Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Kata yang Semakin Becek

1 Januari 2019   06:38 Diperbarui: 1 Januari 2019   09:06 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By DELIA Succubus

Seharusnya engkau membacaku dengan jati diri

tanpa menyisahkan hening di atas pemujaan

sebab

perempuan sajak ini, hanya menulis penuh dasar dan kejujuran

selebihnya

tangkaplah tiap kata

dengan hati, tanpa keramaian

bukankah percuma? Tak menghasilkan sedikit pun receh

jadi biarkan saja uap zaman

tinggal di ketiak pertanyaan

sedangkan masaku ini

sekedar belajar mencerna air mata.

Kupu-kupu lain sudah terbang melesat

sedangkan aku masih di sini

sambil menunggu kabar dari seberang

untuk bahan bahasa

yang sejarahnya masih di recoki 

revolusi kata

padahal prihal usang itu lebih bernilai 

dari tarif

yang sedang di percundangi.

Salam kawan! Harga pemikiran 

adalah kenikmatan

bukan nominasi ketenaran

di mana indahnya

takkan tergantikan.

Suah Api, 1 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun