Mohon tunggu...
Adeline Wibawa
Adeline Wibawa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Benar Bagian dari Tulang Kita yang Tidak Berfungsi Akan Hilang?

25 Oktober 2017   10:23 Diperbarui: 25 Oktober 2017   10:46 2298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: KidsPressMagazine.com

Di dalam melakukan aktifitas sehari-hari pastinya kita melakukan banyak gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk bergerak tentunya dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia untuk melakukannya.Nah, apakah itu ? Tentunya saat kita melakukan pergerakan tubuh erat kaitannya dengan tulang. Tulang sendiri adalah alat gerak pasif yang dimana tulang hanya bisa bekerja atau bergerak apabila ada bantuan dari otot. Susunan dari berbagai jenis tulang yang terhubung dan tersusun rapi dan teratur  oleh sendi dan digerakan oleh otot akan membentuk rangka .

Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.

Walaupun di dalam tubuh kita terdapat banyak sekali tulang yang membentuk rangka , apakah semua bagian dari rangka itu berfungsi ? Para ahli berpendapat bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama, dalam hitungan jutaan tahun. Perubahan-perubahan itu dapat berjalan jauh menyimpang dari struktur aslinya sehingga menimbulkan spesies baru. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini bukanlah makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan. Tidak bisa dipungkiri pasti banyak dari kita yang bertanya-tanya bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi ? Pernahkah kita berpikir, siapakah nenek moyang kita? Dari berbagai proses pengamatan, bukti yang ada, dan penelitian yang dilakukan para ahli, akhirnya muncul suatu teori evolusi. Evolusi sendiri adalah perubahan mahluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama akibat seleksi alam pada variasi genetik yang menghasilkan spesies baru .Teori evolusi ini diperkuat dengan adanya bukti-bukti evolusi . Salah satunya adalah tentang organ vestigial.

Pernahkah anda mendengar tentang istilah vestigialitas, apa sebenarnya yang dimaksud Vestigialitas? Charles Darwin sendiri, menyebut istilah vestigial ini dengan sebutan organ rudimen di dalam bukunya berjudul The Origin of Species pada halaman 571-581 dan Prof H.H. Newman, dalam bukunya, Evolution, Genetics and Eugenicsmendefinisikan organ vestigial adalah organ-organ tak terpakai yang pada golongan hewan lain organ ini masih mempunyai fungsi.

Vestigialitas adalah sifat yang terjadi pada organ tubuh yang tidak digunakan sehingga semakin lama akan menyusut yang biasanya disebut rudimentasi atau mengalami reduksi dan tampaknya kehilangan seluruh atau sebagian besar fungsi awal organ tersebut karena terjadinya proses evolusi. Organ vestigial merupakan bukti evolusi melalui seleksi alam . Karena akan membuang waktu saja untuk menyediakan darah , zat-zat makanan , dan ruangan bagi  organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting dan dengan demikian cenderung organ tersebut akan menghilangkan strukturnya yang tidak berfungsi lagi. Vestigialitas terjadi pada anatomi organisme, perilaku organisme, maupun lintasan biokimia organisme. Beberapa karakter biasanya menghilang pada awal perkembangan embrio, namun ada pula yang terus ada sampai dengan dewasa. Struktur vestigial sering disebut sebagai organ sisa walaupun tidak semuanya benar-benar organ. Sejarah ilmu pengetahuan telah melakukan dokumentasi yang meyakinkan tentang organ sisa dalam tubuh manusia dalam jumlah banyak. Organ sisa adalah organ tubuh yang dianggap sebagai sisa evolusi yang masih terdapat pada tubuh manusia hingga sekarang. Organ ini dianggap oleh para pendukung teori Evolusi sebagai organ yang tidak mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia. Bedasarkan pengertian diatas kita melihat hubungan antara organ vestigial dengan rudimentasi yaitu , organ tubuh yang mengalami rudimentasi disebut organ vestigial. Weidersham, seorang ahli Anatomi mengklaim bahwa jumlah organ vestigial pada manusia berjumlah 180 buah. Padahal saat ini banyak organ yang dulu dikatakan tidak berfungsi, ternyata berfungsi. Penulis akan membahas lebih lanjut tentang organ vestigial melalui contohnya sendiri , yaitu gigi bungsu , amandel , puting susu laki-laki , Arrector Pili,rambut dan tulang ekor.

Sumber: jointsis.com
Sumber: jointsis.com
Sebagian orang pernah mengalami jatuh terduduk yang menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada tulang ekor. Coccyxatau tulang ekor terletak pada pangkal bawah tulang punggung. Pada tulang ekor, terpaut beberapa otot dasar panggul, tendon, serta ligamen. Sehingga kadang-kadang tulang ekorpun dianggap sebagai bagian yang vital . Berbicara tentang tulang ekor atau coccyx , tentunya kita sering mendengar tentang kemiripan manusia dengan hewan primata lainnya , monyet.  Tetapi mengapa monyet memiliki ekor yang  sangat panjang sedangkan kita dan kera besar (orang utan dan gorilla) terlihat seperti tidak memiliki ekor. Itu dikarenakan manusia mempunyai kekerabatan yang cukup dekat dengan kera dan monyet. Sebenarnya kita juga memiliki ekor,dapat dibuktikkan dengan adanya tulang ekor kita terletak dibagian bawah ruas tulang belakang dan berjumlah 4 segmen pada waktu embrio dan akhirnya menjadi 1 segmen saat dewasa. Mengapa hal ini terjadi? Kita yang mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan monyet, monyet memiliki ekor yang tetap panjang sedangkan manusia menjadi tidak nampak ? Hal ini dikarenakan monyet selalu aktif dalam menggunakan ekornya dalam aktivitas sehari-hari , seperti untuk keseimbangan saat monyet meloncat dari pohon satu ke pohon yang lain , untuk bergelantungan di pohon dengan ekor sebagai penumpu. Dan juga karena tempat hidup atau habitat monyet sering berada di atas pohon dibanding di tanah .

Tetapi tidak sedikit dari kitapun yang menganggap tulang ekor tidak memiliki fungsi yang penting . Setelah melihat tentang hubungan antara tulang ekor manusia dengan monyet dan dengan didukung oleh teori Jean Bapttiste Lammarck dalam bukunya yang berjudul Philosophie Zoologique mengungkapkan tentang teorinya yaitu organ yang sering digunakan akan berkembang dan yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (rudimenter) atau dikenal dengan hukum use dan diuse . Pada pernyataan Lammarck tersebut kita sudah disinggung bahwa kita , manusia tidak pernah menggunakan ekornya. Sehingga ekor kita mengalami rudimenter yaitu hilang atau berkurangnya struktur atau fungsi suatu organ yang tidak pernah digunakan. Banyak dari kita yang belum mengerti benar apakah fungsi dari tulang ekor sendiri walapun bukan merupakan fungsi yang penting ,tetapi faktanya tulang ekor mempunyai kegunaan yaitu untuk menyangga tulang-tulang disekitar panggul dan menjadi titik pertemuan dari beberapa otot kecil. Tanpa tulang ekor , manusia tidak bisa duduk dengan nyaman.

 Menurut Lamarck, jerapah pada mulanya berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Mengapa jerapah harus menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi. Dari contoh tersebut jelas bahwa faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah mempengaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubahan struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan kepada keturunannya.

Selain tulang ekor ,gigi bungsu adalah salah satu struktur vestigial dari tubuh manusia.Nenek moyang kita memiliki rahang yang jauh lebih besar daripada yang kita miliki, yang membantu mereka mengunyah makanan keras dari akar, kacang dan daun. Daging yang mereka makan harus mereka robek dengan gigi, yang mana membuat gigi ini perlu digantikan. Maka muncullah gigi bungsu. Geraham ketiga ini diyakini menjadi jawaban evolusi untuk mengakomodasi kebiasaan makan nenek moyang kita.Hari ini, kita memiliki peralatan untuk memotong makanan kita. Makanan menjadi lebih lembut dan lebih mudah untuk dikunyah, dan mengakibatkan rahang kita jauh lebih kecil. Ini yang menyebabkan gigi bungsu sering menyakitkan ketika mereka datang, dimana kini tidak ruang untuk mereka. Seperti usus buntu, gigi bungsu telah menjadi organ sisa. Salah satu perkiraan mengatakan 35 persen dari populasi manusia lahir tanpa gigi bungsu. Kadang-kadang, gigi ini tidak tumbuh sama sekali dan terus tetap dalam tulang rahang selama hayat pemilik.Dengan ini jelas halnya bahwa gigi bungsu adalah vestigialitas , karena mereka tidak berguna ketika makan. Manusia biasanya tidak mengunyah dengan menggunakan gigi bungsu ini karena mereka terlalu jauh ke belakang dalam mulut kita. Gigi bungsu ini dianggap membuktikan bahwa manusia berevolusi dari primata yang memiliki mulut jauh lebih besar dan mampu menggunakan gigi-gigi ini. 

Banyak dokter gigi yang terpengaruh pernyataan evolusionis bahwa gigi bungsu tidak berfungsi, telah berpandangan bahwa pencabutan gigi bungsu sesuatu yang biasa dan mereka tidak melakukan usaha pemeliharaan yang sama padanya seperti pada gigi yang lain. Akan tetapi penelitian di tahun-tahun terakhir menunjukkan, gigi bungsu memiliki fungsi mengunyah, sama seperti gigi lain. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anggapan "gigi bungsu mengganggu posisi gigi lain" adalah sama sekali tak beralasan. Faktanya kesepakatan ilmiah menyatakan bahwa gigi geraham bungsu berfungsi mengunyah, sama dengan gigi lain dan tidak ada pembenaran ilmiah yang mendukung keyakinan bahwa gigi geraham bungsu tidak memiliki kegunaan.

Amandel juga merupakan salah satu dari organ vestigial . Banyak orang yang menganggap amandel tidak memiliki kegunaan dan malah kerap menimbul masalah karena sering mengalami peradangan dan infeksi sehingga segera disingkirkan tanpa berpikir dua kali. Kenyataanya , melalui riset para ahli kedokteran , amandel ternyata memiliki kegunaan sebagai unit di garis depan dalam sistem kekebelan tubuh manusia. Amandel berperan sebagai penyaring terhadap virus dan bakteri yang hendak masuk melalui mulut dan amandel juga melindungi tenggorokan melawan infeksi bagi anak-anak atau remaja yang sistem kebebalan tubuhnya belum berkembang secara sempurna. Rambut juga merupakan organ vestigial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun