Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yanlik dan Mawar Hitam 2

7 Desember 2018   17:48 Diperbarui: 7 Desember 2018   17:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Atma hendak melawat menuju rumah Bunda Wiwik. Tetapi Yanlik melarang, bahkan dengan manjanya mampu membujuk langkah kaki. Akhirnya Atma hanya duduk santai dekat televisi sambil bekerja. Tumpukan kertas kertas kerja semakin membuat Atma lupa makan dan akhirnya suara perut mengingatkan dia untuk segera berhenti. Kemudian memenuhi keinginan rongga tubuh yang memanggil. Tetapi tiba-tiba pria kemarin malam datang. Dia masuk melalui pintu tanpa salam dan membuat mata Atma hampir keluar dari kelopak.

"Sudahlah, Neng! Simpan dulu wajah menyeramkan itu. Ini ada sedikit makanan dan ayolah kita nikmati. Perlu kau tau. Ini makanan halalku yang pertama." Berjalan menuju meja makan.

Atma hanya diam di meja makan. Sedangkan pria itu melayaninya dengan mata yang sedikit aneh.

"Bukalah mulutmu dan kunyah makanan ini."

"Maaf aku sedang tidak napsu."

"Hai! Aku juga tidak napsu denganmu. Hanya makanan ini saja. Percayalah."

Kembali mencoba membuat mulut Atma membuka.

"Hah! Sudahlah. Kasihan juga jengkol itu jika sampai di hinggapi lalat. Tetapi aku hanya ingin kau tau. Mataku juga kelaparan. Dan mungkin kau akan kujadikan rica-rica."

Yanlik mendengar percakapan Atma, kalung mawar hitam di lehernya beraksi, membuat Yanlik berubah menjadi siluman berkepala

Yanlik menghampiri pria itu untuk menerkamnya. Tetapi pria itu kemudian berkata, "hai Lintang! Kau ingin membunuhku?"

Yanlik bergetar kemudian tubuhnya kembali ke asalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun