Mohon tunggu...
Adella Mayyanda Elyta
Adella Mayyanda Elyta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aliran Malthusian Dalam Perekonomian Di Indonesia

15 Desember 2024   22:30 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:29 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aliran Malthusian ditemukan oleh Thomas Robert Malthus (1776-1834) yang merupakan salah satu tokoh ekonomi klasik. Malthus merupakan seorang pakar demografi Inggris dan seorang ekonom politik yang terkenal karena memiliki pandangan yang putus asa dan berpengaruh dalam peningkatan jumlah penduduk. Malthus menghasilkan karya yang berjudul "An Essay on the Principle of Population" pada tahun 1798, dimana ia mengemukakan dua inti pendapat : Bahan pangan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, dimana manusia tidak dapat menahan nafsunya. Malthus berpendapat bahwa peningkatan  populasi manusia tidak dapat seimbang dengan tersedianya jumlah makanan di dunia, sehingga bagi Malthus ledakan penduduk merupakan sebuah ancaman yang berbahaya. Malthus mengemukanan teori , yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup rill terutama bahan pangan dapat meningkat secara aritmatik (deret ukur). Sehingga Malthus beragumen bahwa dengan adanya perbedaan laju pertumbuhan yang seperti ini akan menyebabkan kemiskinan, kelaparan, bahkan krisis populasi. Sehingga malthus berasumsi bahwa pertumbuhan penduduk perlu dibatasi dengan menerapkan dua cara yaitu pengurangan penduduk dengan menekan angka kelahiran dan melalui pembatasan dan pengurangan kelahiran. Dalam hal ini dapat diterapkan  dengan pengaplikasian program KB (keluarga berencana) dimana program ini banyak diterapkan di negara Indonesia. Program ini memiliki tujuan negara Indonesia memiliki keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan pemberlakuan program ini maka dapat menekan jumlah populasi sehingga jumlah tenaga kerja dapat seimbang sesuai dengan kebutuhan, selain itu dengan peberlakuan program ini alan menciptakan produktivitas produksi yang dapat mempengaruhi keberlanjutan ekonomi, sehingga tingkat pengangguran dan kemiskinan di negara Indonesia dapat ditekan dan  dapat mengalami penurunan secara signifikan.

Malthus juga menyumbangkan pemikiran dimana ekonomi pada masa kini seperti kekurangan bahan pangan disebabkan karena keniakan jumlah penduduk. Contohnya pada kasus peningkatan produksi pangan pada Indonesia dengan program penigkatan pertanian dimana program ini dapat meningkatkan produksi pangan di Indonesia. Program ini dapat melalui proram pengolahan tanah, pemilihan bibit tanaman unggul, pemupukan tanaman irigasi, dan pemberantasan hama. Malthus juga menyumbangkan fikiran dimana teknologi dapat mengatasi batasan teknologi dalam bidang pertanian, Inovasi dalam pertanian seperti pertanian presisi dan bioteknologi akan dapat meningkatkan hasil panen sehingga dapat memperkecil resiko kelaparan sesuai yang di prediksi Malthus. Teori yang yang dikatakan oleh Malthus dapat dibilang tidak memperhatikan perubahan dalam pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat, dimana masyarakat modern lebih memiliki pola konsumsi yang efisien dan berkelanjutan. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat modern yaitu kesadaran akan pentingnya diet sehat yang mendorong banyak orang untuk mengurangi konsumsi daging dan kemudia beralih ke sumber makanan yang lebih ramah lingkungan seperti sayuran dan biji -- bijian. Selain gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah peran kebijakan dan faktor sosial dalam proses pengelolaan sumber daya dan populasi. Dapat dilihat bahwa negara -- negara yang melakukan penerapan kebijakan efektif pada pengelolaan sumber daya, Pendidikan, dan Kesehatan merupakan negara yang cenderung memiliki pertumbuhan populasi yang lebih terkendali serta mampu dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakatnya. Negara yang memiliki system kesejahteraan sosial kuat dan Pendidikan yang sangat baik, serta angka kelahiran yang rendah akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Dilihat dari teori yang malthus gunakan dapat dilihat bahwa Malthus memiliki asumsi mengenai pertumbuhan penduduk yang terlalu sedrhana, dimana malthus yang mengasumsikan bahwa pertumbuhan penduduk selalu mengikuti pola eksponsial tanpa melihat dan memperhitungkan faktor -- faktor lain seperti faktor sosial, budaya, dan faktor ekonomi yang lebih mendalam. Dalam kebenarannya banyak negara yang telah berhasil menurunkan angka kelahiran melalui program keluarganberencana, peningkatan Pendidikan perempuan yang lebih tinggi, dan urbanisasi. Malthus juga mengabaikan pertumbuhan inovasi teknologi, dimana dalam hal ini malthus tidak melihat perhitungan kemampuan manusia dalam melakukan inovasi. Seperti contoh Revolusi hijau, dimana telah dbuktikan bahwa produksi pangan dapat ditingkatkan secara signifikan melalui pengembangan varietas pangan yang unggul, penggunakan pupuk yang telah berinovasi, dan teknologi pertanian yang lebih modern. Bioteknologi dalam pertanian telah membuka peluang untuk penciptaan tanaman pangan yang lebih produktif dan lebih tahan terhadap perubahan iklim. Adanya pendistribusian Sumber daya yang tidak merata menyebabkan masalah kelaparan dan kekurangan pangan yang seringkali bukan disebabkan karena produksi pangan yang tidak dapat mencukupi, namun karena adanya distribusi yang tidak adil dan merata. Adanya ketimpangan sosial, konflik, dan korupsi sering menjadi penyebab utama sebagian besar populasi di dunia yang kekurangan pangan, sementara sebagian kecil dapat hidup dalam kemewahan. Malthus juga masih mengabaikan adanya dampak dalam kerusakan lingkungan karena pengaruh produksi pangan, degradasi lahan, perubahan ikim, polusi lingkungan dapat menjadi penyebab menurunnya prlduktivitas pertanian. Namun dibalik itu manusia memiliki kemampuan dalam memperbaiki lingkungan dan mengembangkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Sehingga adanya peran kebijakan Pemerintah dalam bidang pertanian, Kesehatan, maupun keluarga berencana memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan. Investasi pada bidang infrastruktur, penelitian, dan pengembangan teknologi juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

Teori Malthusian seringkali mengabaikan dimnamika sosial dan juga ekonomi yang lebih kompleks, dimana Malthus lebih berfokus pada pertumbuhan populasi yang menjadi ancaman utama, namu pertimbangan bagaimana kebijakan pemerintah dan intervensi sosial yang memiliki peran penting dalam pengelolaan pertumbuhan populasi serta distribusi sumber daya masih terbilang sangat kurang. Malthus juga cenderung mengabaikan aspek lingkungan di dalam analisis yang diberikan, meskipun dia memberikan pemahaman mengenaik kelangkaan sumberdaya, dia tidak memperhitungkan apa dampak dan seberapa besar dampak yang terjadi akhibat dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh praktik pertanian yang tidak berkelanjutan. Dengan Teknik pertanian yang ramah lingkungan petani dapat dengan mudah meningkatkan hasil panen tanpa merusak lingkungan, sehingga menunjukkan bahwa pendekatan Malthusian tidak sepenuhnya relevan dalam dunia yang telah modern. Seperti hal yang sering terjadi yaitu ketidakmerataan distribusi sumber daya dan ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang seharusnya diperhitungkan oleh Malthus. Banyak orang di dunia menghadapi kelaparan bukan karena kekurangan sumber pangan, tetapi dikarenakan akses yang tidak adil terhadap sumber pangan. Hal ini sering terjadi akibat konflik, korupsi, dan kebijakan yang tidak efektif dimana seringkali menjadi sebuah penghalang bagi pendistribusian pangan yang merata. Sehingga untuk memahami tantangan yang dihadapi dalam pangan dan populasi perlu jauh lebih memberikan pandangan yang lebih luas dari pandangan Malthusian. Sehingga dapat menjadi kesimpulan bahwa meskipun teori Malthusian memberikan banyak wawasan mengenai hubungan antara populasi dan sumberdaya masih banyak yang perlu diberikan pemahaman dalam lingkup yang lebih luas yang dimana mencakup perkembangan sosial, ekonomi, maupun teknologi yang bergerak di dunia yang modern.

Daftar Pustaka :

Aprilya, I., & Juliprijanto, W. (2022). Pengaruh Jumlah Penduduk, Umr, Dan Tpt Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Transekonomika: Akuntansi, Bisnis Dan Keuangan, 2(5), 469--482. https://doi.org/10.55047/transekonomika.v2i5.238

Dirsa, A. (2021). Global Conferences Series: Social Sciences , Education and Humanities ( GCSSSEH ), Volume 11 , 2021 2 nd UIN Imam Bonjol International Conference on Islamic Education ( UINIBICIE ) 202 1 The existence of minangkabau culture subject in the curriculum of 2. Global Conferences Series: Social Sciences, Education and Humanities (GCSSSEH), 11(2), 120--123.

Nurfitriyah Salihah Shaharin, Azri Bhari, Nurul 'Ain Mohd, Mahyuddin, M., Khalid Yusof, M. F. M., Mohd Ashrof Zaki Yaakob, Norazlina Mamat, & Abdullah, M. Y. (2022). Analisis Literatur Teori Kemiskinan Dari Perspektif Konvensional Dan Islam. Al-Qanatir, 27(2), 13--21.

Purba, B., Sihombing, A. E., Azizah, L. N., & Purba, A. A. (2024). Analisis Penerapan serta Hambatan Pemikiran Tokoh--tokoh Ekonomi Klasik terhadap Sistem Ekonomi Masa Kini. El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat , 4(3), 148--159. https://doi.org/10.47467/elmujtama.v4i3.1151

Sabiq, R. M., & Nurwati, N. (2021). Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Tindakan Kriminal. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 3(2), 161. https://doi.org/10.24198/jkrk.v3i2.35149

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun