Edukasi seks membantu anak untuk mengerti kegunaan alat reproduksi mereka, bagaimana menjaganya, penyakit apa saja yang bisa didapat jika tidak mau menjaga, dst. Malah, dengan dikitnya pengetahuan tentang seks membuat anak semakin penasaran dan mencoba untuk mencari jawabannya sendiri dengan mengakses hal-hal yang senonoh.
Makna pacaran yang harusnya menjadi fase saling mengenal satu sama lain lebih dalam, memperbaiki kepribadian masing-masing dan memberikan memori-memori manis menjadi rusak hanya karena cara berpikir yang pendek.Â
Menyelesaikan masalah seks bebas, HIV, hamil diluar nikah tidak dapat diselesaikan dengan melarang berpacaran. Itu hanya batang yang ditebas, bukan akar. Akan lebih baik kalau dimulai dengan perhatian orang tua, pendidikan moral, nilai dan norma, agama dan edukasi seks yang lebih memadai agar kepribadian anak bisa dibentuk menjadi lebih baik sesuai agama yang dianut dan budaya Indonesia.Â
Pada akhirnya, keinginan untuk berperilaku zinah adalah pilihan individu, tidak dapat disalahkan karena dirinya memiliki seorang pacar, karena dizaman sekarang seks tidak perlu selalu bersama pacar.
PS : Diingatkan bahwa seks bebas di Indonesia tidak ada undang-undang yang mengatur tentang hal tersebut. Selama itu bukan pesta seks, penyebaran HIV, pornografi, pemerkosaan, anda tidak berhak untuk main hakim sendiri, merusak psikologi/mental dan masa depan orang lain. (Melihat kejadian akhir tahun 2017 sepasang kekasih diarak warga karena DIDUGA berperilaku mesum).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H