Mohon tunggu...
Adelia Rahmawati
Adelia Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Kecil Mahasiswa dalam SDGs demi Indonesia Maju

7 Oktober 2021   13:06 Diperbarui: 7 Oktober 2021   13:08 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada masa sekarang, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan negara lain dalam tujuan untuk melakukan kegiatan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau yang biasa disebut Sustainable Development Goals (SDGs) Kegiatan ini merupakan suatu tindakan dengan tujuan pembangunan demi mendukung peningkatan kesejahteraan dalam sektor ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Indonesia bersama dengan negara asuhan PBB yang lain bekerja sama dalam tujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya. 

Ungkapan kerja sama tersebut dicatat pada kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada tahun 2000. Konverensi ini telah ditandatangani oleh 147 anggota Perserikatan Bangsa Bangsa.

Terdapat 17 Tujuan Global lain dari hasil konverensi SDGs tesebut diantaranya: Dunia tanpa kemiskinan, dunia tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan yang berkualitas, terjadinya kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi yang baik, tersedianya energi bersih dan terjangkau, pemenuhan pertumbuhan ekonomi dan tersedianya pekerjaan yang layak, industri, inovasi dan infrastruktur, mengurangi kesenjangan, keberlanjutan kota dan komunitas, konsumsi dan produksi bertanggung jawab, aksi terhadap iklim, kehidupan bawah laut, kehidupan di darat, institusi peradilan yang kuat dan kedamaian, kemitraan untuk mencapai tujuan.

Dari ke 17 tujuan tersebut, Indonesia telah berhasil mencapai beberapa indikator yang ada pada hasil rundingan konverensi tersebut. Namun, masih banyak poin poin yang belum dikuasai oleh Indonesia. 

Diantaranya pada kasus pemberantasan kemiskinan, di Indonesia masih terdapat banyak sekali warga yang kekurangan. Walaupun dari target MDGs, Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan,diukur dari tingkat pendapatan perkapita masyarakat yaitu USD 1,00 per hari. Namun tetap saja kemiskinan tersebut masih banyak ditemukan. 

Bahkan karena kemiskinan tersebut, banyak anak anak balita yang hidup dengan gizi yang kurang. Dari data hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 telah menyebutkan bahwa, gizi buruk anak dibawah lima tahun terjadi sebesar 19,6%. Angka ini meningkat dari tahun 2010 yaitu sebesar 17,9%. Program yang dilakukan pemerintah dalam rangka menurunkan kemiskinan yaitu dengan memperbesar lapangan kerja.

Indikator lainnya yaitu terdapat pada tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan yaitu dengan pemerintah melakukan program Indonesia Sehat melalui program paradigma sehat, program ini merupakan sebuah program dengan menggunakan metode pendekatan. 

Selanjutnya ada bagian pelayanan kesehatan, Pelayanan kesehatan juga diberdayakan oleh pemerintah guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan. Pemerintah menganggap kesehatan sebagai awal mula dari suatu proses pembangunan. Jaminan kesehatan nasional, Jaminan Kesehatan Nasional juga diberdayakan negara Indonesia untuk menjamin pelayanan kesehatannya bagi seluruh masyarakat dan juga warga negara asing yang tinggal di Indonesia.

Indikator yang ketiga itu ada terpenuhinya pendidikan masyarakat yang berkualitas. Pada saat ini, sistem pendidikan di Indonesia masih menggunakan sistem pendidikan Nasional. 

Sistem pendidikan ini berlaku untuk keseluruhan jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari sekolah dasar hingga tinggi. Terdapat program wajib belajar selama 12 tahun yang terdiri dari 6 tahun untuk sekolah dasar, 3 tahun untuk sekolah menengah pertama, dan 3 tahun untuk sekolah menengah atas. Setelah itu juga ada perguruan tinggi. 

Setiap tahun terdapat sekitar 3,7 juta pelajar yang lulus SMA, MA dan SMK di indonesia. Namun tidak semua lulusan tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 

Dari data Kemenko PMK, hanya sekitar 1,8 juta lulusan SMA yang bisa meneruskan kuliah. Berbagai kebijakan dan program yang pemerintah lakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan melakukan perluasan akses yang merata bagi pendidikan dasar terkhusus bagi golongan masyarakat miskin kebawah, pemerintah melakukan peningkatan kualitas dan relevansi dalam sektor pendidikan, dan juga melakukan penguatan bagi tenaga kependidikan.

Yang terakhir itu ada kecukupan pangan bagi seluruh masyarakat. Kecukupan pangan pun sangat diperhatikan dalam upaya untuk mewujudkan SDGs. Pangan merupakan kebutuhan dasar pada diri manusia yang paling utama dan merupakan salah satu bagian dari pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945 serta terdapat pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 yang berisi tentang Pangan. 

Konsumsi pangan dan gizi yang cukup merupakan awal bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Karenanya, dalam mewujudkan ketahanan pangan merupakan suatu urusan yang wajib pemerintah lakukan demi mencapai ketersediaan pangan untuk menjamin terwujudnya keamanan pangan dan mutu pangan dengan menjaga stabilitas harga dan pasokan pada masyarakat.

Dari semua indikator yang ada tersebut, Pemerintah harus melakukan tindakan baru demi menjadikan Indonesia setara dengan negara negara maju lainnya. Tetapi, diharapkan bukan hanya pemerintah yang melakukan, melainkan juga dengan bantuan masyarakat serta manusia manusia yang berpendidikan. 

Mengambil contoh mahasiswa, mahasiswa memiliki peran sebagai agent perubahan yang mana mahasiswa diharapkan dapat berdiri paling depan sebagai penyuara aspirasi masyarakat kepada pemerintah melalui berbagai kegiatan yang positif. Mahasiswa juga dapat berpartisipasi melalui kegiatan kecil seperti belajar dengan sungguh sungguh.

Mahasiswa merupakan generasi penerus yang diharapkan kedepannya akan menjadi seorang panutan. Jika mahasiswa tersebut belajar dengan baik, diharapkan intelektual serta sumberdaya manusia yang ada di Indonesia akan semakin baik dan berkualitas. Dengan itu akan terjadinya pengurangan angka kemiskinan dengan pesat. 

Dan juga bila mahasiswa sudah memiliki intelektual yang baik, kedepannya dia akan lebih mengerti cara dalam hidup yang sehat dan sejahtera, serta diharapkan dapat terjadi juga kecukupan pangan yang baik. Pemenuhan SDGs dapat terwujud dengan baik karena semua bagiannya saling terhubung menjadi suatu indikator keberhasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun