Transmigrasi gelombang kedua sebanyak 582 orang, tiba di suriname pada tanggal 16 juni 1894 dengan kapal SS Voorwaarts. Karena muatan kapal kedua ini melibihi kapasitas, menyebabkan kapal tidak memenuhi syarat sehingga sebanyak 64 orang penumpang meninggal dunia dan 85 orang harus dirawat dirumah sakit.Â
Kejadian yang menyedihkan ini tidak ada tanggapan dari pemerintah belanda, bahkanb begitu saja dilupakan. Mungkin pemerintah Kerajaan Belanda beranggapan bahwa yang meninggal itu hanya para perkerja miskin, sehingga tidak perlu ditindak lanjuti. Meskipun itu, pengiriman tenaga kerja ini berjalan sepanjang tahun sampai pengiriman terakhir sebanyak 990 orang tiba disuriname pada tanggal 13 Desember 1939.
Â
Dari tahun 1890 sampai 194 rute pelayaran ke Suriname selalu hingga di negara Belanda selebihnya tidak pengiriman para transmigrasi itu menggunakan 77 buah kapal laut dilaksanakan oleh perusahaan pelayaran swasta de Netherlandsche handel maatschappij tetapi sejak tahun 1897 pengiriman transmigrasi dilaksanakan sendiri oleh pemerintah Hindia Belanda.Â
Ternyata program pengiriman transmigrasi kesuriname ini, telah mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa. Atas dasar itu maka pada bulan November 1905 pemerintah kerajaan Belanda memindahkan 155 kepala keluarga asal Pulau Jawa (dari keresidenan Kedu, yaitu dari kabupaten, Kebumen dan Purworejo) ke daerah Gedong Tataan di keresidenan Lampung, Sumatera Selatan. Ini adalah awal mula sejarah transmigrasi di Indonesia pada zaman Belanda dengan nama kolonisasi.
Â
Nah, sejak itu lah transmigrasi atau sekarang disebut TKI bermula dan hingga sekarang. Saat ini, transmigrasi dilakukan di daerah lampung dan pulau kalimantan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H