Mohon tunggu...
Adelia eka sekar ayu
Adelia eka sekar ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PMM3 Inbound Universitas Adzkia

Mahasiswa Universitas Insan Budi Utomo Malang yang sekarang sedang menjalani program pemerintah yaitu Pertukaran Mahasiswa di universitas Adzkia, Padang Sumatra Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Bahasa Indonesia

15 Januari 2024   20:52 Diperbarui: 15 Januari 2024   21:00 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Dalam konteks  Indonesia, proses PBM diawali dengan mengidentifikasi permasalahan relevan dan menarik yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari atau bidang akademik. Permasalahan ini kemudian dipaparkan kepada siswa dan mereka diminta mencari pemecahannya melalui penyelidikan dan analisis. Penggunaan bahasa Indonesia  dalam proses ini sangat penting karena siswa harus mampu menyampaikan pemikiran dan gagasannya dengan jelas dan efektif. Siswa kemudian mengumpulkan informasi yang relevan baik dari sumber literatur maupun diskusi dengan teman sekelas dan guru. Informasi ini  dianalisis dan digunakan untuk mengembangkan solusi  kreatif dan inovatif. Keseluruhan proses ini memerlukan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi yang baik, yang semuanya ditingkatkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, PBM dalam konteks Bahasa Indonesia tidak hanya membantu siswa memahami dan memecahkan masalah, tetapi juga membantu mereka meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi.

          Langkah selanjutnya adalah mengembangkan solusi atau strategi pemecahan masalah. Siswa diharapkan aktif menggunakan bahasa Indonesia untuk merencanakan dan menyusun diskusi, menulis laporan, dan mengkomunikasikan ide dan solusinya. Selama proses PBM, guru berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan, menyelidik pertanyaan, dan mendukung penggunaan bahasa yang tepat dan efektif. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan mempresentasikan idenya dalam bahasa Indonesia, sehingga memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berbahasa yang lebih komprehensif dan situasional. Dengan fokus pada penggunaan bahasa Indonesia dalam merencanakan dan menyusun diskusi serta menulis laporan, siswa dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam bahasa tersebut.

          Pembelajaran berbasis masalah (PBM) dalam pendidikan Bahasa Indonesia tidak hanya mempertajam kemampuan berbahasa siswa tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk menggunakan bahasa dalam konteks bermakna dalam kehidupan nyata. Metode ini memungkinkan siswa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, menulis, mendengarkan dan membaca dalam bahasa Indonesia dengan lebih percaya diri dan ahli. Selain itu, PBM membantu siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan masyarakat Indonesia karena mereka sering menghadapi permasalahan yang berakar pada konteks sosial dan budaya lokal. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga belajar menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan penuh perhatian. Selain itu, PBM mendorong siswa untuk belajar mandiri dan kritis dengan mengharuskan mereka mencari informasi, menganalisisnya, dan merumuskan solusi sendiri. Terakhir, ketika mengajar bahasa Indonesia, PBM juga dapat membantu memotivasi siswa untuk belajar dengan memungkinkan mereka melihat hubungan langsung antara apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan permasalahan di dunia nyata.

           Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat menangani berbagai masalah yang relevan dengan penggunaan bahasa sehari-hari, seperti yang pertama adalah kesulitan dalam komunikasi, siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Indonesia. PBM dapat membantu mereka memecahkan masalah ini dengan menghadirkan situasi melalui komunikasi nyata dan latihan praktis yang relevan. Masalah yang selanjutnya adalah keterampilan menulis yang kurang. Hal ini dapat diatasi dan berubah menjadi keterampilan menulis yang sudah baik menurut PUEBI dengan mengaplikasikan PBM. Guru atau dosen yang berperan sebagai fasilitator dapat meminta siswa untuk membuat teks, essai, atau tulisan lainnya yang mengharuskan mereka untuk menerapkan keterampilan menulis bahasa Indonesia dengan lebih baik.

          Kesulitan memahami teks yang rumit sering menjadi tantangan bagi siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Dengan model PBM, siswa diajak untuk menyelesaikan masalah ini melalui kegiatan membaca, menganalisis, dan mendiskusikan teks-teks yang lebih sulit secara bersama-sama. Sebagai contoh, dalam konteks memahami teks yang rumit, siswa tidak hanya ditugaskan untuk membaca dan memahami teks, tetapi juga untuk menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari teks tersebut. Mereka mungkin perlu mencari informasi tambahan atau menghubungkan apa yang mereka baca dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya. Dalam proses ini, mereka tidak hanya mendapat kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang teks, tetapi juga belajar bagaimana berkolaborasi dan berkomunikasi efektif dengan teman sebaya mereka. Selain itu, pendekatan ini juga memungkinkan siswa untuk belajar pada tahap mereka sendiri dan dalam konteks yang mendukung, yang dapat membantu mereka merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi teks-teks yang lebih kompleks di masa mendatang. Kesulitan dalam berbicara dan mendengarkan juga sering menjadi permasalah yang sering kali ditemukan dalam kegiatan pembelajaran. Bagi beberapa siswa, berbicara atau mendengarkan dalam bahasa Indonesia bisa menjadi tantangan atau hal yang sulit untuk dilakukan. Melalui model PBM ini, siswa dapat terlibat dalam percakapan atau aktivitas mendengarkan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

          Masalah yang selanjutnya adalah kurangnya kosakata atau pemahaman tata Bahasa. Siswa mungkin memiliki masalah dengan kosakata atau tata bahasa dalam bahasa Indonesia. Kurangnya kosakata atau pemahaman tata bahasa siswa dalam bahasa Indonesia dapat ditandai dengan kesulitan dalam mengekspresikan ide, sering membuat kesalahan dalam penulisan dan pengucapan, serta menggunakan kata-kata yang tidak tepat dalam konteks tertentu. Mereka juga mungkin kesulitan memahami teks yang kompleks atau abstrak. Dalam menggunakan model PBM, mereka dapat fokus pada memperluas kosakata, memahami struktur kalimat yang benar, dan memperbaiki kemampuan tata bahasa mereka. Untuk memperluas kosakata dan memperbaiki tata bahasa, siswa bisa membaca secara rutin, menulis, berlatih berbicara dalam bahasa Indonesia, menggunakan alat belajar seperti kamus, dan mengikuti kelas bahasa Indonesia. Praktek ini akan membantu mereka memahami dan menggunakan struktur kalimat yang benar.

          Kurangnya konteks penggunaan Bahasa. Ini adalah masalah terakhir yang penulis temukan dalam pembelajaran Bahasa. Siswa terkadang kesulitan melihat relevansi dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam konteks kehidupan sehari-hari. Model PBM ini membantu siswa mengatasi masalah dengan membawa situasi nyata ke dalam kelas untuk mengintegrasikan bahasa Indonesia dalam konteks yang bermakna. Hal ini dapat diatasi dengan mengaplikasikan model PBM, dengan cara guru dapat merancang masalah atau situasi yang diambil dari kehidupan sehari-hari atau isu-isu aktual yang relevan dengan materi pelajaran. Ini memungkinkan siswa untuk menggunakan dan menerapkan kosakata dan tata bahasa Indonesia dalam konteks yang nyata dan bermakna. Misalnya, jika topik pelajaran adalah tentang lingkungan, guru dapat menciptakan masalah tentang pencemaran lingkungan dan meminta siswa untuk mencari solusi. Dalam proses ini, siswa akan menggunakan kosakata dan tata bahasa yang terkait dengan topik lingkungan, sehingga mereka belajar dalam konteks yang berarti dan otentik. Selain itu, dengan PBM, siswa juga belajar bagaimana berkolaborasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya mereka, yang juga penting dalam pembelajaran bahasa.

          Dapat disimpulkan bahwa artikel ini menguraikan bagaimana model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia untuk membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa. PBM mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja sama dalam mencari solusi untuk masalah nyata, sambil berlatih dan mengasah keterampilan berbahasa mereka. Dengan pendekatan ini, siswa belajar dalam konteks yang bermakna dan relevan dengan kehidupan mereka, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbahasa mereka. Selain itu, PBM juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata. Dengan demikian, PBM dalam pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya membantu siswa memahami dan menyelesaikan masalah, tetapi juga membantu mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan kritis, serta mengasah keterampilan berbahasa dan berkomunikasi mereka.

Artikel Ilmiah Populer ini telah disunting oleh :

Nama  : Muhammad Auf Abdul Fattah

Nim     : 12121115

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun