Mohon tunggu...
Adelia Putri Rejeki
Adelia Putri Rejeki Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate Journalism Student at Padjadjaran University

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Victim Blaming dalam Kasus Pelecehan Seksual dapat Menggiring Opini Publik

5 Januari 2023   11:46 Diperbarui: 5 Januari 2023   12:07 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Intinya, victim blaming terjadi dalam kasus kekerasan atau pelecehan seksual, dimana korban menjadi seorang yang disalahkan atas segala perbuatan yang menimpanya, seperti pakaian terbuka yang dikenakan korban, serta perilaku korban yang dianggap mengundang. Tindakan ini membuat orang-orang berpikir bahwa korban dan pelaku merupakan dua orang yang harus sama-sama disalahkan atas peristiwa buruk yang terjadi. Padahal, kenyataannya, tindakan kekerasan dan pelecehan merupakan keputusan yang secara sadar diambil oleh pelaku. Tentunya, victim blaming ini harus segera diluruskan agar korban tidak lagi disalahkan.

Anggapan bahwa kasus pemerkosaan terjadi karena perempuannya mengenakan rok pendek, keluar malam sendirian, menggunakan pakaian ketat, dan lain-lain harus segera dihapuskan. Hal ini karena setiap orang berhak atas dirinya, mereka bebas melakukan apa yang mereka suka tanpa merugikan orang lain. Maka itu, orang lain tidak bisa seenaknya mengatur kehidupan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun