Dalam era digital yang terus berkembang, literasi keuangan digital telah menjadi suatu keharusan bagi setiap individu karena saat ini digitalisasi informasi maupun keuangan tengah dalam gencaran semua pihak. Literasi keuangan digital adalah kompetensi penting yang harus dimiliki oleh generasi muda di Indonesia. Kemajuan teknologi telah mengubah lanskap keuangan global, dan pemahaman akan alat-alat dan praktik keuangan digital sangat krusial. Dalam konteks ini, peran sekolah dalam mendorong literasi keuangan digital sangatlah penting.
Literasi Keuangan Digital: Mengapa Ini Penting?
Literasi keuangan digital adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan menggunakan alat-alat keuangan digital seperti aplikasi perbankan online, dompet digital, atau platform investasi online, untuk mengelola keuangan pribadi dengan bijak. Ini mencakup pengelolaan uang secara online, pengenalan potensi risiko cyber, serta investasi dalam aset digital. Dalam ekonomi yang semakin terhubung secara digital, literasi keuangan digital bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan.
Literasi keuangan digital penting untuk keamanan dan perlindungan data masa kini. Telah kita ketahui bersama, bahwa kejahatan cyber kini marak dimana-mana, mulai dari penipuan hingga terancamnya bocoran akses ke data pribadi kita. Dengan diperkuatnya literasi keuangan digital, maka menguat pula pemahaman yang baik tentang bagaimana melindungi data pribadi dan informasi keuangan sehingga orang dapat menghindari jebakan dan penipuan online.
Literasi keuangan digital juga memungkinkan individu untuk mengakses produk dan layanan keuangan dengan lebih mudah serta efisien. Contohnya, dengan aplikasi perbankan digital, seseorang dapat melakukan transaksi, mengelola rekening, dan berinvestasi tanpa perlu datang ke bank langsung. Selain itu, literasi keuangan digital adalah salah satu aspek dari pendidikan finansial yang lebih luas. Ini membantu individu untuk mengembangkan keterampilan keuangan yang akan mereka butuhkan sepanjang hidup mereka, termasuk pemahaman tentang pengelolaan utang, perencanaan pensiun, dan lainnya.
Hasil Survei Literasi Keuangan Tahun 2022 yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan penduduk usia 15 hingga 17 tahun hanya sebesar 43,28%, lebih rendah dibandingkan tingkat literasi Nasional sebesar 49,68%. Peningkatan literasi keuangan digital pada generasi muda Indonesia adalah suatu keharusan dalam menghadapi perubahan ekonomi global yang semakin terdigitalisasi. Dalam era di mana transaksi online, investasi, dan keuangan digital semakin mendominasi, sekolah memiliki peran yang tak terbantahkan dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Peran Sekolah dalam Mendorong Literasi Keuangan Digital
Banyak sekolah di Indonesia mungkin memiliki anggaran yang terbatas, yang membuat sulit untuk menyediakan pelatihan dan perangkat yang diperlukan. Dunia teknologi keuangan terus berkembang pesat, sehingga kurikulum yang telah disusun bisa menjadi usang dengan cepat. Diperlukan adaptasi dan pembaruan berkelanjutan. Guru dan orang tua mungkin belum menyadari seberapa penting literasi keuangan digital ini, sehingga mendukung upaya sekolah bisa menjadi tantangan.Top of Form
Langkah yang dapat di tempuh oleh instansi pendidikan khususnya sekolah adalah memasukkan literasi keuangan digital ke dalam kurikulum mereka yang mencakup pelajaran tentang penggunaan aplikasi perbankan digital, investasi, keamanan online, dan pemahaman tentang cryptocurrency. Hal ini dapat disusun semenarik mungkin agar minat siswa sekolah terbangun sejak dini sehingga mereka dapat menggiatkan literasi keuangan digital pada generasi muda Indonesia. Selanjutnya, para tenaga pendidik di sekolah juga dapat diberi pelatihan untuk memahami dan mengajarkan literasi keuangan digital. Guru dianggap sebagai agen perubahan yang penting dalam mentransfer pengetahuan ini kepada siswa. Sarana dan prasarana sekolah juga harus mendukung dan menyediakan akses ke teknologi serta perangkat digital sehingga semuanya dapat berjalan terintegrasi dengan baik. Kemudian, sekolah juga dapat mengadakan Campaign/kampanye kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan digital di antara siswa dan orang tua. Ini mencakup seminar, lokakarya, dan sumber daya online.
Studi dari Defia Riski Anggarini., dkk, 2021 menemukan bahwa terdapat perbedaan pemahaman sebelum dan setelah diberikan sosialisasi tentang literasi keuangan. Siswa yang menerima pendidikan literasi keuangan memiliki kecenderungan yang lebih baik dalam mengelola keuangan mereka dan membuat keputusan keuangan yang lebih bijak. Isu literasi keuangan digital pada generasi muda Indonesia menggarisbawahi kebutuhan untuk perubahan dalam pendidikan. Keterampilan ini tidak hanya penting untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk perkembangan ekonomi negara. Peran sekolah dalam mendorong literasi keuangan digital pada generasi muda Indonesia sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia keuangan digital yang terus berkembang. Walaupun ada tantangan yang perlu diatasi, upaya ini krusial dalam membantu generasi muda Indonesia meraih kesuksesan di era digital yang terus berubah. Dengan pendekatan yang terkoordinasi antara sekolah, guru, lembaga keuangan, dan orang tua, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia siap menghadapi tantangan finansial masa depan.
Dengan meningkatkan peran sekolah dalam mendorong literasi keuangan digital, kita dapat membantu generasi muda menjadi lebih siap menghadapi dunia ekonomi yang semakin terhubung digital. Sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi isu literasi keuangan digital pada generasi muda di Indonesia. Melalui kurikulum yang relevan, pelatihan guru, dan kampanye kesadaran, kita dapat membantu generasi muda memahami, mengelola, dan menggunakan keuangan digital dengan bijak. Dengan langkah-langkah konkret ini, kita dapat membantu menciptakan generasi muda yang lebih kompeten dan mandiri dalam menghadapi era digitalisasi ekonomi.