Atma hendak melawat menuju rumah Bunda Wiwik. Tetapi Yanlik melarang, bahkan dengan manjanya mampu membujuk langkah kaki. Akhirnya Atma hanya duduk santai dekat televisi sambil bekerja. Tumpukan kertas kertas kerja semakin membuat Atma lupa makan dan akhirnya suara perut mengingatkan dia untuk segera berhenti. Kemudian memenuhi keinginan rongga tubuh yang memanggil. Tetapi tiba-tiba pria kemarin malam datang. Dia masuk melalui pintu tanpa salam dan membuat mata Atma hampir keluar dari kelopak.
"Sudahlah, Neng! Simpan dulu wajah menyeramkan itu. Ini ada sedikit makanan dan ayolah kita nikmati. Perlu kau tau. Ini makanan halalku yang pertama." Berjalan menuju meja makan.
Atma hanya diam di meja makan. Sedangkan pria itu melayaninya dengan mata yang sedikit aneh.
"Bukalah mulutmu dan kunyah makanan ini."
"Maaf aku sedang tidak napsu."
"Hai! Aku juga tidak napsu denganmu. Hanya makanan ini saja. Percayalah."
Kembali mencoba membuat mulut Atma membuka.
"Hah! Sudahlah. Kasihan juga jengkol itu jika sampai di hinggapi lalat. Tetapi aku hanya ingin kau tau. Mataku juga kelaparan. Dan mungkin kau akan kujadikan rica-rica."
Yanlik mendengar percakapan Atma, kalung mawar hitam di lehernya beraksi, membuat Yanlik berubah menjadi siluman berkepala
Yanlik menghampiri pria itu untuk menerkamnya. Tetapi pria itu kemudian berkata, "hai Lintang! Kau ingin membunuhku?"
Yanlik bergetar kemudian tubuhnya kembali ke asalnya.