Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengamen Jalanan

19 Desember 2018   19:17 Diperbarui: 19 Desember 2018   19:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta sedang marak dengan seniman jalanan, yang mana Ondel-Ondel sebagai mediator yang digunakan. Semua ondel-ondel memiliki bentuk yang hampir sama, tetapi beda corak dan warna, beraneka ragam dan menarik. 

Bentuk Ondel-Ondel menyerupai boneka manusia bertubuh besar, dengan ekspresi wajah yang tersenyum dengan ramah. Sehingga membuat ondel-ondel sedikit lebih bernuansa sosialis.

Pada Ondel-Ondel lelaki berwarna merah, melambangkan semangat dan keberanian. Ondel-Ondel perempuan berwarna putih, menandakan kebaikan dan kesucian. Tinggi Ondel-Ondel sekitar 2,5 meter dengan lebar sekitar 80 centimeter, dibuat dari anyaman bambu sehingga ringan saat dipikul oleh pemerannya. 

Bagian kepala serupa topeng yang diberi ijuk sebagai rambutnya. Dan karena hal inilah, anak-anak kecil banyak yang takut melihatnya.  Pengamen Ondel-Ondel biasanya memakai musik dangdut yang lagi hit zaman now. Mereka berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya.

Bahkan terkadang diiringi tarian dari seorang gadis pengamen agar menarik perhatian orang-orang yang melihatnya kemudian menyumbang sedikit uangnya. Ada pula sebagian penonton yang asik ikut bergoyang bersama penari penari berpakaian serupa model.

Tetapi ada juga pengamen ondel-ondel yang kreatif. Sambil mengamen, mereka juga menjual hiasan ondel-ondel kecil, hasil buah tangan mereka sendiri, kemudian menawarkannya di jalan-jalan hingga masuk pelosok kampung. Hiasan kecil ondel-ondel hanya di hargai dengan uang sebanyak dua ribu rupiah sampai sepuluh ribu. 

Tergantung bentuk ondel-ondel dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan ondel-ondel itu sendiri. Mereka juga memberikan bonus kembang ondel-ondel, dengan satu permen di ujungnya untuk penonton yang memberikan sumbangan. Dan biasanya bonus itu di ambil dari atas kepala ondel-ondel. 

Menurut pendapatku pengamen ondel-ondel di jalanan, kadang membuat kita terhibur, apalagi saat kejebak macet, yang terkadang membuat urat nadi naik ke ubun-ubun karena jenuhnya. Suara musik dan kelucuan akrobat ondel-ondel bisa membuat kita sedikit melupakan macetnya jalanan. 

Tetapi sebagian kecil pengamen, ada yang membuat seniman ondel-ondel sebagai sarana penyebab kemacetan, karena ingin pertunjukkan di lihat oleh semua orang dan menghasilkan banyak uang. Hal ini sangat di sayangkan sekali, karena serupa maksakan diri untuk menjebak orang-orang mengagumi pertunjukan mereka dengan sangat terpaksa. Padahal tidak semua orang senang terjebak dalam kemacetan lalu lintas itu sendiri.

Untuk hal ini sebaiknya pengamen ondel-ondel tidak membuat kesenian menjadi hanyalan sebuah gosip yang isinya hanya caci makian dari penonton yang tidak merasa senang. Bukankan seni itu adalah sebuah hiburan. Maka jadikanlah serupa hiburan.

Bekasi, 19 Desember 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun