Film ini menggambarkan perjuangan sekelompok anak di Belitong dalam meraih pendidikan di tengah keterbatasan. Melalui sudut pandang Cultivation Theory, kita dapat memahami bagaimana film ini berperan dalam membentuk persepsi masyarakat Indonesia terhadap pentingnya pendidikan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan media massa, film telah menjadi salah satu bentuk komunikasi yang memiliki pengaruh besar terhadap pandangan dan nilai-nilai sosial masyarakat. Di Indonesia, film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan moral dan sosial yang berpotensi membentuk cara pandang audiens terhadap berbagai isu kehidupan. Salah satu film yang sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap pendidikan adalah Laskar Pelangi (2008), yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata. Film ini menggambarkan perjuangan sekelompok anak-anak dari Belitung untuk mendapatkan pendidikan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan sosial dan ekonomi.
Film Laskar Pelangi bukan hanya menggugah emosi penontonnya, tetapi juga memberikan gambaran yang kuat tentang pentingnya pendidikan sebagai kunci untuk meraih impian dan mengubah nasib. Dalam konteks ini, film ini dapat dianalisis melalui lensa Cultivation Theory, sebuah teori komunikasi yang dikembangkan oleh George Gerbner, yang menyatakan bahwa paparan terhadap media massa dalam jangka panjang dapat mempengaruhi persepsi audiens terhadap realitas sosial. Cultivation Theory menyarankan bahwa media, termasuk film, berperan dalam membentuk dan memperkuat pandangan masyarakat terhadap nilai-nilai tertentu, seperti pendidikan, kesuksesan, dan hierarki sosial.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Laskar Pelangi sebagai produk media massa dapat membentuk pandangan masyarakat terhadap pendidikan, serta bagaimana teori  dapat menjelaskan pengaruh film ini dalam membentuk persepsi kolektif masyarakat Indonesia tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Melalui pendekatan ini, artikel ini akan mengungkapkan dampak jangka panjang dari paparan film terhadap cara masyarakat memandang pendidikan, serta bagaimana film ini turut berperan dalam memperkuat nilai-nilai sosial yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia
1.Agenda Setting Theory
Pengaruh Media terhadap Persepsi Publik:
Film Laskar Pelangi berfungsi sebagai media massa yang membawa perhatian publik kepada isu-isu pendidikan, kemiskinan, dan ketimpangan sosial, terutama di daerah terpencil seperti Pulau Belitung. Film ini menyusun agenda sosial dengan menyoroti pentingnya pendidikan sebagai alat pemberdayaan.
2. Cultivation Theory
Pembentukan Realitas melalui Media:
Film ini menciptakan gambaran tentang realitas kehidupan masyarakat di daerah terpencil, sehingga penonton yang jarang bersinggungan dengan situasi seperti ini bisa memahami dan merasakan dampaknya. Pesan moral tentang perjuangan, persahabatan, dan nilai pendidikan membantu membentuk persepsi masyarakat terhadap pentingnya akses pendidikan.