Ini merupakan kehadiran yang terlampau sepi
Tanpa wajah ibu
Dan kasih sayangnya
Sebab bumi telah menelan dengan terburu-buru
Padahal aku masih ingin menceritakan pagi
Juga malamÂ
Di antara pelukan hangatnya
Dan pada akhirnya senja memutuskan hanya untuk menyukai hujan
Sepeninggalan sosok ibu
Empat tahun yang lalu
Namun, Desember kali ini
Kesedihanku tergantikan dari bait-bait kehilangan
Dan telah kudapati sebuah harapan
Untuk menjadikan sosok ibuku
Kembali hidup didunia
Ini kisah ibuku yang lainnya, perkenalkanlah!
Dia datang dari bumi yang retak
Pada kediaman mata yang paling pedih
Ketika anak-anak menelantarkan dia di pinggir jalan
Sebab tubuh tuanya sudah tak lagi berguna
Dear, kepada duhai yang hatinya telah khilaf
Maafkanlah aku, kupinjam ibumu
Dan takkan pernah dikembalikan
Sebab cinta ini
Sudah se-utuhnya kubalikan menjadi milik diri sampai akhir zaman
Seyogyanya wanita paruh baya ini
Ialah anugrah terindah
Yang pernah dipertemukan hujan
Saat senja sudah mulai kalah
BahkanÂ
Hampir saja kehilangkan nyawa.
Terimakasih kasih, ibu
Yang tidak pernah melahirkan aku
Dari rahim muliamu
Jakarta, 23 Desember 2019.
Penulis AbigailTurtovNapitupulu (Delia)
#PBP
#PUISI IBU
#PUISI HARI IBU
#PROJEK BERBALASAN PUISIÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI