Mohon tunggu...
Adelia Putri
Adelia Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kajian Ekonomi Islam pada Madzab "Mainstream"

27 Februari 2018   18:42 Diperbarui: 27 Februari 2018   18:47 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perbedaan sudut pandang dalam ekonomi islam

Perbedaan antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari akonomi islam yang keduanya tidak dapat dikompromikan, karena masing- masing di dasarkan atas pandangan (weltanschauung) yang berbeda. 

Dalam ekonomi konvensional melihat suatu ilmu yang berorientasi hanya kepada kehidupan duniawi dan tidak sama sekali memasukkan tanggung jawab manusia kepada tuhan diakhirat dalam bangun berpikirnya. Karena itulah ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai sedangkan ekonomi islam dibangun dengan prinsip- prinsip religious ( berorientasi pada kehidupan dunia sekaligus kehidupan akhirat nya).

Menurut M. umer Chapra tujuan dari ekonomi islam sejalan dengan tujuan pokok islam yaitu menciptakan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental dan kebahagiaan yang dalam hal ini dapat diperoleh melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas individu. 

Pemenuhan kebutuhan rohani membutuhkan pembangunan moral dan pemenuhan kebutuhan materi dapat direalisasikan dengan pembangunan umat manusia dan sumber daya yang ada dalam suatu pola yang merata sehingga semua kebutuhan manusia, dapat dipenuhi secara utuh dan terwujud suatu distribusi kekayaan yang adil dan merata.

Dalam tataran paradigma seperti diatas, para ekonomi muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Namun, ketika diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimana konsep ekonomi islam itu, mulai muncullah perbedaan pendapat. Sampai saat ini, pemikiran para ekonom Muslim Kontemporer dapat diklasifikasikan setidaknya menjadi tiga madzhab yaitu antara lain Madzhab Bagir al-Sadr, Madzhab Mainstream, dan Madzhab Alternatif kritis. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai Madzhab Mainstream.

Mazhab Mainstream berbeda pendapatnya dengan mazhab Baqir. Mazhab ini justru setuju bahwa masalah ekonomi mncul karena sumber daya terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas.misalnya, bahwa total permintaan dan penawaran beras diseluruh dunia berada pada titik equilibrium. Namun, jika berbicara pada tempat dan waktu tertentu, maka sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya alam. Bahkan semua ini sering kali terjadi. Islam pun mengakui dengan adanya keterbatasan sumber daya. Dan dalil yang dipakai ialah

"Dan sungguh akan kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira bagi orang- orang yang sabar" QS Al-Baqarah [2]:155

Sedangkan keinginan manusia yang tidak terbatas atau tidak akan pernah puas dianggap sebagai hal yang alamiah, berikut ini salah satu dalilnya:

" Bermegah- megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke liang kubur

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat dari perbuatnmu itu)".QS At- Takaasur [102]:1-5.

Dan Rasulullah pernah bersabda bahwasannya manusia tidak akan pernah puas. Bila ia diberikan emas satu lembah, maka ia akan meminta emas dua lembah. Bila diberikan dua lembah, ia akan meminta tiga lembah dan seterusnya sampai ia masuk dalam liang kubur.

Dengan demikian, pandangan mazhab ini tidak jauh beda dengan pandangan ekonomi konvensional tetapi yang membedakan perbedaan tersubut terletak dalam cara menyelesaikan masalah tersebut.misalnya masalah kelangkaan sumber dayalah yang menjadi penyebab munculnya masalah ekonomi.

Dilema dengan sumber daya yang terbatas versus keinginan yang tak terbatas memaksa manusia untuk melakukan pilihan- pilihan atas keinginannya. Kemudian manusia membuat skala prioritas pemenuhan keinginan, dari tingkat yang paling penting hingga tingkat yang kurang penting.Dalam ekonomi konvensional, pilihan dan penentuan skala prioritas dilakukan berdasarkan selera individu. 

Manusia boleh mempertimbangkan tuntutan agama, boleh juga mengabaikannya. Tetapi dalam ekonomi islam, keputusan pilihan ini tidak dapat dilakukan semaunya saja. Perilaku manusia dalam segala aspek kehidupannya termasuk ekonomi selalu dipandu oleh Allah melalui Al- quran dan as sunnah.

Tokoh-tokoh yang bermazhab ini antara lain :

1. M. Umer Chapra

M. Umer Chapra lahir di Bombay India, 1 Februari 1933, umur 84 tahun. M. Umer Chapra ini adalah salah satu ekonom kontemporer muslim yang paling terkenal pada zaman modern ini di timur dan barat dan merupakan ahli ekonomi yang memiliki pengalaman mengajar dan meneliti bidang ekonomi.

Umer chapra misalnya berpendapat bahwa usaha mengembangkan ekonomi islam bukan berarti memusnahkan semua hasil analisis yang baik dan sangat berharga yang telah dicapai oleh ekonomi konvensional selama lebih dari seratus tahun terakhir.

2. M.A. Mannan

M. Abdul Mannan lahir di Bangladesh tahun 1918. M. Abdul Mannan adalah seseorang guru besar di Islamic Research and Training Institute, Islamic Development Bank, Jeddah, termasuk salah satu pemikir ekonomi Islam kontemporer yang cukup menonjol. Hal ini dapat dilihat dari banyak karya tulis yang telah dihasilkan, salah satu karya tulisnya adalah Islamic Economics : Theory and Practive yang terbit pada tahun 1970 dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

M.A.Manna merumuskan mengenai definisi ekonomi islam yaitu Islamic economics is a social which studies the economics problem of a people imbued with the values of islam.

[Ekonomi islam merupakan suatu studi sosial yang mempelajari masalah ekonomi manusia berdasarkan nilai- nilai islam].

3. M. Nejatullah Shiddiqi

Beliau merumuskan mengenai Definisi ekonomi islam yaitu Islamic economic is" the muslim thinker" response to the economic challenges of their times. In this endeavor they were aided by the Qur'an and the Sunna as well as by reason and experience.

[Ekonomi islam adalah "pemikir muslim" yang merespon terhadap tantangan ekonomi pada masanya. Dalam hal ini mereka dibimbing dengan al-quran dan sunnah beserta akal dan pengalaman].

referensi

adiwarman.2007.Ekonomi mikro islam.depok: PT Rajagrafindo Persada.

Muhamad.2003.Metodologi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam.yogyakarta:Ekonisia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun