Mohon tunggu...
Adeliqa DwiPutri
Adeliqa DwiPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

Saya adalah mahasiswa aktif Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Saya tertarik dalam hal di bidang politik, ekonomi, pemerintahan, sosial media, dan hubungan internasional. Dalam berlangsungnya kegiatan perkuliahan saya mengikuti beberapa kegiatan yang mendukung saya dalam berkembang dan belajar, baik itu dalam kampus maupun diluar kampus. Saya mahasiswa yang memiliki minat yang tinggi dalam mempelajari sesuatu guna meningkatkan kemampuan dan skill saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Impor Beras jadi Ancaman bagi Petani Indonesia

21 Februari 2023   22:36 Diperbarui: 26 Februari 2023   20:11 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia sudah terkenal dengan negara yang bahan pokok makannya itu adalah nasi, salah satu negara yang disebut negara agraris karena Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Indonesia adalah di sector pertanian. Posisi negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis menjadi pendukung Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan memiliki lahan yang subur dan tumbuhan dapat tumbuh dengan cepat. Masyarakat Indonesia yang hampir seluruhnya mengkonsumsi beras yang membuat Indonesia menjadi negara terbesar dalam konsumsi beras. Ucapan "belum makan kalau belum makan nasi" merupakan ucapan yang kerap diucapkan masyarakat Indonesia, karena memang masyarakat Indonesia makanan pokoknya adalah nasi.

Jika Indonesia negara penghasil beras dan memiliki lahan pertanian yang besar dan subur, mengapa sampai sekarang masih ada isu mengenai Indonesia yang mengimpor beras dari luar negeri? Apakah itu suatu fakta? Bagaimana dampak kedepannya? Apakah itu dapat menjadi suatu ancaman bagi negara Indonesia?

Presiden negara Indonesia, Joko Widodo mengatakan Indonesia harus melakukan impor beras guna memenuhi kebutuhan beras nasional, walaupun bulan Februari 2023 ini Indonesia panen raya.

Mulai dari tahun 2000 hingga sekarang Indonesia aktif melakukan impor beras dari negara lain tiap tahunnya, tujuannya untuk menjaga ketersediaan stok beras agar ketahanan pangan tetap terjaga. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Impor beras Indonesia dari Januari-November 2022 mencapai 326,5 ribu ton, dan kebanyakan berasal dari negara India. Pada akhir tahun 2022 kemarin, menurut Sekretaris Bulog, Awaluddin Iqbal, terdapat 24 ribu ton beras impor dari Vietnam dan Thailand masuk ke Indonesia. Diprediksi ada 500 ribu ton beras yang akan datang hingga Februari 2023. Beras-beras impor itu biasanya harganya jauh lebih murah dari beras lokal, harga beras lokal biasanya sekitar Rp 12.261 per kg sedangkan beras dari Thailand Rp. 8.077 per kg.

Menurut data-data tersebut, Indonesia cukup banyak dalam mengimpor beras dari negara lain. Mengapa Indonesia melakukan impor beras? Apa yang melatarbelakanginya?

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan tingkat konsumsi yang tinggi, hal itu menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia mengimpor beras nasional. Keperluan beras belum bisa 100% terpenuhi jika Indonesia hanya mengandalkan pada produksi beras dari dalam negeri. Tingkat konsumsi komoditi beras di negara Indonesia mencapat hampir 120kg/tahun, sedangkan rata-rata konsumsi beras di dunia hanya 60kg/tahun.

Adanya pengalihan fungsi lahan juga menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia mengimpor beras. Banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan untuk Kawasan Industri, Kawasan perdagangan, bahkan menjadi lahan daerah tempat tinggal. Fenomena pengalihan lahan ini memiliki dampak yang cukup serius untuk pertanian karena, mengingat Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi beras yang cukup tinggi. Konsumsi beras yang tinggi di Indonesia harus di imbangi dengan produksi beras yang cukup agar tidak terjadinya krisis pangan.

Impor beras ini merupakan jalan keluar bagi pemerintah agar kebutuhan beras di negara terpenuhi, tetapi hal ini juga memiliki beberapa dampak bagi negara Indonesia.

Dampak yang dapat dirasakan pastinya dari petani dalam negeri, karena adanya perbedaan harga beras lokal dan beras impor, kebanyakn orang akan memilih dengan harga yang murah. Beras-beras lokal yang dihasilkan petani Indonesia tidak dapat bersaing dengan beras yang impor, yang pastinya itu akan merugikan petani.

Petani Indonesia dapat mengalami mogok tanam padi karena hal tersebut, dan hal tersebut dapat menjadi masalah karena akan semakin mengurangnya produksi beras di Indonesia yang mengharuskan Indonesia tetap harus mengimpor beras dan akan memperburuk keuangan secara APBN.

Jika ingin bersaing dan menyamakan dengan beras impor, petani Indonesia harus menurunkan harga beras menjadi murah, sedangkan hal tersebut tidak sebanding dengan biaya produksi padi yang cukup tinggi, tetapi hasilnya sedikit. Hal tersebut menjadi beban kepada petani Indonesia. Mereka juga bisa kehilangan pekerjaan mereka karena mengingat beras yang mereka produksi tidak dapat bersaing dengan beras impor, jika beras impor terus di produksi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia dalam kasus ini mungkin dapat memperluas lagi lahan pertanian di Indonesia, agar semakin banyak lahan pertanian dan hal tersebut juga dapat memperluas lapangan pekerjaan.

 Masuknya beras impor ke Indonesia dapat juga menjadi ancaman keamanan ekonomi, karena pastinya orang banyak lebih memilih beras impor yang jauh lebih murah daripada beras lokal, akhirnya banyak petani yang kehilangan pekerjaan mereka dan banyak lahan pekerjaan yang hilang. Jika mereka memaksakan untuk bersaing dengan beras impor dengan cara menurunkan harga, mereka hanya dapat sedikit keuntungan yang dapat menyebabkan kerugian. Tingkat kemiskinan akan semakin meningkat karena kehilangan lapangan pekerjaan itu dan menyebabkan penganguran

Impor beras ini memiliki dampak yang menguntungkan dan juga merugikan bagi beberapa penduduk Indonesia yang dapat menimbulkan ancaman. Akankah kedepannya pemerintah dapat menanggulangi masalah tersebut? Jika impor beras terus berlangsung kedepannya, bagaimana nasib para petani Indonesia yang kebanyakan menjadi tulang punggung perekenomian keluarga mereka?

REFERENSI:

Ariska, F. M., & Qurniawan, B. (2021). Perkembangan Impor Beras di Indonesia. Jurnal Agrimals.

Ruvananda, A., & Taufiq, M. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di Indonesia. KINERJA: Jurnal Ekonomi dan Manajemen.

Nama : Adeliqa Dwi Putri Yanti Wibowo (07041282126077)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah: Nur Aslamiah Supli,BIAM.,M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun