Mohon tunggu...
Adellia Aston
Adellia Aston Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi Program Studi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan '21 Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk Perbaiki Pola Tidur dari Sekarang! Karena Pola Tidur yang Buruk Dapat Menjadikan Kualitas Hidup Menjadi Turun

5 Juni 2022   20:12 Diperbarui: 19 Juni 2022   10:39 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Seperti yang kita tahu, seorang individu selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan dasarnya guna dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tidur merupakan hal terpenting pada rutinitas harian seorang individu dan termasuk kedalam salah satu bagian kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Hal ini berarti, secara alamiah manusia akan membutuhkan tidur sebagai kebutuhan setiap harinya. Kebutuhan tidur dan makan memiliki perananan yang sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup, maka dari itu tidur dapat menghabiskan sepertiga dari waktu keseharian kita. Tidur merupakan suatu kegiatan berulang-ulang dan perubahan status kesadaran dalam kurun waktu tertentu. Setiap diri individu membutuhkan waktu tidur yang cukup agar fungsi tubuh dapat bekerja secara optimal dan normal.

     Dalam keadaan tidur, tubuh akan melakukan proses pemulihan atau recharger untuk kembali mengoptimalkan stamina tubuh. Tingkat aktivitas otak tidak berkurang sama sekali ketika dalam kondisi tidur, oleh karena itu tidur dianggap sebagai kondisi tidak sadar yang relatif menjadi lebih responsif apabila diberikan atau menerima rangsangan internal. Dalam keadaan tidur pun dianggap mengalami keadaan pasif dan dorman dari kehidupan. Maka tidak jarang yang mengatakan bahwa tidur dapat memenuhi kebutuhan kognitif pada remaja.

     Dalam tidur, seseorang akan mengalami beberapa kali siklus dengan durasi waktu yang berbeda. Tidur dapat terbagi menjadi dua tipe, yaitu:

1. Non-Rapid Eye Movement (Non-REM)

  • Tahap 1 Non-REM

     Merupakan tahapan pertama seseorang akan tidur dari kesadaran penuh. Tahap ini akan berlangsung selama 5-15 menit, maka dari itu tidak jarang banyak yang masih mudah dibangunkan dari tidur pada tahap ini. Di tahap ini akan terjadi penurunan aktivitas tubuh dan terjadinya relaksasi otot.

  • Tahap 2 Non-REM

     Pada tahap ini akan dapat banyak menghabiskan waktu untuk mengulang dibanding pada tahap lainnya. Tahap ini merupakan tahapan ringan sebelum seorang individu menuju tahap deep sleep dan berlangsung selama 10-25 menit.

  • Tahap 3 Non-REM

     Deep sleep akan terjadi pada tahap ini dan berlangsung selama 10-25 menit. Seorang individu akan mulai sulit untuk dibangunkan pada tahap ini, namun apabila berhasil dibangunkan akan mengalami kelinglungan dalam beberapa menit. Pada tahap inilah seorang individu akan menemukan tubuhnya menjadi segar pada keesokan harinya.

2. Rapid Eye Movement (REM)

     Tipe ini akan berlangsung selama 90 menit sesudah seorang mulai tertidur. Mimpi akan muncul pada tahap ini, ketika otak menjadi lebih aktif. REM akan mengembangkan area otak untuk membantu dalam proses belajar. Tipe ini akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia seseorang.


     Kebutuhan tidur seorang individu tergantung usia dan akan berbeda-beda pada setiap individu. Pola tidur yang buruk akan berakibat pada gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi dalam diri seorang individu. Dampak fisiologi diantaranya yaitu terjadi penurunan rutinitas harian, daya tahan tubuh yang menurun, ketidakstabilan pada organ-organ vital dan kelelahan (Potter&Perry, 2010). Kelelahan akan berbanding terbalik dengan kualitas tidur yang dirasakan oleh seorang individu. Semakin tinggi tingkat kelelahan, maka kualitas tidurnya juga akan semakin buruk. Lingkungan yang buruk dan kurangnya lingkungan dengan variasi tempat tinggal dapat membuat kebosanan dan mempengaruhi kualitas tidur, Wicaksono (2012).

     Pola tidur menjadi salah satu faktor risiko dari terjadinya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan beberapa bukti yang diperoleh pada tahun 2017 oleh Javaheri dkk, menyebutkan bahwa gangguan, kualitas tidur kurang baik, dan durasi tidur yang kurang dapat berpotensi terjadinya risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Dampak negatif dari kualitas tidur buruk antara lain yaitu rentan mengalami kecelakaan, masalah kesehatan fisik dan mental, gangguan ingatan dan prestasi(Huda, 2016; Khusnal, 2017).

     Pada usia remaja merupakan usia yang paling sering memiliki gangguan tidur. Dalam tumbuh dan kembangnya, remaja seringkali dihadapkan dengan masalah-masalah kesehatan dimana salah satunya yaitu kualitas tidur yang buruk. Tidur sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kognitif remaja. Kualitas tidur yang buruk pada usia remaja disebabkan karena remaja memiliki pola hidup yang berbeda disbanding usia lainnya. Hal ini merupakan akibat daripada masa akhir pubertas mereka, karena remaja mengalami sejumlah kegiatan yang dapat mengurangi waktu tidur mereka. Selain pada usia remaja, gangguan tidur juga sering terjadi pada usia dewasa muda. Usia dewasa muda merupakan usia dimana seseorang akan sangat aktif menjalin hubungan sosial. Berbagai masalah juga muncul pada masa dewasa muda, oleh karena itu tidak jarang seseorang dengan usia ini akan seringkali mengalami gangguan pada pola tidur mereka.

     Ketika menjalani rutinitas harian akan tidak efektif apabila kita memiliki pola tidur yang buruk. Oleh karena itu, pola tidur dapat memengaruhi kualitas hidup seorang individu.  Namun tetap, terlalu banyak tidur juga bukan pilihan yang tepat. Untuk itu sangat perlu menjaga dan memperhatikan kualitas tidur agar tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari seperti, kesehatan, tingkat emosi, prestasi, dan lainnya. Dan juga menjaga pikiran untuk tidak mengalami stress dan overthinking.

REFERENSI

Fenny, & Supriatmo. (2016). Hubungan Kualitas Dan Kuantitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia , Vol. 5, No. 3.

Keswara, U. R., Syuhada, N., & Wahyudi, W. T. (2019). Perilaku Penggunaan Gadget Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja. Holistik Jurnal Kesehatan , Vol. 13, No. 3.

Martini, S., Roshifanni, S., & Marzela, F. (2018). Pola Tidur yang Buruk Meningkatkan Risiko Hipertensi. Junal MKMI , Vo. 14, No. 3.

Resti, d. N. (2021, Oktober 4). Kenali Fase Tidur Kita. Diakses pad 3 Juni 2022, dari itjen.kemdikbud.go.id: https://itjen.kemdikbud.go.id/webnew/covid19/kenali-fase-tidur-kita/

Sarfriyanda, J., Karim, D., & Dewi, A. P. (2015). Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Kuantitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Online Mahasiswa , Vo. 2, No. 2.

DATA DIRI

Nama                     : Adellia Aston

TTL                         : 8 Januari 2002

Alamat                   : Asrama Brimob Jl. Gresik 39, Kecamatan Krembangan,  Surabaya

Email                      : adelliaaston812@gmail.com

Status                     : Mahasiswa   

Instansi                 : Universitas Airlangga

Fakultas                : Vokasi

Program Studi    : D4-Teknologi Radiologi Pencitraan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun