Mohon tunggu...
adeliasrirezekiberampu
adeliasrirezekiberampu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hai perkenalkan nama saya Adelia Sri rezeki berampu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Kerajaan Samudra Pasai dan Menanamkan Karakter untuk Kehidupan Sehari-Hari

8 Desember 2024   16:40 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelusuran ke Museum dan Makam Samudra Pasai

 

Dalam kunjungan ke Museum Samudra Pasai, kami menemukan berbagai peninggalan bersejarah dari Kerajaan Samudra Pasai. Museum ini memberikan wawasan mendalam mengenai sejarah, adat, dan garis keturunan masyarakat Aceh. Setelah menjelajahi museum, kami melanjutkan perjalanan ke makam Sultan Malikussaleh, di mana kami mendengarkan kisah asal-usul Kerajaan Samudra Pasai.

 

Sultan Malikussaleh dikenal sebagai sultan pertama di Aceh. Sebelum memeluk Islam, beliau dikenal dengan nama Meurah Silu, di mana "meurah" berarti murah hati dan "silu" adalah nama beliau. Gelar "meurah" biasanya diberikan kepada keturunan raja. Sultan Malikussaleh adalah sosok yang lembut dan taat kepada Allah, serta merupakan pemimpin pertama yang beragama Islam di wilayah tersebut.

 

Menurut cerita dari nenek moyang, kerajaan ini sebelumnya dikenal sebagai Pulau Ruja, yang terkenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah seperti cengkeh, lada, dan kayu manis. Aceh sering disebut sebagai Serambi Mekkah, menggambarkan kedekatannya dengan nilai-nilai Islam.

 

Pertanyaan: Mengapa kita mempelajari Kemalikussalehan?

 

Dalam mata kuliah Kemalikussalehan, kami dibimbing untuk mengembangkan karakter yang lebih baik dan terarah, serta meneladani sifat-sifat yang dimiliki Sultan Malikussaleh. Lima karakter yang ditekankan adalah:

 

1. Religius: Memiliki keimanan yang kuat dan taat kepada Allah.

2. Akademis: Meningkatkan pemahaman tentang agama melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan.

3. Transformatif: Mendorong individu untuk menjadi lebih baik dan berdampak positif bagi masyarakat.

4. Berwawasan Global: Menghargai perbedaan budaya, adat, dan agama.

5. Cinta Damai: Menciptakan harmoni dalam hubungan antar individu dan masyarakat.

 

Kesimpulan:

 

Melalui Kemalikussalehan, kita dapat memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah dan membangun karakter serta perilaku yang terinspirasi dari Sultan Malikussaleh. Ini juga mendorong kita untuk memperbaiki nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan pemahaman yang jelas tentang pentingnya kemalikussalehan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun