Evaluasi program PLS dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi, penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara struktur mengenai perencanaan, nilai, tujuan, manfaat, efektifitas dan kesesuaian sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang sudah ditetapkan. Evaluasi program dalam pendidikan luar sekolah dapat membantu  mengidentifikasi jalannya suatu program untuk melihat sejauh mana keberhasilan ataupun kegagalan untuk diperbaiki menjadi yang lebih baik lagi. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat keefektifitasannya.
Kebutuhan belajar tambahan atau lebih dikenal saat ini dengan istilah les tambahan di luar jam sekolah menjadi hal yang mendesak diperlukan oleh orang tua masa kini terhadap anak-anak mereka. Ada banyak faktor yang menggerakan orang tua memberikan tambahan belajar di luar sekolah bagi anak-anak mereka, antara lain beban kurikum pendidikan yang semakin berat, kesibukan orang tua yang tidak sempat membimbing belajar anak di rumah dan faktor akselerasi (peningkatan ilmu).
Dengan semakin banyaknya permintaan dan kebutuhan bimbingan belajar, maka banyak bermunculan lembaga bimbingan belajar rumahan yang memulai usahanya. Usaha bimbingan belajar rumahan memiliki peluang potensial untuk dikembangkan, karena dapat menyerap tenaga kerja dari golongan bukan angkatan kerja seperti mahasiswa, ibu rumah tangga dan pensiunan.
Namun disisi lain pesaing dari lembaga bimbingan belajar rumahan yang baru memulai usaha ini adalah lembaga bimbingan belajar besar yang sudah dikenal masyarakat, sudah lama berdiri dan berpengalaman dalam manajemen usaha serta pemasaran. Lembaga bimbingan belajar rumahan mempunyai segmen pasar yang berbeda dengan lembaga bimbingan belajar besar yang sudah dikenal masyarakat. Lembaga bimbingan belajar rumahan pada umumnya menguasai segmen pasar kelas menengah ke bawah yang jumlahnya sangat besar. Jadi bisa membantu anak-anak dari perekonomian menengah ke bawah untuk bisa mengikuti bimbingan belajar agar dapat memudahkan mereka untuk mendapatkan tambahan belajar di luar dari jam sekolah.
Dibukanya bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu ini karena di desa tersebut belum terdapat bimbingan belajar, karena kalau ingin bimbel pasti anak-anak ke bimbingan belajar kota Palembang atau Indralaya seperti Budiwijaya, Go atau pun juga Primagama dan itu semua menyulitkan orang tua dan anak-anak itu sendiri. Karena seperti yang kita tahu bimbingan belajar yang sudah terverifikasi atau besar, sudah dikenal masyarakat dan telah memiliki cabang dimana-mana pasti memerlukan biaya yang cukup mahal. Maka dari itulah untuk mengimbangi perekonomian masyarakat agar anaknya bisa mendaftar bimbel dan biaya yang terjangkau juga bisa membantu anak tersebut untuk belajar tambahan agar di pelajaran sekolah bisa lebih mengerti oleh karena itulah dibuka bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu.
Evaluasi Program PLS bimbingan belajar di desa Pulau Semambu dapat dievaluasi dengan menggunakan model CIPP, karena model CIPP ini lebih lengkap dan lebih komprehensif. Model CIPP yaitu (Context, Input, Process, dan Product) merupakan model evaluasi di mana evaluasi dilakukan secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Evaluasi model CIPP merupakan konsep yang ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki (Stufflebeam, H McKee and B McKee, 2003:118).
Untuk mempermudah pemahaman dalam mengevaluasi program PLS yaitu bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu penulis uraikan sebagai berikut:
a. Context Evaluation: merupakan analisis kebutuhan. Bahan pertanyaan dalam context ini adalah "apa yang dibutuhkan?" context mengadakan program bimbingan belajar rumahan pertanyaan yang timbul adalah "apa yang dibutuhkan anak-anak dalam program bimbingan belajar rumahan tersebut?" context kali ini untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semampu sehingga dengan pertanyaan ini lebih mudah untuk melihat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki dalam program yang diterapkan serta tindakan yang hendak dilakukan (Redy & Jaya, Patrus. Ndeot, 2018)
Evaluasi context: evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu merupakan program yang sangat tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak, peserta didik dan masyarakat sekitar. Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis tujuan dari dibukanya program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau semambu ini, karena banyak minat dari masyarakat di desa Pulau Semambu untuk memasukkan anak-anaknya ke bimbingan belajar rumahan karena dengan biaya yang terjangkau, dan bisa mendapat tambahan pembelajaran di luar jam persekolahan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar maka program ini akan terus dilanjutkan.
b. Input Evaluation: fokusnya pada perencanaan serta strategi apa yang diterapkan. Perencanaan apa yang harus dilaksanakan oleh program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu? Bagaimana bentuk kerjasama pihak bimbingan belajar dengan orang tua? Bagaimana strategi pihak bimbingan belajar agar berjalan dengan maksimal? Apakah sarana dan prasarana mendukung dalam bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu? Lalu apakah pembiayaan juga berpengaruh dalam proses bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu?
Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis bahwasanya program bimbingan belajar di desa pulau Semambung dirancang secara baik dan dibantu oleh tenaga kerja dari golongan bukan angkatan kerja seperti mahasiswa, ibu rumah tangga dan pensiunan. Dengan membuat perancangan seperti silabus, RPP, teknis pelaksanaan, teknis penilaian dan hal tersebut dilakukan secara bersama-sama.
Adapun bentuk kerjasama antara orang tua dan tutor atau guru di tempat bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu dalam proses pembelajaran seperti pada kondisi covid-19 yang telah kita alami seperti beberapa tahun yang lewat, orang tua dan guru/tutor sepakat agar proses pembelajaran semulanya dilakukan pada 5 pertemuan namun dengan adanya pandemi covid-19 maka dikurangi menjadi 3 pertemuan saja dalam satu Minggunya.Â
Sarana dalam program bimbingan belajar rumahan dari pihak bimbel menyediakan semua fasilitas yang berhubungan dengan bimbel seperti buku-buku bacaan, buku panduan belajar dan juga buku ajar, tempat dan kondisi yang nyaman untuk belajar, guru dan tutor yang kompeten di bidangnya, hal ini adalah fasilitas yang ada di bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu. Maka dapat disimpulkan bahwasanya evaluasi input bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu sudah berjalan dengan lancar dengan kelengkapan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar dan sudah dinyatakan baik.
c. Process Evaluation: program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu sudah diterapkan seperti membimbing, mengarahkan, Â mengajarkan, membaca, menghafal serta mengulang-ulang kembali pembelajaran yang sudah diajarkan. Objek dari process evaluation adalah memastikan pelaksanaan program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu apakah berjalan dengan baik ataukah tidak dengan indikator yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwasanya selama pembelajaran pada saat covid-19, semua sistem yang telah direncanakan tidak berjalan dengan baik karena perencanaan yang ada seperti memberi bimbingan kepada siswa yang kurang pasih atau lainnya sangat sulit karena mengurangi jam pertemuan bimbel. Maka dapat disimpulkan bahwasanya process evaluation pada program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu mengalami hambatan yang sedikit signifikan, hal ini bisa dilihat dari ketercapaian kemampuan dan target pembelajaran siswa yang berkurang. Tetapi dengan begitu program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu tidak sampai berhenti sejenak pada saat covid-19 melanda akan tetapi hanya dikurangi saja pertemuannya. Dan sekarang covid-19 sudah hilang, maka proses belajar mengajar dilaksanakan secara normal kembali.Â
d. Product Evaluation: pada evaluasi ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui pencapaian yang telah dihasilkan oleh program bimbingan belajar rumahan di desa Pulau Semambu dan sejauh mana manfaat yang telah dirasakan oleh peserta didik anak-anak dan juga masyarakat sekitar. Jadi berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis bahwasanya program bimbingan belajar rumah di desa Pulau Semambu telah berhasil dalam menciptakan peserta didik yang unggul, meningkatkan prestasi siswa, menambah pemahaman terhadap materi yang dianggap sulit, tercapainya penyesuaian akademis siswa sehingga dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi.
Sumber Referensi:
Rakhmanita, A. STRATEGI PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP PANGSA PASAR LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR RUMAHAN.
Doyok, R. (2021). Model evaluasi CIPP dalam mengevaluasi program tahfiz selama daring di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 7(3), 73-82.
Pengamatan langsung ke lokasi Bimbingan Belajar Rumahan di desa Pulau Semambu
Opini dibuat oleh:
Nama: Adellia Martini
NIM: 06151282126026
MK: Evaluasi Program PLS (UTS)
PRODI: Pendidikan Masyarakat UNSRI
Dosen Pengampuh:
Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M. Pd., Ph.D
Mega Nurrizalia, S.Pd., M.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H