Mohon tunggu...
Adeline Sinaga
Adeline Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Studi Cina

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Aksi Heroik Perempuan dalam Film "The Flowers of War" (2011)

15 Juli 2023   09:30 Diperbarui: 15 Juli 2023   10:01 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Orang-orang bilang, 'para pelacur itu tak memiliki hati'. Jadi, besok mari kita lakukan sesuatu yang terhormat dengan hati kita.” (Cuplikan ujaran Ling, salah satu perempuan penghibur, pada 1:46:02. (Sumber: Film The Flowers of War (2011)).

Para perempuan penghibur itu sebenarnya adalah perempuan-perempuan berhati lembut dan penyayang, mereka menjadi sedikit kasar dan berlidah tajam karena pekerjaan yang menuntut mereka berlaku demikian. Ketika mereka memberikan “pesan terakhir” dan barang-barang kepunyaan mereka untuk disimpan atau dititip kepada siswi-siswi itu, mereka terlihat seperti kakak yang sedang berbicara dengan adik mereka sendiri. Banyak dari mereka yang menyebut siswi-siswi itu sebagai adik kecil atau xiao meimei, seperti pada menit 1:53:04 dan 1:53:35. Tidak hanya itu, mereka juga rela mengubah penampilan mereka sepenuhnya dengan mengganti pakaian mereka menjadi seragam sekolah dan memotong rambut mereka menjadi pendek, mirip seperti siswi-siswi biara (2:02:42). Mereka mengorbankan diri mereka sendiri karena merasa para siswi tidak pantas melakukannya dan masih punya masa depan yang panjang. Artinya, ada rasa belas kasih yang begitu besar dari para perempuan penghibur ini. Mereka bisa saja membiarkan siswi-siswi itu pergi sehingga mereka dapat melarikan diri, tetapi niat mereka tidak seperti itu. Mereka lebih memilih mengorbankan diri sendiri daripada harus mengorbankan siswi-siswi biara yang lugu.

Pada akhirnya, pengorbanan perempuan-perempuan penghibur itu tidak sia-sia. Siswi-siswi biara dapat keluar menyelamatkan diri dari gereja bersama dengan John. Di akhir film, tidak diceritakan bagaimana nasib perempuan-perempuan itu. Mereka hanya dipaksa masuk ke truk lalu dibawa pergi entah kemana. Namun, banyak hal yang dapat kita ambil dari sikap heroik perempuan dalam film The Flowers of War ini, diantaranya adalah dalam kondisi mendesak seperti perang, tidak peduli siapakah orangnya, bagaimana latar belakangnya, atau bagaimana pandangan masyarakat terhadap orang itu, maka saling membantu dan menolong adalah hal yang harus dilakukan setiap orang. Seperti para perempuan penghibur yang mendapat stigma negatif dari masyarakat, tetapi stigma itu tidak menghalangi mereka untuk bersedia berkorban.

Orang-orang yang dianggap tidak bermoral dan dianggap rendah dalam masyarakat justru menunjukkan perbuatan mulia untuk menolong yang lebih lemah. Perbuatan mulia para perempuan penghibur ini meruntuhkan stereotip negatif yang diberikan masyarakat pada mereka. Mereka sebenarnya adalah manusia yang memiliki hati nurani dan keberanian tinggi yang tidak dimiliki semua orang, bahkan orang yang dianggap bermoral tinggi sekalipun. Perempuan juga memiliki kekuatan dan posisi yang tidak berbeda dari tokoh-tokoh pahlawan pada umumnya. Aksi-aksi heroik perempuan dalam film ini membuktikan bahwa aksi heroik tidak harus dilakukan oleh tokoh yang kuat, gagah, dan oleh laki-laki, tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja dengan ketulusan hati, keberanian, dan rasa rela berkorban untuk menolong sesama.

Daftar Referensi

安蔚 An Wei. (2023). “The Flowers of War”: A special case for China’s film industry - China.org.cn. Diambil dari 2 Juni 2023, dari website China.org.cn: http://www.china.org.cn/arts/2011-12/22/content_24220759.htm

Heroik. (2016). Pada KBBI Daring. Diambil 1 Juni 2023, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/heroik

Hu, Y. (2018). Wency Yajing——Explore Semiotics: The Flowers of War | CCTP 748 – Media Theory & Meaning Systems. Diambil dari 2 Juni 2023, dari website  Georgetown.edu: https://blogs.commons.georgetown.edu/cctp-748-spring2018/2018/02/27/wencyyajing-explore-semiotics-the-flowers-of-war/

Nanjing Massacre. (2019). Nanjing Massacre. Diambil dari 2 Juni 2023, dari website USC Shoah Foundation: https://sfi.usc.edu/collections/nanjing-massacre

‌Pulver, A. (2012). The Flowers of War – review. Diambil dari 1 Juni 2023, dari website the Guardian: https://www.theguardian.com/film/2012/feb/14/flowers-of-war-berlin-2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun