Mohon tunggu...
Della Nurlaelanti Putri
Della Nurlaelanti Putri Mohon Tunggu... Editor - menggigil adalah rute menuju ibu kota tubuhmu

ONE STEP AT A TIME

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Ban Bekas sebagai Pemecah Ombak di Pantai Tanjung Pakis

1 Februari 2024   21:40 Diperbarui: 15 Februari 2024   10:41 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta 27/01/24---Para sejumlah mahasiswa Universitas Siber Asia Jakarta Selatan Prodi Komunikasi, melakukan sebuah kunjungan penelitian guna Implementasi Mata Kuliah Corporate Social Responsibility (CSR) yang turut berpartisipasi lewat program CSR bersama perusahaan Planet Ban dan komunitas Elang Laut yang juga sebagian besar anggotanya merupakan masyarakat sekitar yang mempunyai peran dalam pelestarian lingkungan terutama pesisir pantai Tanjung Pakis Karawang untuk menanggulangi abrasi.

Pantai Tanjung Pakis di Karawang, Jawa Barat, sedang menghadapi tantangan serius akibat abrasi pantai yang terus berlangsung. Peningkatan aktivitas manusia, perubahan iklim, dan kurangnya kesadaran akan keberlanjutan pantai telah menyebabkan garis pantai yang terkikis dan memberikan dampak negatif pada ekosistem pesisir. Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, Mahasiswa Universitas Siber Asia mengambil inisiatif dengan melakukan kunjungan untuk memberdayakan ban bekas dari Planet Ban sebagai solusi pencegahan abrasi pesisir pantai. 

Sebelum kunjungan dilakukan, Mahasiswa Universitas Siber Asia yang diberi tugas oleh dosen pengampu Ibu Rosanah, S.S., M.I.Kom., AMIPR., C.PS untuk melakukan studi awal untuk menilai potensi ban bekas sebagai bahan konstruksi pelindung pantai untuk program CSR ini. Yakni dengan memahami karakteristik pantai dan tantangan yang dihadapi serta mengidentifikasi ban bekas sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara efektif. Potensi kreatif dalam mendaur ulang ban bekas menjadi solusi berkelanjutan menjadi fokus utama dalam membantu pencegahan abrasi.

Dalam 30 tahun terakhir, lahan seluas 69,28 hektar di daerah pesisir Desa Tanjung Pakis telah terdampak abrasi yang masif. Limbah ban motor bekas dipilih sebagai alat pemecah ombak karena sifat elastis karet pada ban yang dapat menyerap energi dari gelombang laut dan memecahkannya menjadi energi kinetik yang lebih rendah. Itupun berkat program CSR yang dilakukan oleh Planet Ban dan warga setempat yang menyulap ban bekas menjadi alat pemecah ombak penangkal Abrasi. Upaya pengelolaan limbah ban ini merupakan bagian dari implementasi prinsip 5i (Reduksi Emisi, Konversi, Konservasi, Proteksi dan Mediasi) yang diadopsi Planet Ban dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.

Untuk lebih dalam mengetahui hal tersebut, para mahasiswa menaiki perahu sampan yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi rumah Pak Kardi selaku tokoh masyarakat yang membina komunitas Elang Laut untuk menuju tempat abrasi yang sudah dipasangkan APO dan pohon mangrove.  Kardi (46), mengatakan bahwa abrasi yang terjadi di pantai Tanjung Pakis sudah menggerus 3 kilo meter dari bibir pantai. Bahkan tanah di Desa Bungin sudah dibaluti pasir. Adanya kolaborasi  pemberdayaan ban bekas yang didorong oleh planet ban kepada Desa Bungin sangat membantu pencegahan abrasi hingga ban bekas yang dijadikan APO menciptakan daratan baru 10 meter dari bibir pantai. 

"Hampir sebagian rumah di desa Bungin  sudah pasir semua ini karena adanya Abrasi", kata pak Kardi.

Adanya program CSR pemanfaatan ban bekas dari Planet Ban membawa angin segar bagi warga desa Bungin Tanjung Pakis. Pasalnya, mereka tidak hanya mendapatkan dukungan berupa penanggulangan abrasi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi para warga setempat untuk menyulap ban bekas menjadi alat pemecah ombak. Selain itu, Kardi memaparkan bahwasannya ia juga memiliki harapan bahwa kawasan desa Bungin di pesisir pantai Tanjung Pakis ini bisa menjadi tempat wisata dan memberdayakan sumber daya manusia setempat.

doc. unsia
doc. unsia
DOkpri
DOkpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun