Merupakan pasangan kata Tuan bagi laki-laki. Oleh karena itu perempuyan sejajar dengan laki-laki. Bahkan lebih tinggi karena "empu"nya. Atau dalam kesustraan Melayu Klasik kita mengenal kata Empuan yang juga berarti "perempuan" yakni sebutan bagi istri raja. Mungkin dari situlah muncul kata Perempuan yang lebih kurang berarti "orang yang dimuliakan atau orang yang di agungkan".
Jadi kita harus bilang perempuan aja dari pada wanita? JELAS, TIDAK. Kata wanita diciptakan dan dibentuk oleh budaya patriarki. Jadi sudah saatnya kita mengubah stigma. Bahwa wanita bukan Wanita ditata tapi Wani Bercita-cita
Dalam sejarah Indonesia, Ibu Kartini menjadi pelopor gerakan feminis di Indonesia. Terlintas dan melekat di benak saya pernyataan bahwa perempuan memiliki peran mengisi emansipiasi ditulis Ibu Kartini dalam catatan hariannya pada Januari 1903. "Siapa yang akan menolak jika dikatakan bahwa perempuan mempunyai tugas mulia untuk membentuk moral masyarakat?...
 Kenyataanya sekolah tidak mampu membimbing mesyarakat kearah kemajuan, keinginan yang kuat untuk belajar seharusnya datang dari keluarga itu sendiri. Tepai, bagaiaman mengkin keluarga mampu memberi Pendidikan yang bermanfaat jika hal yang paling mendasar yaitu ibu (wanita) tidak mampun memberikan Pendidikan kepada mereka.Â
Dengan adanya pergerakan feminis yang dipelopor oleh Ibu Kartini, bagi saya sudah menunjukan bahwa arah perubahan pergerakan perempuan bisa terus kita teruskan. Saatnya merubah stigma masyarakat bahwa wanita berhak untuk bercita-cita bukan wanita yang wani-ditata. Saatnya wanita bergerak, bebas berekspresi dan memiliki hak penuh seperti halnya yang laki laki miliki.Â
Bagi saya semua wanita/ perempuan apapun profesinya itu luar biasa dan ahli dalam bidangnya masing-masing, entah dia memilih untuk menjadi wanita karir, memilih menjadi ibu rumah tangga atau bahkan menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga. Tidak ada istilah wanita rendahan "less woman", semua wanita itu hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H