Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Lupa Mata-Mu

9 Desember 2018   15:50 Diperbarui: 9 Desember 2018   15:58 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepayang jalang yang menguliti ketandusan. Hingga seluruh tubuh lemas tak  berdaya. Ah musim, kau hadir begitu tepat. Menyirami segala dahagaku atas rayuan bumi. Dan menenggelamkan aku kepada hujan yang jatuhnya tak sebanding.

Bisakah menyalahkan bara sekali lagi? Ah tidak! Cukuplah sudah. Tak sanggup mengeja keraiban yang gigil ini kembali. Sebab wajah bulan sudah jarang beredisi. Terlalu subuh untuk menyatakan kelayakan.

Andaikan benar kita sejodoh. Maka pertemuan akan singgah tanpa kita sengaja. Kemudian barulah membahasakan adanya, di antara semak, yang belukarnya hampir setinggi tubuhku.

Dan aku tak pernah meminta kepada langit. Untuk KITA. Kupilih bisu dengan kesendirian. Di kurun waktu yang tak pernah memihak arahnya. Biarkan dia pergi. Melepaskan puisi. Sebab jika ia besar, jalan pulang pasti menemukan solusi dengan sendirinya.

Ya ... kini hanya mengasuh sendiri anak-anak rindu. Kepadamu, yang tak pernah keliru, mengalimatkan rasa, menari-nari untukku. Kau tau itu, aku bukan wanita biasa yang bisa kau bohongi, dear.

 Aku tau hatimu masih kumiliki. Kita hanya menyuntingnya dalam kepura-puraan. Wanginya hingga ukiran nama tak ingin terdeteksi. Ah masa. Aku bahkan tidak belajar cara membuat kesadaran terjaga. Semusim dingin yang ekstrim. Semoga baik-baik saja, membawa segala sesuatu, yang paling rahasia ke dalam permukaan bumi 

Dear aku pasti baik-baik saja!

Bekasi, 8 Desember 2018.

15 : 38

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun