Mohon tunggu...
Adelia Ananda Putri
Adelia Ananda Putri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

just human

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal NPD Lebih Dalam: Gangguan yang Jarang Terdeteksi

3 Desember 2023   20:14 Diperbarui: 3 Desember 2023   20:23 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik?

     Gangguan Kepribadian Narsistik atau NPD merupakan suatu kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang kuat untuk memperoleh pengakuan, keunggulan, pengagum dari orang lain, dan sering kali disertai dengan kurangnya empati terhadap perasaan orang lain.  

    Di Indonesia sendiri angka prevalensi gangguan kepribadian narsistik mungkin tampak lebih rendah dari kondisi sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah karena Masyarakat jaraang memperhatikan kondisi mental individu. Sehingga masih ada Masyarakat yang meremehkan akan suatu gejala tertentu yang di mana kondisi tersebut bisa saja mengarah kepada suatu gangguan.

 

Lalu apa saja sih gejala gangguan kepribadian narsistik ini? 

Menurut DSM-5 ada 9 gejala gangguan kepribadian narsistik, yaitu sebagai berikut:

  • Memiliki rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan (misalnya, melebih lebihkan prestasi dan bakat, mengharapkan untuk diakui sebagai yang unggul tanpa prestasi yang sepadan).
  • Disibukkan dengan fantasi kesuksesan, kekuasaan, kecemerlangan, keindahan, atau cinta ideal yang tak terbatas.
  • Meyakini bahwa dirinya "istimewa" dan unik serta hanya dapat dipahami oleh, atau sebaiknya diasosiasikan dengan, orang (atau lembaga) yang istimewa atau berstatus tinggi.
  • Memerlukan kekaguman yang berlebihan. Yakni butuh akan validasi dan pujian yang berlebihan dari orang lain secara terus menerus.
  • Memiliki rasa berhak (yaitu, ekspektas yang tidak masuk akal atas perlakuan khusus yang menguntungkan atau kepatuhan otomatis terhadap ekspektasinya).
  • Eksploitatif secara interpersonal (yaitu memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri).
  • Kurangnya empati tidak mau mengenali atau mengidentifikas perasaan dan kebutuhan orang lain.
  • Sering merasa iri terhadap orang lain atau meyakini bahwa orang lain iri terhadap dirinya.
  • Menunjukkan tingkah laku atau sikap yang sombong dan angkuh.

Lalu bagaimana penyebab gangguan ini terjadi? 

     Menurut beberapa penelitian, penyebab pasti dari gangguan kepribadian narsistik ini belum sepenuhnya diketahui atau belum jelas, tetapi kemungkinan berasal dari kombinasi beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti:

  • Faktor genetik. Kemungkinan adanya keturunan dari orang tua yang memiliki gangguan kepribadian atau kondisi neurotik juga bisa menjadi faktor risiko.
  • Faktor lingkungan. Cara pengasuhan dan dinamika keluarga. Sebagai contoh, seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak mendukung atau orangtua yang terlalu memanjakan atau memiliki harapan yang tidak realistis terhadap anaknya, bisa memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan gangguan kepribadian narsistik.
  • Faktor biologi dan neurologi. Perbedaan dalam struktur atau fungsi otak orang dengan gangguan kepribadian narsistik, meskipun temuan ini belum bisa dijelaskan sepenuhnya. Faktor hormonal dan sistem neurotransmiter juga bisa mempengaruhi predisposisi seseorang terhadap gangguan kepribadian narsistik.
  • Faktor psikososial. Pola hubungan keluarga yang patogenik dan pengalaman hidup yang traumatis atau peristiwa yang menyebabkan stres emosional. Selain itu, perasaan tidak aman, ketidakmampuan untuk mengatasi emosi, dan kurangnya empati juga dapat berkontribusi pada perkembangan NPD.
  • Faktor sosiokultural. Budaya dan norma sosial yang menekankan individualisme, pencitraan, dan kesuksesan pribadi yang bisa mempengaruhi perkembangan perilaku narsistik.

Dampak apa saja yang akan terjadi?

    Berikut dampak-dampak lain yang dirasakan oleh individu gangguan narsistik:

  • Hubungan yang bermasalah: yaitu mereka seringkali sulit memahami dan berempati dengan orang lain, sehingga hubungan sosial menjadi bermasalah.
  • Kurangnya kemampuan menerima kritik: yaitu mereka cenderung merasa lebih unggul dari orang lain dan sulit menerima kritik.
  • Masalah dalam karir: yaitu mereka merasa lebih berharga dan penting daripada orang lain, sehingga mereka cenderung mengambil risiko yang lebih besar dalam karir mereka. Namun, perilaku ini dapat menyebabkan masalah dalam karir mereka
  • Lebih rawan terhadap perlindungan zat terlarang: yaitu mereka cenderung mencari cara untuk meningkatkan harga diri mereka, salah satu caranya dengan menggunakan zat terlarang.

Pengobatan yang dapat membantu gangguan kepribadian narsistik

Terapi yang umum digunakan dalam mengatasi gangguan kepribadian narsistik meliputi:

  • Psikoterapi perilaku kognitif (CBT). Suatu bentuk psikoterapi yang berfokus pada mengidentifikasi dan mengubah pikiran, emosi, dan perilaku disfungsional. CBT dapat membantu orang dengan NPD mengembangkan persepsi yang lebih realistis tentang diri mereka sendiri dan orang lain, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengelola emosi negatif.
  • Psikoterapi psikodinamik atau psikoanalisis. Suatu bentuk psikoterapi yang berfokus pada analisis konflik bawah sadar dan dinamika relasional. Psikoterapi psikodinamik dapat membantu orang dengan NPD memahami asal-usul masalah kepribadian mereka dan mengembangkan kesadaran diri yang lebih besar dan kemampuan yang lebih besar untuk membangun hubungan yang sehat.
  • Psikoterapi kelompok. Suatu bentuk terapi yang melibatkan sekelompok orang dengan masalah serupa yang bertemu secara teratur untuk mendiskusikan masalah mereka dan saling mendukung. Terapi kelompok dapat membantu orang dengan NPD mengembangkan pemahaman yang lebih besar tentang orang lain dan kemampuan yang lebih besar untuk membangun hubungan yang sehat.
  • Terapi Kepribadian Berbasis Skema (Schema Therapy). Terapi ini menggabungkan teknik dari CBT, terapi psikodinamik, dan terapi perilaku dialektik untuk membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang berasal dari "skema" disfungsional. Terapi ini membantu mereka yang mengalami gangguan kepribadian narsistik untuk mengembangkan empati dan keterampilan hubungan yang lebih baik.
  • Terapi Keluarga. Karena gangguan kepribadian narsistik seringkali mempengaruhi hubungan keluarga, terapi keluarga bisa menjadi intervensi yang bermanfaat. Terapi ini membantu anggota keluarga mengerti kondisi individu dan mengembangkan strategi efektif untuk mengatasi masalah dalam hubungan keluarga.

Ilustrasi berkumpul bersama teman (dok/pribadi)
Ilustrasi berkumpul bersama teman (dok/pribadi)

Pentingnya dukungan orang sekitar

Peranan keluarga dan teman juga sangat penting dalam proses perawatan dan pemulihan. Salah satu caranya dengan memberikan dukungan moral, atau bahkan hanya menjadi pendengar yang baik ketika mereka ingin bercerita.

Penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan gejala-gejala gangguan kepribadian narsistik. Hal ini menjadi langkah awal bagi kita untuk mendukung individu mencari bantuan yang diperlukan.

Informasi di atas tidak untuk diajukan sebagai acuan self-diagnosis. Jika ada orang di sekitar kalian yang menunjukkan gejala gangguan kepribadian narsistik jangan ragu untuk menyarankan individu tersebut pergi ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.

______

Referensi :

DSM-V. (2013). The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorder Fifth Edition. Wahington DC: American Psychyatric Publishing.
Fadilah, R. (2021). Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku Kriminalitas Antisosial Pada Pria Di Lapas Kota X. Jurnal Diversita, 87.
Fadli, R. (2023, 28 April). Kenali dampak buruk kepribadian narsistik bagi Kesehatan.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal (Edisi Kelima, Jild 1). Jakarta: Erlangga New York: Mc Graw Hill, 2001. Abnormal psychology / Susan Nolen-Hoeksema.
Wiramihardja, S. A. (2015). Pengantar Psikologi Abnormal (edisi revisi). Bandung: Refika Aditama. Boland, M. (2023, 12 Juni). Narcissistic Personality Disorder: Treatment And More.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun