Nah, guys.. Sudah penasaran bagaimana cerita selanjutnya?!
Eitss, sebelum itu, mari kita review sedikit mengenai novel seri pertama Trilogy Grisha berjudul "Shadow and Bone."
     Meskipun buku karya Leigh Bardugo ini merupakan terjemahan dari karya aslinya. Bahasa Indonesia yang digunakan buku ini sangat mudah dipahami. Memiliki alur cerita yang sederhana dan cepat juga selalu membuat penasaran. Misalnya, ketika menggambarkan pengenalan latar belakang Alina yang dijelaskan dengan singkat namun juga membuat pembaca mengerti. Sampai saat penulis dengan lihainya mengantarkan pembaca langsung kepada isi ceritanya.
     Dalam isi ceritanya, buku ini memuat banyak tokoh yang menarik dan kompleks. Seperti tokoh Ana Kuya, yang pernah mendidik Alina dan Mal semasa mereka berada di panti asuhan. Marie dan Nadia, sepasang Grisha yang gemar bergosip. Genya, sahabat terdekat Alina. Botkin, Baghra, Ivan, David, Zoya, Alexei, Eva, Mikhael, dan masih banyak lagi yang memberikan 'perasa' dalam isi cerita. Namun, ada beberapa tokoh tambahan yang karakternya tidak didalami dengan sempurna. Misalnya, tokoh David, Eva dan Mikhael yang muncul beberapa kali dalam cerita, dengan beberapa dialog, dan tidak didalami bagaimana watak, juga latar belakangnya. Sehingga, pembaca kurang mendalami karakter dari tokoh tambahan yang ada di dalam buku.
     Di buku ini ada bagian yang sangat menarik untuk pembaca, yaitu peta negara Ravka (peta negara yang di tinggali tokoh). Sehingga, ketika pengarang menceritakan perjalanan tokoh dari satu tempat ke tempat lain, kita dapat tahu ia di daerah mana dan adakah karakteristik di daerah itu. Seperti adakah rusa jantan Morozova di Tsibeya? Atau adakah Volcra di daerah tersebut? Kita dapat mengetahuinya dengan ilustrasi pada peta di bagian awal buku.
     Buku Shadow and Bone ini, lebih berfokus terhadap ceritanya. Jadi, wujud tokoh atau latar tempat yang diceritakan tidak spesifik diilustrasikan dalam bentuk gambar. Namun, hanya digambarkan dengan kata-kata. Seperti, kutipan dalam buku yang berbunyi "Tapi lelaki yang duduk di panggung kelihatannya tidak jauh lebih tua daripada aku. Dia berwajah lancip rupawan, berambut hitam tebal, dan bermata kelabu jernih yang berkilauan seperti kuarsa." (Shadow and Bone, hlm. 40). Sehingga, pembaca dapat menerka dan berimajinasi bagaimana sosok yang digambarkan tersebut atau bagaimana suasana yang diceritakan penulis.
     Buku ini, direkomendasikan untuk pembaca yang menyukai genre fantasi yang menegangkan. Ide ceritanya fresh dan menarik, karena saya pun baru menemukan cerita fantasi dengan alur seperti ini. Namun, buku ini tidak disarankan untuk anak-anak, karena ada beberapa adegan dewasa.
Nah, teman-teman, setelah mengenal sedikit tentang buku novel "Shadow and Bone," apa teman-teman semakin tertarik untuk membaca buku karya Leigh Bardugo ini? Teman-teman dapat menemukannya di toko buku maupun situs belanja online. Dan novel Shadow and Bone ini, juga sudah memiliki series adaptasi yang disiarkan di Netflix, lho! Jadi, teman-teman dapat memilih dari antara kedua aktivitas tersebut yang cocok bagi teman-teman untuk menikmati kisah Shadow and Bone yang telah disajikan...
Happy reading and watching, guys!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H