Pernah gak semasa sekolah punya impian yang kelihatannya sangat memungkinkan untuk digapai? Terlebih lagi dengan keadaan diri yang membuat kita percaya diri. Misalnya, keren, baik, populer, cantik, punya banyak penggemar, orang-orang menyukainya, berbakat, ceria, dan punya semangat yang tinggi.Â
Drama korea Hello, Me! yang tayang pada 2021 menyajikan kisah Ban Ha-ni yang diperankan oleh Choi Kang-hee(Ha-ni dewasa) dan Lee Re(Ha-ni remaja) yang ceria dan penuh semangat saat remaja namun hilang saat dewasa.Â
Saat remaja, Ha-ni bercita-cita menjadi idola, tapi ibunya menentang dengan tegas. Ha-ni tidak menyerah begitu saja, ia nekat ikut audisi tanpa sepengetahuan ibunya, tapi ia memberitahu ayahnya sehari sebelumnya bahwa besok ia akan melakukan hal yang dilarang.Â
Ia juga sampai bohongin gurunya dengan mengatakan akan mengantar Chun-Sik--seorang anak laki-laki yang menyukainya-- yang sedang sakit perut karena minum susu--Ha-ni tahu bahwa Chun-Sik alergi susu--supaya bisa pulang lebih awal dan bisa ikut audisi. Ha-ni melakukan audisi dengan semangat dan percaya diri, ia melakukan yang terbaik. Audisi itu benar-benar memberi pengaruh pada hidupnya.Â
Hari-hari setelah itu dijalani Ha-ni dengan berbeda. Ia kehilangan semangatnya dan merasa terpukul. Salah satu hal yang pasti adalah audisinya berantakan karena suatu hal.Â
Sampai saat Ha-ni berusia 37 tahun, dirinya yang berusia 17 tahun 'datang' padanya. Orang yang paling ia benci .
Orang yang paling kubenci di dunia ini adalah diriku saat berumur 17 tahun
Ha-ni 17 tahun ini hanya memiliki ingatan sampai audisi, ia lari dan ayahnya mengejarnya. Ia tidak mengetahui apapun setelah itu. Ha-ni 17 tahun bertanya-tanya mengapa dirinya di usia 37 tahun hidup dengan sulit. Belum memiliki pekerjaan tetap--hanya pekerja kontrak di swalayan kemudian dipecat, tidak memiliki cukup tabungan, tidak ada teman, hidup menumpang di rumah kakaknya, dan semangatnya hilang.
Mereka tinggal di sebuah rumah sewa sambil menemukan cara agar Ha-ni 17 tahun dapat kembali ke waktu yang seharusnya. Pada awalnya keberadaan Ha-ni disembunyikan, namun ketahuan oleh Kakak, Ibu, dan Nenek.
Beberapa scene di tahun 2020 yang membekas diingatan adalah saat Ha-ni remaja bertemu dengan neneknya yang sudah renta sambil bertanya mengapa neneknya yang dulu keren keadaannya seperti ini.Â
Saya mengartikan ini seperti, waktu terus berjalan usia terus bertambah, menua adalah hal yang seharusnya, daya ingat dan penglihatan berkurang, kulit yang bertambah keriput, rambut yang semakin memutih, sekeren apapun pasti akan menjadi renta saat tua.
Scene berikutnya yaitu saat Ha-ni berada di rumah Ha-Yeong mendengar ibunya berpamitan pada Ha-Yeong--kakaknya--untuk mengunjungi Ayahnya. Mereka mengira Ha-ni tidak mendengar karena sedang asyik bermain ponsel.Â
Begitu Ha-Yeong masuk ke kamarnya, Ha-ni diam-diam keluar rumah kemudian masuk ke dalam taksi ibunya--ibunya Ha-ni adalah seorang supir taksi--untuk ikut mengunjungi Ayahnya. Ha-ni melakukan ini karena sejak ia ada di tahun 2020 belum pernah melihat ataupun mendengar suara Ayahnya lewat telepon dan Ha-ni 37 tahun selalu bilang bahwa Ayah sibuk bekerja.Â
Saat tiba di tujuan Ha-ni sedikit kebingungan kenapa Ibunya pergi ke tempat itu, ia menyusuri tempat itu sambil mengikuti kemana Ibunya pergi sampai ia mendengar suara Ibunya seperti menyapa Ayahnya.Â
Sejak mengetahui keberadaan Ayahnya, Ha-ni menyalahkan dirinya atas hal yang telah terjadi. Ia mengatakan bahwa ia ingin kembali--ke tahun 2000--dan tidak akan pergi audisi jika akan seperti ini keadaannya. Ha-ni menyesal karena bertindak sesukanya.
Jika sudah kembali, ia ingin mengubah kejadian itu karena itulah yang membuat hidupnya menjadi berantakan. Namun, Jobs--seseorang yang membantu mengembalikan Ha-ni ke 20 tahun sebelumnya--mengatakan jika mengubah masa lalu akan membahayakan dirimu di masa kini.Â
Drama yang bergenre komedi romansa ini memiliki cerita yang ringan dan menyenangkan. Makna yang terkandung dapat diterima dengan mudah.
Pesan yang dapat saya terima dari drama ini adalah menerima masa lalu dan memaafkan diri sendiri. Kejadian yang menyebabkan penyesalan tidak dapat dihapus, namun bukan berarti terus menerus terjebak dalam penyesalan. Hanya kita yang dapat memahami keadaan diri sendiri, maka baiknya tidak terlalu menyalahkan ketika keadaan berjalan tidak sesuai dengan yang diinginkan.Â
Tidak apa menangis jika itu membuat lega. Setelah itu, kembalilah pada kenyataan yang mungkin tidak menyenangkan. Yang perlu diingat, hal-hal yang terjadi pada diri kita bukanlah sebuah kebetulan.
Hal-hal itulah yang membentuk diri kita yang sekarang. Bertahanlah sekuat tenaga, hingga perlahan mengerti 'Jadi, semua yang kualami itu untuk ini. Aku paham sekarang.'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H