dari mahasiswa apabila memiliki masalah memilih untuk menyimpannya sendiri, padahal jika berbagi cerita dengan teman atau meminta saran dan solusi dengan teman dapat mengurangi stres yang berlebih dan akan merasa lebih baik, teman pasti akan berupaya dan mengusahakan untuk membantu. Mahasiswa juga butuh waktu me time untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan, dengan melakukan sesuatu yang disukai misalnya dengan membaca buku cerita, mendengar lagu, berolahraga, menonton film atau pun juga mendengar musik. Mahasiswa juga harus memperhatikan waktu tidurnya, tetapkanlah pola tidur yang teratur.

Peran orang tua juga tidak kalah pentingnya, orang tua perlu berbicara dengan anaknya bahwasanya anaknya tidak berjuang sendirian karena ada orang tua yang selalu mengiringi langkanya dan selalu mendoakan, jadi jangan mudah untuk menyerah dan putus asa. Maka dari itulah jalan komunikasi antara orang tua dan anak harus tetap terbuka dan terjaga dengan baik. Sangat penting bagi orang tua untuk selalu menghubungi dan mengabari anaknya walaupun anaknya sudah bisa mandiri misalnya dengan meluangkan sedikit waktu untuk menelpon anaknya yang sedang berkuliah, apalagi anaknya yang kos di luar daerah atau merantau jauh dari orang tua dan kalau bisa orang tua jenguk atau bertemu langsung jangan hanya sebatas komunikasi secara virtual saja, dengan bertemu langsung dapat membantu mengurangi atau bahkan menyelesaikan masalah yang dialami oleh mahasiswa.

Belajar dari kasus dan berita-berita yang terdahulu mengenai mahasiswa yang terkena gangguan mental dan berujung pada mengakhiri hidupnya dari situ kita harus menjadikannya pembelajaran, bahwasanya kesehatan mental itu sangatlah penting untuk diperhatikan dan membuka pandangan semua orang terutama dan terkhususnya mahasiswa agar bisa memperhatikan untuk peduli dan tidak menyepelekan masalah kesehatan mental ini.

Pada diri mahasiswa sendiri harus ada kesadaran bahwasanya penting untuk menjaga kesehatan mental dan juga menghindari orang-orang yang akan membuat mental menjadi down, jangan sekali-kali merasa bahwa kesehatan mental itu tidaklah penting dan hal yang sepele,  tidak bisa dipungkiri manusia tetaplah manusia yang tidak luput dan tidak bisa menghilangkan perasaannya terutama perasaan sedih, kecewa, marah, dan menangis akan sesuatu hal atau nasib yang dialami, akan tetapi walaupun kita berhak memiliki perasaan itu semua perlu untuk diingat bahwasanya kesehatan mental harus tetap terjaga karena tidak ada seseorang pun yang akan terus-menerus ada di sisi kita untuk mendampingi selamanya, melainkan hanya diri sendirilah yang harus kuat dan bisa untuk menghadapi semua permasalahan dan tantangan yang dihadapi dengan sabar dan lapang dada di dalam kehidupan perkuliahan.

Sayangilah diri sendiri jaga kesehatan mental jangan sampai mengalami masalah gangguan mental yang dapat merugikan diri sendiri. Karena masa depan masih panjang, jangan melakukan tindakan yang berakibat fatal seperti melukai diri sendiri dan yang paling parah bunuh diri, karena masih banyak hal-hal yang perlu dicoba, dirasakan dan dialami. Masih banyak hal-hal yang indah dan menyenangkan yang bisa ditemui di masa depan, karena masih banyak peluang-peluang untuk bisa meraih impian dan cita-cita setinggi mungkin.

Jangan sampai masalah gangguan mental menjadi bahan candaan, karena masalah gangguan mental ini sangatlah sensitif dan menjadi masalah yang sangat serius. Apabila ada seseorang yang sudah mempunyai tanda-tanda gangguan mental, diusahakan untuk menjadi mendukung yang baik. Apabila ada orang di sekitar yang sedang berjuang menghadapi gangguan mental diupayakan untuk memberikan semangat dan jangan membuatnya semakin down, karena sekecil apapun dukungan akan sangat berarti dan sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang berjuang dalam menghadapi gangguan mental untuk kesehatan mental yang lebih baik. Masalah gangguan mental ini akan mudah ditangani apabila semua pihak dapat berkontribusi dengan kompak dan baik dalam menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan mental.

Opini dibuat oleh:

Nama: Adellia Martini

NIM: 06151282126026

MK: Patologi Sosial (UAS)

Dosen Pengampuh:

Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M. Pd., Ph.D

Mega Nurrizalia, S.Pd., M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun