Mohon tunggu...
ADELIA FUTRI
ADELIA FUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keanekaragam Hayati Indonesia dan Perubahan Iklim di Padang Lamun

15 Desember 2024   00:07 Diperbarui: 15 Desember 2024   00:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman ekosistem yang menakjubkan, mulai dari hutan hujan, ekosistem mangrove, padang lamun, hingga terumbu karang. Ekosistem ini penting tidak hanya  bagi kelangsungan hidup tumbuhan dan hewan, namun juga bagi manusia, yang bergantung pada jasa ekosistem untuk makanan, air, dan tempat tinggal. Namun, perubahan iklim saat ini mengancam keseimbangan ekosistem tersebut, dengan dampak yang parah terhadap keanekaragaman hayati dan masyarakat lokal. Karena garis pantainya yang panjang dan perairan tropisnya yang kaya, wilayah ini sangat kaya akan keanekaragaman hayati. di berbagai ekosistem laut yang ada. Padang lamun merupakan ekosistem bawah laut yang terdiri dari tanaman lamun  yang tumbuh subur di perairan dangkal, biasanya di kawasan pesisir yang terlindungi seperti teluk dan laguna. Tanaman lamun berakar di dasar laut, memiliki daun yang panjang dan lebar, dan tumbuh secara berkala membentuk padang rumput bawah laut. Padang lamun merupakan salah satu yang terpenting dan unik. Padang lamun juga membantu meningkatkan keanekaragaman hayati di ekosistem pesisir, mendukung industri seperti perikanan dan pariwisata. Didominasi oleh tumbuhan berbunga yang hidup  di perairan dangkal, ekosistem ini berperan vital dalam kelangsungan hidup berbagai spesies laut dan keseimbangan ekosistem pesisir. Hamparan rumput laut menjadi tempat hidup berbagai makhluk laut, mulai dari ikan kecil hingga makhluk besar seperti dugong dan penyu hijau. Ekosistem ini menyediakan tempat bertelur, mencari makan, dan berlindung bagi kehidupan akuatik, sehingga mendukung rantai makanan yang tidak terputus.

Padang lamun menyimpan karbon dalam jumlah besar, padang lamun juga berperan sebagai penyerap karbon biru, sehingga membantu mengurangi dampak gas rumah kaca. Peran hamparan rumput laut tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam menyerap karbon. Lamun juga berperan sebagai pelindung  pantai,  mengurangi erosi dan menjaga stabilitas ekosistem pantai.  Akarnya yang kuat menahan sedimen dasar laut di tempatnya, dan daunnya memperlambat gelombang serta melindungi pantai dari kerusakan akibat badai. Selain itu, rumput laut memerangkap partikel-partikel di udara dan memurnikan air laut, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi kehidupan laut. Padang lamun dapat menyimpan hingga puluhan ton karbon per hektar per tahun, sebanding dengan kemampuan hutan tropis dalam menyerap emisi dan menyediakan penghidupan bagi masyarakat pesisir. Selain itu, hamparan rumput laut merupakan ekosistem yang penting bagi makhluk hidup seperti duyung dan penyu hijau, dan hilangnya hamparan rumput laut dapat menyebabkan penurunan jumlah spesies tersebut, populasi dugong  sudah berada dalam kondisi kritis.

Ancaman terhadap padang lamun kini semakin nyata. Perubahan iklim menyebabkan suhu laut meningkat, menyebabkan lamun memutih dan mati, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk berfotosintesis dan tumbuh. Hal ini mengganggu fotosintesis pada lamun, yang membutuhkan sinar matahari untuk bertahan hidup. Naiknya permukaan air laut menyebabkan lamun kehilangan habitat idealnya, dan curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim memperburuk sedimentasi. Praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan seperti  bom ikan, bahan peledak, dan pukat dapat merusak habitat lamun. Aktivitas tersebut tidak hanya merusak tumbuhan lamun itu sendiri, namun juga mengganggu keseimbangan seluruh ekosistem laut, yang pada akhirnya berdampak pada keberadaan biota laut yang bergantung pada lamun. Berkurangnya kejernihan air laut penting bagi kelangsungan hidup lamun. Selain perubahan iklim, aktivitas manusia seperti reklamasi pantai, pembangunan infrastruktur, metode penangkapan ikan yang merusak, dan pencemaran air laut dengan limbah rumah tangga dan industri juga mempercepat degradasi ekosistem ini. Spesies  invasif yang menyerang ekosistem laut dapat bersaing dengan lamun untuk mendapatkan sumber daya atau menghancurkan habitat lamun. Beberapa spesies invasif, seperti alga dan moluska tertentu, dapat mengubah struktur ekosistem, berdampak pada kualitas habitat lamun, dan merusak keanekaragaman hayati serta proses ekologi yang sedang berlangsung. Kerusakan ini tidak hanya memengaruhi kehidupan laut yang bergantung pada hamparan rumput laut, tetapi juga mengancam mata pencaharian di wilayah pesisir, dengan polusi yang  juga  mempercepat kerusakan hamparan rumput laut.

Hamparan rumput laut juga mempunyai nilai ekonomi yang besar. Beberapa spesies rumput laut juga digunakan, pada tingkat lebih rendah, dalam pengobatan  dan makanan tradisional. Dengan  manfaat lingkungan dan ekonomi, hamparan rumput laut memainkan peran yang tak tergantikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan kelangsungan hidup biota laut. Banyak spesies ikan dan kerang yang hidup di hamparan rumput laut memberikan mata pencaharian bagi masyarakat pesisir. Ekosistem ini berkontribusi langsung pada sektor perikanan yang mendukung ketahanan pangan. Namun keberlanjutan ekonomi  hanya dapat terjamin jika padang lamun dilestarikan. Dengan melestarikan padang lamun. Ikan-ikan kecil dan biota laut lainnya yang tumbuh subur di hamparan rumput laut juga mendukung keberlanjutan  perikanan skala besar, baik untuk konsumsi lokal maupun pasar internasional. Selain itu, lamun juga berperan dalam meningkatkan kualitas air laut, memberikan dampak positif terhadap keberadaan terumbu karang dan ekosistem laut lainnya, serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi pada sektor pariwisata seperti wisata selam dan ekowisata pesisir. Hilangnya hamparan rumput laut dapat mengurangi produksi makanan laut dan  merusak ekosistem yang mendukung pariwisata, sehingga berdampak negatif terhadap perekonomian lokal. Oleh karena itu, konservasi hamparan rumput laut tidak hanya merupakan isu perlindungan lingkungan hidup, namun juga berkaitan erat dengan keberlanjutan perekonomian wilayah pesisir yang bergantung pada makanan laut dan wisata alam. Masyarakat pesisir tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonominya secara turun-temurun.

Keberadaan padang lamun menjadi bukti betapa eratnya hubungan manusia dengan alam. Ekosistem ini tidak hanya menjadi habitat flora dan fauna laut, namun juga menjadi sumber penghidupan manusia. Ketika krisis lingkungan menjadi semakin kompleks, melindungi hamparan rumput laut merupakan langkah penting untuk menjamin keberlanjutan ekosistem laut dan kehidupan di Bumi. Perjuangan untuk melindungi padang lamun adalah perjuangan untuk masa depan yang lebih baik bagi manusia dan seluruh makhluk yang bergantung pada laut. Padang lamun lebih dari sekedar bagian dari kehidupan tumbuhan di dasar laut; padang lamun merupakan fondasi penting bagi kehidupan di ekosistem laut dan darat. Tanpa lamun, garis pantai akan lebih rentan terhadap erosi, merusak habitat pesisir, meningkatkan kerugian akibat bencana alam seperti tsunami  dan angin topan, serta berpotensi menghancurkan kawasan pemukiman pesisir. Hilangnya hamparan rumput laut juga dapat menurunkan kualitas air laut, sehingga menyebabkan kerusakan  terumbu karang dan ekosistem lainnya, dan pada akhirnya berdampak negatif pada sektor perikanan dan pariwisata. Melestarikan keberadaannya merupakan langkah strategis untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan menjamin kelestarian keanekaragaman hayati. Upaya konservasi dan restorasi  lamun menjadi semakin penting dalam menghadapi perubahan iklim. Transplantasi lamun, yaitu penanaman kembali lamun di habitat yang rusak, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Selain itu, penetapan kawasan perlindungan laut memberikan ruang bagi padang lamun untuk pulih tanpa gangguan  aktivitas manusia. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hamparan rumput laut, pengelolaan air berkelanjutan, dan upaya mitigasi perubahan iklim merupakan langkah penting untuk melindungi ekosistem ini. Dengan tindakan berkelanjutan yang terkalibrasi dan  peringatan  masyarakat yang cermat untuk sampai kehati masyarakat, hamparan rumput laut dapat terus berperan sebagai penjaga keseimbangan lingkungan untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun