Mohon tunggu...
adelliapebrianti
adelliapebrianti Mohon Tunggu... Guru - mahsiswa

mahasiswa universitas ibn khaldun

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Peran Film Laskar Pelangi sebagai Media Komunikasi Massa

18 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   22:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ini menggambarkan perjuangan sekelompok anak di Belitong dalam meraih pendidikan di tengah keterbatasan. Melalui sudut pandang Cultivation Theory, kita dapat memahami bagaimana film ini berperan dalam membentuk persepsi masyarakat Indonesia terhadap pentingnya pendidikan.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan media massa, film telah menjadi salah satu bentuk komunikasi yang memiliki pengaruh besar terhadap pandangan dan nilai-nilai sosial masyarakat. Di Indonesia, film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan moral dan sosial yang berpotensi membentuk cara pandang audiens terhadap berbagai isu kehidupan. Salah satu film yang sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap pendidikan adalah Laskar Pelangi (2008), yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata. Film ini menggambarkan perjuangan sekelompok anak-anak dari Belitung untuk mendapatkan pendidikan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan sosial dan ekonomi.

Film Laskar Pelangi bukan hanya menggugah emosi penontonnya, tetapi juga memberikan gambaran yang kuat tentang pentingnya pendidikan sebagai kunci untuk meraih impian dan mengubah nasib. Dalam konteks ini, film ini dapat dianalisis melalui lensa Cultivation Theory, sebuah teori komunikasi yang dikembangkan oleh George Gerbner, yang menyatakan bahwa paparan terhadap media massa dalam jangka panjang dapat mempengaruhi persepsi audiens terhadap realitas sosial. Cultivation Theory menyarankan bahwa media, termasuk film, berperan dalam membentuk dan memperkuat pandangan masyarakat terhadap nilai-nilai tertentu, seperti pendidikan, kesuksesan, dan hierarki sosial.

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Laskar Pelangi sebagai produk media massa dapat membentuk pandangan masyarakat terhadap pendidikan, serta bagaimana teori  dapat menjelaskan pengaruh film ini dalam membentuk persepsi kolektif masyarakat Indonesia tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Melalui pendekatan ini, artikel ini akan mengungkapkan dampak jangka panjang dari paparan film terhadap cara masyarakat memandang pendidikan, serta bagaimana film ini turut berperan dalam memperkuat nilai-nilai sosial yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia

1.Agenda Setting Theory

Pengaruh Media terhadap Persepsi Publik:

Film Laskar Pelangi berfungsi sebagai media massa yang membawa perhatian publik kepada isu-isu pendidikan, kemiskinan, dan ketimpangan sosial, terutama di daerah terpencil seperti Pulau Belitung. Film ini menyusun agenda sosial dengan menyoroti pentingnya pendidikan sebagai alat pemberdayaan.

2. Cultivation Theory

Pembentukan Realitas melalui Media:

Film ini menciptakan gambaran tentang realitas kehidupan masyarakat di daerah terpencil, sehingga penonton yang jarang bersinggungan dengan situasi seperti ini bisa memahami dan merasakan dampaknya. Pesan moral tentang perjuangan, persahabatan, dan nilai pendidikan membantu membentuk persepsi masyarakat terhadap pentingnya akses pendidikan.

3. Uses and Gratifications Theory

Motivasi Penonton dalam Mengonsumsi Media:

Penonton mungkin menonton Laskar Pelangi untuk berbagai alasan, seperti:

Hiburan: Kisah persahabatan dan perjuangan memberikan hiburan emosional.

Identifikasi: Beberapa penonton mungkin merasa terhubung dengan karakter yang berjuang menghadapi keterbatasan.

Informasi: Film ini memberikan wawasan tentang isu sosial dan pendidikan di Indonesia.

4. Hypodermic Needle Theory

Pesan Langsung dan Efek Media:

Film ini memiliki pesan yang kuat dan disampaikan dengan cara yang langsung dan emosional. Nilai-nilai seperti pentingnya pendidikan, kerja keras, dan impian disuntikkan ke dalam kesadaran penonton melalui cerita yang mengharukan.

Dalam perfilman ini tidak hanya membahas tentang teori tetapi juga mengandung model komunikasi yaitu model lasswell Model Lasswell

Model ini cocok untuk memahami proses komunikasi dalam film karena mencakup elemen utama komunikasi massa.

Who: Sutradara (Riri Riza), produser, dan tim kreatif.

Says What: Pesan tentang pentingnya pendidikan, ketimpangan sosial, persahabatan, dan perjuangan.

In Which Channel: Film sebagai media komunikasi massa, didukung oleh distribusi bioskop, televisi, platform streaming, dan media promosi lainnya.

To Whom: Penonton dari berbagai kalangan, terutama masyarakat Indonesia.

With What Effect: Meningkatkan kesadaran tentang pendidikan di daerah terpencil, memotivasi individu untuk berjuang, dan memperkuat rasa solidaritas sosial.

Dalam konteks komunikasi massa, film ini memberikan dampak signifikan terhadap audiensnya, baik secara emosional maupun intelektual. Berikut beberapa dampak yang dapat dianalisis dari segi komunikasi massa terhadap audiens dalam film Laskar Pelangi:

  1. Meningkatkan Kesadaran Sosial: Film ini menyampaikan pesan kuat mengenai pentingnya pendidikan dan perjuangan anak-anak dari latar belakang yang kurang beruntung. Audiens, melalui medium film yang mudah diakses dan menarik, diajak untuk lebih peka terhadap ketidaksetaraan akses pendidikan di daerah terpencil. Ini menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya mendukung pendidikan di semua lapisan masyarakat.
  2. Emosional dan Inspiratif: Dengan menggambarkan kisah nyata tentang perjuangan hidup, film ini mampu menyentuh hati penontonnya. Audiens merasa terhubung dengan karakter-karakter dalam cerita, seperti Ikal, Lintang, dan guru mereka Bu Mus, yang menunjukkan keteguhan hati meski dalam kesulitan. Dampak emosional ini berfungsi sebagai alat komunikasi yang kuat, memotivasi audiens untuk lebih menghargai pendidikan dan berusaha lebih keras dalam hidup mereka sendiri.
  3. Perubahan Persepsi tentang Pendidikan: Laskar Pelangi memperlihatkan betapa pentingnya pendidikan sebagai alat untuk mengubah kehidupan. Melalui komunikasi visual dan cerita yang disampaikan, audiens bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana pendidikan dapat merubah nasib seseorang, serta pentingnya memiliki semangat belajar meskipun menghadapi banyak rintangan. Ini bisa mengubah cara pandang audiens terhadap pendidikan di kehidupan nyata.
  4. Memperkenalkan Isu Sosial: Film ini juga membuka mata audiens terhadap masalah-masalah sosial seperti ketidaksetaraan sosial-ekonomi, diskriminasi, dan kurangnya infrastruktur pendidikan di daerah-daerah tertentu. Melalui komunikasi massa dalam bentuk film, audiens dapat lebih memahami isu-isu ini, yang mungkin sebelumnya kurang mendapat perhatian publik, dan memberi ruang bagi diskusi lebih lanjut di masyarakat.
  5. Pengaruh Budaya Populer: Sebagai sebuah produk budaya, Laskar Pelangi turut membentuk cara pandang masyarakat tentang nilai-nilai kehidupan, persahabatan, kerja keras, dan pendidikan. Film ini menjadi bagian dari komunikasi massa yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberi nilai edukatif yang dapat mempengaruhi persepsi dan sikap audiens terhadap dunia pendidikan dan masa depan mereka.

Film Laskar Pelangi memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Film ini menginspirasi dan mengingatkan masyarakat bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih mimpi dan mengatasi keterbatasan sosial-ekonomi. Melalui kisah perjuangan anak-anak dari sekolah sederhana di Belitung, film ini menyampaikan pesan tentang semangat pantang menyerah, pentingnya guru yang berdedikasi, serta nilai kerja keras dan solidaritas dalam mencapai tujuan.

Secara keseluruhan, Laskar Pelangi berhasil membangkitkan kesadaran publik mengenai kesenjangan pendidikan di Indonesia sekaligus mendorong masyarakat untuk menghargai dan mendukung upaya mencerdaskan generasi muda. Film ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan motivasi bagi penontonnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun