Mohon tunggu...
Adelia Nuraini
Adelia Nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Menulis untuk bercerita dan menulis pemikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lakasamana Muda Pertempuran Laut Aru

21 November 2021   21:12 Diperbarui: 21 November 2021   21:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa tepatnya di Salatiga,Jawa Tengah tahun 1934 adalah tempat kelahiranku. Aku selalu bercita-cita menjadi Prajurit seperti ayahku, mimpiku muncul saat melihat foto ayahku yang mengenakan pakaian prajurit sedang membawa senjata. Dengan cita-citaku juga aku selalu ingin negara Indonesia dapat menjaga wilayah kekuasaannya dengan baik.

"Yos sini bantuin ibu dulu jaga masakan, ibu mau ambil air dulu," kata ibuku

Perkenalkan, namaku adalah Yosaphat Soedarso atau yang seriang orang sebut adlaah Yos Sudarso. Aku adalah anak dari pasangan Sukarno Darmoprowiro dan Mariyam. Aku adalah seorang pelajar di SD HIS(Hollandsch inlandsch school). Sore ini aku sedang membaca buku sambil menjaga masakan ibuku agar tidak hangus. Malam telah tiba aku dan keluargaku makan malam Bersama di selingi dengan obrolan keluarga yang menurutku lucu dan aku teringat akan pikiranku tadi diang.kemuadian...

"Ayah,ibu,Yos mau jadi prajurit seperti ayah," ucapku dengan lugas sambil tersenyum.

"Tidak Yos, kamu jadilah guru sekolah. Dengan menjadi guru sekolah kamu dapat mencari uang tanpa harus mengorbankan nyawamu," ucap ayah

"Iya Yos, jadilah guru dan temani ibu di rumah saat ayah dinas," ucap ibu.

Setelah mendengar jawaban ibu dan ayah, aku langsung diam membisu sambil menghabiskan makan malamku. Setelah habis,aku langsung pamit untuk kekamarku. Didalam kamar aku berfikir bagaimana dengan cita-citaku karena ayah dan ibu tidak setuju akan mimpiku.tanpa sadar aku tertidur dengan pulas.

Keesokan harinya...

Tok tok tok

"Yos,bangun nak. Apakah kamu tidak berangkat sekolah?" tanya ibuku

Setelah mendengar ketukan pintu dan suara ibuku, aku langsung bangun dari tidurku,dan bersiap berangkat sekolah. Saat menuju pintu keluar rumah,aku melihat ayahku sudah mengenakan baju dinasnya sedang memakan sarapan yang dibuat oleh ibuku. Dengan segera aku berjalan menuju meja makan dan mengambil sarapanku dengan terburu-buru karena takut terlambat kesekolah.

"Ayah,ibu,Yos berangkat," ucapku sambil berlari keluar rumah. Sesampainya disekolah aku langsung menuju kelasku. Aku sering tersenyum saat teman-temanku berpapasan dan menyapaku saat dijalan. Tak terasa ini adalah tahun terakhirku di SD ini, karena hari ini adalah hari kelulusanku dan aku berhasil menjadi lulusan terbaik di SD HIS. Setelah pulang sekolah aku langsung menuju rumahku. Dan membicarakan tentang kelanjutan sekolahku.

Sesampainya dirumah...

Aku berbicara kepada ibuku agar aku sekolah di kota Semarang tepatnya di SMP MULO((Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Ibuku menyetujuinya dan minggu depan adalah keberangkatanku ke semarang. Dengan sisa waktuku dengan orangtuaku di sini, aku selalu membantu orang tuaku,mulai dari membereskan rumah,dan membantu ibu berjualan dipasar. Begitupun hari-hari berlalu hingga tepat dimana hari aku berpisah dengan keluargaku. Aku sedih melihat ibuku menangis akan kepergianku karena selama ini dirumah aku yang selalu menemaninya. Namun apalah daya untuk melanjutkan sekolahku di Semarang. Aku berpamitan dengan memeluk m,ereka satu Bersatu,setelah itu aku menuju Semarang menggunakan angkutan umum.

Sesampainya disemarang....

Di semarang aku menjalani hari-hariku dengan sederhana, aku tinggal di asrama sekolah dengan murid yang merupakan anka rantauan seperti diriku. 5 bulan terlewat begitu saja dan aku mendengar bahwa Jepang ke Indonesia dengan tujuan jahat. Setelah mendngar kabar itu aku langsung kembasli ke kampung halamanku yaitu Salatiga bertemu dengan keluargaku. Disalatiga aku menjutkan SMP ku disini hingga tahun 1943. Setelah lulus aku menuruti keluargaku untuk sekolah di Pendidikan guru tepatnya di Kweekschool.

Di Kweekschool aku merasa sangat nyaman hingga sejenak aku ingin mnegganti cita-citaku karena sudah belajar untuk menjadi guru, sayangnya tidak lama aku sekolah disana aku gagal emnyelesaikan pendidikanku karena ada perpindahan tangan dari Jepang ke Belanda. Dari sana aku mulai berfikir bahwa cita-citaku sewaktu kecil akan terwujud karena pintu menuju prajurit terbuka lebar.

Aku meminta izin orangtuaku untuk memulai Kembali seklahku di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) karena diizinkan aku memulai Kembali. Dalam 1 tahun aku bisa menyelesaikan pendidikanku, sampai disana aku berfikir unutk terus melanjutkan pendidikanku untuk menjadi opsir di Goo Osamu Buntai, tak disangka selama pendidika menjadi opsir aku lulus sebagai lulusan terbaik.

Tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan dan itu membuatku lebih semnagat untuk menjadi abdi negara,dari sana aku bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat dalam sektor kelautan(BKR sektor kelautan). Dari sana aku menjalankan beberapa misi, menjelang beberapa waktu BKR diganti menjadi Angkatan Laut Keamanan Rakyat(ALRI). Disaat perubahan nama, Indoensia serta negara lain pun fokus pada perebutan wilayah kekuasaan, karena negara Indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka maka negara lain pun banyak yang ingin merebut wilayah Indonesia tak terkecuali Belanda.

Pada saat perebutan kekuasaan aku pun menjalankan sebuah misi untuk menjaga wilayah Indonesia Bersama dengan prajurit yang lain. Dalam misi penjagaan laut aku ditugaskan di kapal Macan Tutul BKR Semarang. Kami berlayar mengarungi lautan lepas menuju komplek SPT di Karang tempel, setelah tiu kami menduduki wilayah Purwodiantan dan juga beberapa Gedung komplek pelabbuhan Semarang.

Dalam misi penjagaan laut terjadilah peristiwa 5 hari semarang  pada tanggal 14-19 oktober 1945.

Pada tahun 1961 aku ditugaskan untuk mengemban misi yaitu konflik Irian Barat dan memegang jabatan sebagai Deputi Operasi Kepala Staff Angakatan Laut(KSAL) dalam Tri Komando Rakyat(TRIKORA) yang dibuat oLEh Presiden saat itu. Konflik Irian Barat itu terjadi di laut Arafuru. Dalam perjalanan menuju Irian Barat, 3 kapal Indonesia dihadang oleh kapal Belanda yang sudah menunggu saat itu. Aku berfikir Indonesia tidak akan menang karena melihat dari jumlah saja kapal Indoensia sudah kalah jumlah,karena itu aku memutuskan seluruh kapal berhenti.

"Diperintahkan kepada seluruh awak kapal Indoensia untuk memutar kapal agar Kembali,karena kita sudah dihadang oleh Kapal Belanda, dan kita kalah jumlah. Oleh sebab itu, aku Yos Sudarso memerintahkan kalian semua agar berbalik,"

Mendengar perkataanku, aku melihat 2 kapal lain selain kapalku berbalik arah, namun sayangnya  kapalku macet dan tak bisa berbalik kearah kiri,karena itu aku putuskan utnuk berbelok kearah kanan setelah kapal di sebelah kanan berhasil memutar arah.

Tak disangka Belanda mulai meluncurkan tembakan kearah Kapal milik Indonesia, melihat itu aku membeku dan tetap menyuruh kapal Indonesia untuk terus melanjutkan perjalanan untuk Kembali. Tanpa disangka, kapalku terkena tembakan yang diluncurkan Belanda yang membuat kapal yang kutumpangi Bersama para awak kapal tenggelam.

                                                                                                                                                 Padalarang,21 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun