Mohon tunggu...
Adelia Putri Rejeki
Adelia Putri Rejeki Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate Journalism Student at Padjadjaran University

-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Istiqlal Jakarta: Menjalankan Ramadan di Tengah Kemegahannya, Sekaligus menjadi Destinasi Wisata Religi Pilihan

22 April 2022   22:19 Diperbarui: 22 April 2022   23:16 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang kaki lima yang berada di sekitar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. (Foto: Adelia Putri Rejeki)

Masjid Istiqlal merupakan tempat ibadah umat Muslim terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Masjid ini menjadi masjid pertama di dunia yang mendapat sertifikat Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) dengan penobatan sebagai Green Mosque karena sudah menerapkan kawasan ramah lingkungan di dalamnya. Penghargaan tersebut diberikan oleh lembaga yang bernaung dibawah Grup Bank Dunia (WBG), yaitu International Finance Corporation (IFC) melalui Country Manager IFC untuk Indonesia.

Ramadan tahun 2022 menjadi Ramadan pertama Masjid Istiqlal dibuka kembali untuk umum, setelah sempat berhenti beroperasi selama pandemi Covid-19. Setiap harinya, Istiqlal menggelar buka puasa bersama dengan menyediakan makanan berupa nasi kotak yang akan dibagikan kepada para jamaah. Kemudian, Istiqlal juga menyelenggarakan salat tarawih yang dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah.

Perbedaan hari biasa dan bulan Ramadan terletak pada jumlah jamaah yang datang. Lonjakan pengunjung selama Ramadan terjadi saat adanya acara besar yang menghadirkan tokoh penting, terkenal, ataupun orang yang dituakan. Kemudian, hari-hari libur, seperti tanggal merah dan hari jumat sampai minggu. Hal ini juga karena perbedaan antara Istiqlal dengan masjid lain. Masjid lain bukan milik pemerintah, tentu memiliki aturan dan kebijakan sendiri sehingga jamaah baru bisa ibadah ke masjid tersebut jika sesuai yang disyaratkan. Sedangkan, Istiqlal tempat ibadah milik negara sehingga pengunjung atau jamaah yang hadir bisa dari mana saja dan siapa saja.

Mala (41), salah seorang petugas yang merintih karir sejak 2002 dan masih bertahan hingga sekarang. karirnya berawal dari cleaning service selama sekitar 5 tahun, sekarang bertugas mengatur shaf salat dan penjaga peminjaman barang. Ia mengatakan selama Ramadan tenaga yang dikeluarkan sangat ekstra karena lonjakan jamaah yang terjadi. Pasalnya, terdapat berbagai macam karakteristik jamaah, seperti ada yang mudah diatur dan mengikuti aturan ataupun ada yang sulit diatur dan sulit mematuhi aturan.

Kesulitan terjadi saat mengatur shaf ketika salat, kebanyakan mereka salatnya masih mau sesukanya. Namun, ketika jamaah benar-benar tidak bisa diatur, petugas memilih mengatur jamaah lainnya yang masih memiliki kesadaran untuk merapatkan shaf. Hal ini dilakukan untuk menghindari perdebatan dengan jamaah.

“Shaf sholat seharusnya rapi dan rapat untuk menyempurnakan sholat,” Ujar Mala.

Berdasarkan pernyataan Mala, Istiqlal setiap harinya menyediakan 1000 nasi kotak untuk jamaah, ditambah 1000 nasi kotak dari donatur, jadi totalnya 2000 nasi kotak setiap harinya. Namun, terkadang donator juga tidak menyumbang, maka hanya berjumlah 1000 nasi kotak yang akan dibagikan kepada jamaah perempuan dan laki-laki, masing-masing 500 kotak. Mala juga menegaskan, jika donator jarang sekali tidak menyumbang, mungkin jika dihitung dalam seminggu, hanya sekali saja tidak menyumbang.

Nasi dibagikan saat menjelang berbuka, yaitu sekitar pukul 17.15 WIB ketika penceramah mulai naik ke podium. Pembagian ini berangsur sampai nasinya habis. Mala mengatakan, walau banyak jamaah yang berniat baik untuk membantu membagikan nasi, namun sebisa mungkin pembagian dilakukan oleh panitia itu sendiri, sehingga tidak diperuntukkan dibantu orang lain. Hal ini dilakukan karena mengikuti arahan yang sudah diberikan.

Para jamaah Masjid Istiqlal. (Foto: Adelia Putri Rejeki)
Para jamaah Masjid Istiqlal. (Foto: Adelia Putri Rejeki)
Berdasarkan pernyataan pengunjung yang datang bersama keluarga, Elidiani (49) mengatakan, Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Sehingga pantas untuk dijadikan destinasi pilihan karena tempatnya nyaman dan luas sehingga sangat cocok untuk dijadikan tempat ibadah dan destinasi wisata religi bersama keluarga. Ia juga mengatakan selama ramadan sudah dua kali dalam seminggu ke Istiqlal. 

“Saya memilih Masjid Istiqlal untuk dijadikan destinasi pilihan dalam melaksanakan ibadah saat ramadan karena jaraknya yang lumayan dekat dari rumah dan ingin merasakan Masjid Istiqlal setelah direnovasi. Kemudian, saya juga ingin mencari suasana ramadan yang berbeda, karena jika kita secara terus-menerus melaksanakan ibadah di masjid sekitaran rumah, kita tidak akan pernah menemukan suasana ramadan yang berbeda. Istiqlal pun mengingatkan saya pada suasana Masjid Nabawi di Madinah, saya sangat merindukan itu,” Ujar Elidiani.

Selain itu, Bayu Aria (23), salah seorang pengunjung yang juga menyatakan hal serupa, yaitu Ingin merasakan Masjid Istiqlal Kembali setelah ditutup selama pandemi dengan bangunan yang baru direnovasi. Ia juga mengatakan keamanan Masjid Istiqlal cukup memadai dan lumayan ketat sehingga merasa cukup aman berada disana. Namun sayangnya, pembagian sekat antara perempuan dan laki-laki masih belum teratur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun