Indonesia, atau setidaknya ibu kotanya, kini berada di ambang wabah besar penyakit menular yang telah melanda dunia yang menewaskan ribuan penduduknya. Pandemi COVID-19 ini adalah ancaman kehidupan nyata yang dihadapi tidak hanya di Indonesia, tetapi di negara lain juga. Sebelumnya diberitakan, beberapa warga di RW 10, Sunter Agung, Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara dinyatakan positif mengidap virus corona. Karenanya, kelurahan Sunter Agung melakukan micro lockdown di kawasan tersebut. Sekarang, lebih dari 600 warga RW 10, Sunter Agung, Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara, telah menerima dosis kedua vaksin COVID-19. Pemberian vaksin dilakukan sejak cluster infeksi mulai terdeteksi di kecamatan tersebut.
Alur pelayanan vaksinasi COVID-19 di RW 10, Sunter Agung, Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara yang pertama adalah calon penerima vaksin COVID-19 telah melakukan registrasi ulang dan datang tepat waktu sesuai jadwal. Meja 1 untuk pendaftaran dan verifikasi, disini calon penerima vaksin COVID-19 menunjukkan e-ticket dan bukti identitas lainnya untuk dilakukan verifikasi. Jika identitas sudah terverifikasi, calon penerima vaksin melanjutkan ke meja 2. Meja 2 untuk format skrining, disini petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana untuk melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi penyakit penyerta atau komorbid. Jika calon penerima vaksin sehat, maka vaksinasi dapat dilanjutkan. Meja 3 untuk vaksinasi, disini calon penerima vaksin diberikan vaksin COVID-19 secara aman. Meja 4 untuk pencatatan dan observasi, disini petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi. Penerima vaksin di observasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI. Selanjutnya penerima vaksin memperoleh kartu vaksinasi.
Pada hari Kamis, 15 April 2021 lalu, saya berhasil mewawancarai Dr. Sri Susilowati W. seorang dokter di Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II. Beliau mengatakan, "untuk efek samping bisa ada bisa enggak, kalau untuk vaksin sinovac itu supaya penerima vaksinnya membentuk antibody. Antibody adalah system kekebalan tubuh, sederhananya, antigen ini adalah protein yang ada di kulit terluar virus itu sendiri. Jadi, itu sebenarnya bagian dari virus itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh tubuh manusia untuk melawan antigen spesifik tersebut. Jadi, kalau ada virus yang dekat dengan dia atau yang masuk ke tubuhnya, dia sudah mengenalinya dan bisa melawan virus itu. Cara bekerjanya disuntikkan dengan maksud agar tubuh kita membentuk kekebalan tubuh. Kita masih dalam penelitian untuk seberapa ampuhnya vaksin ini, ada yang bilang ampuh ada yang bilang juga virusnya banyak yang bermutasi. Kalau virusnya sudah bermutasi mungkin kita juga masih tanda tanya, karena virusnya enggak kelihatan."
Indonesia merupakan salah satu negara yang menderita wabah Covid-19 terburuk di dunia dan sistem perawatan kesehatannya sempat runtuh karena kekurangan segalanya termasuk tempat tidur rumah sakit. Sebelumnya, pada akhir Desember 2019, coronavirus 2 atau SARS-CoV-2 sindrom pernapasan akut parah pertama kali muncul di Wuhan, Cina, dan kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan wabah global penyakit virus korona 2019 atau COVID-19 sebagai pandemi. Ilmuwan di seluruh dunia bekerja secara ekstensif untuk mengembangkan vaksin baru, terapi, dan banyak strategi lain untuk mengatasi pandemic.
Memastikan keamanan dan kualitas vaksin adalah salah satu prioritas tertinggi pemerintah. Pemerintah bekerja erat untuk memastikan bahwa norma dan standar dikembangkan dan diterapkan untuk menilai kualitas, keamanan dan kemanjuran vaksin. Proses pengembangan vaksin COVID-19 dilacak dengan cepat sambil mempertahankan standar tertinggi. Mengingat kebutuhan ini mendesak untuk menghentikan pandemi, adanya jeda di antara langkah-langkah pengembangan vaksin seringkali terjadi untuk mengamankan pendanaan negara.
Ada banyak perlindungan ketat yang diterapkan untuk membantu memastikan bahwa vaksin COVID-19 aman. Seperti semua vaksin, vaksin COVID-19 sedang melalui proses pengujian multi-tahap yang ketat, termasuk uji coba besar yang melibatkan puluhan ribu orang. Uji coba ini tidak mencakup beberapa kelompok berisiko tinggi untuk COVID-19, yaitu kelompok tertentu seperti wanita hamil dan menyusui tidak termasuk dalam uji coba vaksin dan secara khusus dirancang untuk mengidentifikasi efek samping atau masalah keamanan lainnya.
Sementara itu kita harus belajar lebih banyak hal baru, kita perlu melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan penyebaran virus untuk mencegah mutasi yang dapat mengurangi kemanjuran vaksin yang ada. Artinya kita harus menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, menutupi batuk atau bersin di siku, sering membersihkan tangan, mengenakan masker dan menghindari ruangan yang berventilasi buruk.
Pada hari Kamis, 15 April 2021 lalu, saya juga berhasil mewawancarai Bapak Nuryadi umur 63 tahun. Seorang warga RW 10, Sunter Agung, Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara yang telah menerima dosis kedua vaksin Covid-19. Beliau mengatakan, ”Efek samping ini sedikit memengaruhi kemampuan saya untuk melakukan aktivitas sehari-hari, Di lengan tempat saya disuntik seperti nyeri dan kemerahan. Kalau di seluruh bagian tubuh saya yang lainnya seperti kelelahan dan nyeri otot, tetapi hilang dalam beberapa hari. Sepertinya beberapa orang enggak ada efek sampingnya."