Ekoenzim adalah produk ajaib yang terbuat dari limbah organik hingga termasuk produk ramah lingkungan yang berfermentasi dan dapat bernilai jual di masyarakat jika berhasil dibudidayakan.Â
Namun, masih banyak masyarakat yang belum tau apa itu ekoenzim. Kebanyakan masayarakat hanya mengetahui bahwa limbah yang dihasilkan mereka akan dibawa ke Tempat pembuangan sampah(TPS) untuk kemudian didaur ulang. Tak terpikirkan bahwa limbah hasil rumah tangga akan dimanfaatkan seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari pada hanya menjadi limbah.
Saya sendiri baru mengetahui tentang ekoenzim dari matapelajaran di sekolah . Setelah saya mencari tahu bagaimana cara pembuatan ekoenzim saya menerapkannya dan mencoba untuk membuatnya. Dalam pembuatan ekoenzim kita hanya memerlukan 3 bahan yaitu gula merah,kulit buah atau sayuran, dan air dengan perbandingan 1:3:10.
Kalian pasti bertanya-tanya, siapakah yang menciptakan ekoenzim pertama kali? Manfaatnya apa aja? Sulit gak sih pembuatannya? Dan sebagainya. Oke, mari kita pecahkan pertanyaannya satu persatu secara singkat. Yang pertama kali menemukan dan membuat ekoenzim ini adalah Dr.Rosukon Poomvanpong, dia merupakan orang dari Thailand dan seorang pendiri Asosiasi Pernatian Organik Thailand.Â
Dia melakukan percobaan ekoenzim dari tahun 1980an dan berhasil mengembangkannya pada tahun 2003 sehingga banyak masyarakat yang penasaran tentang ekoenzim. Â
Ekoenzim juga memiliki banyak manfaat yang berguna bagi kehidupan manusia seperti contohnya yang sering kali kita lakukan adalah mengepel lantai, hasil ekoenzim dapat digunakan menjadi cairan pemebersih lantai. Dan pembuatan ekoenzim ini sangat sederhana, namun harus bersabar juga karena dalam pembuatan ekoenzim kita harus menunggu hasilnya dalam waktu 3 bulan.
Pembuatan ekoenzim ini kita memerlukan 100 gram gula merah, air 1 liter dan 300 gram kulit buah, dimana kulit buah ini tidak boleh menggunakan kulit alpukat. Kita dapat menaruh ketiga bahan itu di sebuah botol yang plastiknya tidak tipis namun tidak juga terlalu tebal, seperti botol bekas Sprite atau cocacola yang telah dicuci bersih. Setelah kita masukan ketiga bahan tadi kita hanya perlu untuk menutup botolnya dan menunggu selama 3 bulan.
Dengan mengembangkan ekoenzim ini kita dapat membantu masyarakat untuk mengurangi limbah serta dapat menambah wawasan baru tentang apa itu ekoenzim. Banyak sekali manfaat yang dapat kiita ambil dalam pembuatan ekoenzim, selain itu jika kita berhasil mengembangkan dan menurunkannya pada banyak orang kita dapat membuat limbah produk limbah tangan menjadi sebuah kegiatan yang meiliki nilai jual.
Padalarang, 17 Februari 2022
Pembuat: Adelia Nuraini
Kelas: 12 MIPA 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H