Mohon tunggu...
Adelita Cahya Ramadani
Adelita Cahya Ramadani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Nutrisionis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Dilema PTM Terbatas dan Peningkatan Kasus Covid-19

15 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 3 Februari 2022   06:15 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian ini menunjukkan bahwa pembukaan kembali sekolah (terutama sekolah menengah) dikaitkan dengan peningkatan risiko penularan baik di kalangan siswa maupun masyarakat luas.

Seberapa Efektifkah Penerapan PTM Terbatas di Indonesia?

Dikutip dari temuan Pusat Penelitian dan Kebijakan Kemendikbud RI tahun 2021, sekolah yang telah menerapkan PTM terbatas dinilai cukup baik dalam menyediakan sarana dan fasilitas yang mendukung kebijakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. 

Beberapa daerah menerapkan protokol kesehatan sesuai konteks lokal untuk dapat melaksanakan kegiatan PTM Terbatas ini. Namun, jika tanpa pengawasan, sebagian warga sekolah terkadang kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. 

Waktu pulang sekolah merupakan saat yang paling rawan untuk timbulnya pelanggaran protokol kesehatan karena tidak menutup kemungkinan terjadi lebih banyak kontak antar siswa akibat tidak adanya pemantauan langsung oleh para pendidik saat siswa berada di luar sekolah.

Oleh karena itu perlu untuk dilakukannya evaluasi secara berkelanjutan mengenai pelaksanaan PTM Terbatas demi menjamin keamanan dan keselamatan warga sekolah serta kerjasama antar orang tua, instansi, dan masyarakat dibutuhkan untuk mengawasi siswa pada jam-jam tertentu terutama pada saat sekolah dimulai ataupun saat jam sekolah sudah berakhir.

Sumber gambar: www.nasional.kompas.com
Sumber gambar: www.nasional.kompas.com
Klaster Covid-19 di Sekolah akibat PTM Terbatas Terjadi di Indonesia, Benarkah?

Mengutip dari artikel VOA Indonesia, Mendikbudristek Nadiem Makarim menepis berita yang menerangkan bahwa klaster baru COVID-19 mulai bermunculan seiring dengan percobaan kegiatan PTM secara terbatas. 

Menurutnya, kasus yang menyebutkan bahwa 2,8 persen sekolah menjadi klaster COVID-19 merupakan hasil akumulatif kasus selama berlangsungnya pandemi COVID-19. 

Beberapa strategi akan diterapkan pihak Kemenkes diantaranya secara aktif berkontribusi dalam penemuan kasus positif di institusi pendidikan yang nantinya secara statistik akan didapatkan hasil yang lebih akurat dan valid untuk menentukan langkah ataupun kebijakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar. 

Kolaborasi ini dilakukan dengan tujuan agar PTM dapat dilaksanakan oleh semua sekolah untuk mengantisipasi dampak dari learning loss bagi anak didik akibat kondisi pandemi COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun