Lansia didefinisikan sebagai orang yang sudah tua, tidak berdaya, bergantung, dan sering mengeluhkan kondisi fisiknya. Lansia didefinisikan sebagai sekelompok orang yang telah memasuki tahap akhir kehidupan, dimana tidak ada individu yang dapat menghindarinya (Gemini et al., 2021). Seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami perubahan fisik, psikologis, dan kognitif. Hal yang tidak diinginkan akan terjadi ketika lansia tidak mampu beradaptasi dengan perubahannya. Ditandai dengan kekuatan fisik yang melemah, peningkatan kerentanan terhadap penyakit, dan penurunan fungsi fisiologis lainnya (Widiana et al., 2020).
Salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada lansia diantara adalah insomnia. Insomnia adalah gangguan tidur atau kesulitan tidur meskipun seseorang sangat ingin tidur (Widiana et al., 2020). Insomnia juga didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur (Hartono et al., 2019). Salah satu penyebab insomnia dan gangguan tidur pada lansia adalah rasa kantuk dan sulit tidur akibat penurunan sekresi hormon yang disekresi di malam hari yang terjadi akibat proses penuaan. Selain obat-obatan, kondisi lingkungan seperti udara, suara, cahaya, kecemasan, depresi, dan stress (Kurniawan et al., 2020).
Menurut National Sleep Foundation (2015), sekitar 67% dari 1.508 orang Amerika yang berusia diatas 65 tahun (> 65 tahun) menderita insomnia, dan 7,3% lansia mengatakan tidak dapat tidur atau tetap tertidur. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyebab sebagian besar lansia mengalami insomnia adalah kondisi pensiun, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan penggunaan narkoba, dan penyakit penyerta. Di Indonesia, sekitar 50% dari 23,66 juta orang yang berusia di atas 65 tahun menderita insomnia, dan diperkirakan akan meningkat sekitar 20% setiap tahunnya. Kemudian terdapat sekitar 17% lansia yang menderita insomnia kronis. Pada tahun 2015, diperkirakan antara 20% hingga 40% orang dewasa dan lansia menderita insomnia setiap tahun di Bali, hingga mencapai 112.876 (16,59%). Banyaknya kasus lansia yang mengalami insomnia mengharuskan orang-orang yang berada disekeliling lansia untuk lebih peduli, karena jika hal ini terus berlanjut maka dapat menurunkan kualitas hidup lansia.
Insomnia juga dapat berdampak negatif pada lansia. seperti rasa kantuk di siang hari yang berlebihan, masalah pada ingatan, dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi, depresi, dan meningkatkan resiko jatuh (Kodir et al., 2020). Banyaknya dampak yang ditimbulkan akibat insomnia, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa terdapat terapi yang dapat mengatasi insomnia atau gangguan tidur yaitu sebagai berikut;
- Pemberian relaksasi otot  progresif Â
Relaksasi otot progresif sering digunakan untuk menenangkan dan merilekskan tubuh dan pikiran serta membantu mempermudah untuk tertidur. Terapi ini memengaruhi keadaan emosi seseorang dan menciptakan keadaan tubuh yang rileks bebas dari ketegangan sehari-hari,
- Pemberian Aromaterapi Lavender
Aromaterapi merupakan terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Aromaterapi memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk beberapa gangguan seperti, membantu mengurangi kecemasan, ketegangan, dan insomnia, dan menghasilkan perasaan tenang serta rileks (Adiyati, 2010).
- Pemberian Terapi Relaksasi Benson
Relaksasi Benson adalah relaksasi yang menggabungkan teknik relaksasi dengan kepercayaan individu dan berfokus pada perasaan berserah diri. Relaksasi Benson dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh, mengurangi stres mental, fisik, dan emosional, serta membantu lansia agar tidak terlalu cemas dan tegang.
- Mendengarkan musik keroncong
Menghadirkan suara yang mengeluarkan tempo dengan mengikuti irama lagu, terapi musik keroncong mempengaruhi telinga serta otak yang kemudian akan menangkap gelombang alfa, dan meningkatkan hormon serotonin. Hormon serotonin diubah menjadi melatonin yang berfungsi sebagai relaksan dan membuat seseorang merasa rileks, tenang, serta lebih mudah terlelap. (Kodir et al., 2020).
- Pijat kaki atau massase kaki
Pijat merupakan terapi alternatif dan komplementer yang menggabungkan berbagai teknik terapi seperti sentuhan, teknik relaksasi dan teknik distraksi (Closky & Bulechek, 2015). Pijat merangsang dengan menekan saraf ditelapak kaki. Rangsangan yang diterima oleh reseptor saraf (rangsangan yang diterima oleh saraf). Rangsangan yang diterima diubah menjadi arus listrik dalam tubuh dan diteruskan langsung ke otak. Stimulasi yang dikirim langsung ke otak dapat melepaskan ketegangan dan mengembalikan keseimbangan di seluruh tubuh (Dewi & Hartati, 2015) dalam (Widiana et al., 2020).
- Hipnoterapi Lima Jari
Pemberian terapi hipnosis lima jari memanfaatkan kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh untuk meningkatkan kekuatan, penyembuhan diri, dan menjaga kesehatan serta kebugaran. (Hartono et al., 2019).
- Terapi dengan Pendekatan Spiritual
Terapi lain untuk mengatasi masalah insomnia adalah melalui pendekatan spiritual. Prinsip dasar pendekatan spiritual adalah mengingat dan menyebut nama Allah, menenangkan pikiran, meregangkan dan mengendurkan otot, serta mengatur pernapasan untuk respons relaksasi. (Hartono et al., 2019).
- Senam Lansia
Menurut   (Taat Sumedi,  dkk  2010  dalam  Ethyca,  dkk,  2017) dalam (Hartono et al., 2019), dalam melakukan senam lansia dapat dilakukan selama 30-60 menit atau tiga kali dalam seminggu di sore hari. Terapi ini berfungsi untuk meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi tingkat insomnia pada orang dewasa yang lebih tua.
Referensi :
Adiyati, S. (2010). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Insomnia pada Lansia Di Pstw Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Jurnal Kebidanan, II(02), 21--28.
Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Penduduk Usia Lanjut 2021.
Gemini, S., Yulia, R. S. R., Pakpahan, H. M., Setiyowati, E., Hardiyati, Ardiansyah, S., Jalal, N. M., Simanullang, P., Ganda Sigalingging, & Others. (2021). Keperawatan Gerontik. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini. https://books.google.co.id/books?id=KZJCEAAAQBAJ
Hartono, D., Somantri, I., & Februanti, S. (2019). Hipnosis Lima Jari dengan Pendekatan Spiritual Menurunkan Insomnia pada Lansia. Jurnal Kesehatan, 10(2), 187. https://doi.org/10.26630/jk.v10i2.1218
Kodir, K., Margiyati, M., Ningrum, T. F., & Amalia, D. (2020). Pengaruh Kombinasi Terapi Relaksasi Progresif dan Musik Keroncong Terhadap Insomnia pada Lansia Di Posyandu Setya Manunggal III Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan Sisthana, 5(2), 47--51.
Kurniawan, A., Kusumayanti, E., & Puteri, A. D. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Insomnia Pada Lansia Di Desa Batu Belah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2020. Jurnal Ners Universitas Pahlawan, 4(23), 102--106. http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Widiana, I. G. P. W., Sudiari, M., & Sukraandini, N. K. (2020). Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia di Banjar Temesi Desa Temesi Kabupaten Gianyar. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 9(1), 83. https://doi.org/10.36565/jab.v9i1.186
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H