Mohon tunggu...
Adella Pratiwi
Adella Pratiwi Mohon Tunggu... -

I Like Writing, I can writing and I will be Writer :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Kecil Meminta Keadilan

14 Juni 2013   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang akan dikatakan untuk anak yang terhimpit dengan batu tanaman?
Bagi tempat yang terhempas tanda kekejaman
Bagi wanita yang tak berdaya
Bagi orang tua yang di tinggal mati oleh putra nya,
Bagi binatang yang tak kan pernah tau apa-apa,
Dan bagi rumput yang tertindas mati karena mereka,
Semua Hanya bisa menangis, walau berusha untuk tetap diam dalam kekejaman.
Semua tergeletak mati,
Dan bayi yang tak berdosan pun,
Ikut merasakan kehilangan kesempatan tuk melihat dunia lebih lama lagi,
Smua hanya meminta keadilan pada mereka yang kejam,
Walau pun semua akan sellu berlanjut,
Semua hanya bisa pasrah,,
Walau darah dan nanah berserakan dimana-mana,
Disana terekam anak yang hilang kesempatan tuk melihat,
Dengan kata anggunnya
“akumasih ingin melihat mama, aku masihmaumata ku”
Tapi ibu mu hanya bisa tersenyum walaupun hati nya tersayat sayang,
Disana tergambar anak kecil yang kehilangan pendengaran nya
Dengan senyuman ia merintih,
“mama, aku masih ingin mendengar suara mu”
Tapi ibu mu hnya bisa tabah dengan Indah sayang,
Disana tersaksikan anak yang kehilangan tangan dan kaki nya
Ayah dan ibunya
Senyum dan kedamaiannya
Dan semua yang terangkum dalam satu perang yang tidak pernah mereka ingin kan,
Dia hanya bisa berkata,
“Hukum mereka tuhan”
“Yang telah mengambil semua yang aku punya,”
Tapi ,, semuanya telah terlanjur sayang,
Ayah hanya bisa melindungi mu dari rumah besi yang dapat di tembus oleh merapi
Dan akhir nya juga ia mengatakan TIDAK,,
Untuk anak yang tertmbak dalam kekejaman,
Disana terekam seorang anak kecil yang terbungkus kain putih
Dengan kata mutiaranya,
“akusayang mama, ikhlas kan kepergian ku ya”
Tapi ibu mu hanya bisa menangis sendu sayang,
Semua nya telah terbungkus untukselamanya,
Aksioma di saat merasakan kekejaman yang akan tersimpan dalam sejarah dunia,
Begitu Indah nya kata2 peri kecil itu terhadap Pernyataan terakhir nya,
Sentuhan yang mereka ukir walau tanpa kata2,
Namun,,
Hati dan paras nya,,
Membuat ku sebagai perantara,,
Mengartikan hal yang telah terjadi dalam penat teriakan2 mereka yang telah tiada,
Selamat jalan peri2 kecil ku,
Berharap,
Tuhan lah yang dapat memberimu tempat yang bahagia,,,
Created : Adella
21 Oct 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun