Mohon tunggu...
adelia alfina
adelia alfina Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

membaca adalah salah satu hobi saya maka dari itu saya mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji tentang Jual Beli dengan Mengurangi Jumlah Timbangan

22 November 2023   08:24 Diperbarui: 22 November 2023   08:39 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Azab bagi orang yang melakukan kecurangan dalam menakar dan menimbang.

Allah SWT mengeluarkan ancaman yang keras terhadap orang-orang yang salah dalam menakar dan menimbang apa yang terjadi di pos-pos perdagangan Mekkah dan Madinah saat itu. Dikisahkan ada seorang laki-laki bernama Abu Juhainah di Madinah. Ada dua jenis pengukuran: besar dan  kecil. Saat kami membeli gandum dan kurma dari petani, kami menggunakan jumlah yang besar, namun saat kami menjualnya kepada orang lain, kami hanya menggunakan jumlah yang sedikit. Perilaku ini menunjukkan adanya keserakahan dan keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan mengorbankan orang lain.Terhadap orang seperti  Nabi Muhammad SAW ini.

Rasulullah yang artinya, "ada lima perkara yang dibalas dengan lima perkara: tidak pernah suatu kaum yang melanggar janji, melainkan Allah SWT akan membiarkan kaum itu dikuasai musuhnya. Tidak pernah mereka yang memutuskan perkara dengan hukuman yang tidak diturunkan oleh Allah SWT, melainkan akan tersebar luaslah kefakiran dikalangan mereka. Perzinaan tidak pernah secara meluas dikalangan mereka secara luas, melainkan akan tersebar luaslah bahaya kematian. Tidak pernah mereka yang berbuat curang dalam menakar dan menimbang, melainkan mereka akan kehilangan kesuburan tumbuh-tumbuhan dan ditimpa musim kemarau. Dan tidak pernah mereka yang menahan zakat, melainkan akan diazab dengan hujan (kemarau yang panjang). (Riwayat at-Tabrani dari Ibnu 'Abbas)

Contoh tentang kehidupan sehari-hari

Saya mau cerita nih jadikan banyak kita jumpai dipasar tradisonal ataupun saat belanja ditukang sayur yang masih menggunkan timbangan tradisional. biasanya melihat proses penimbangan sembako yang dilakukan di pasar yang sepenuhnya masih terdapat kecurangan dan kurang pemahaman di setiap transaksi jual beli yang dilakukan belum memahami bahkan mengaplikasikannya sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam melakukan jual beli seharusnya disertai dengan jujur dan tidak melalukan kecurangan agar mendapatkan manfaat. Sering kita jumpai barang yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya ditawarkan, Ataupun ukuran barang tidak seperti yang sejak awal telah disepakati. Yang lebih sering adalah berat timbangan tidak sesuai Dengan yang kita bayar.

Perilaku berdagang, atau berbisnis, ataupun berusaha seperti yang dibahas diatas bukan hanya terjadi antara penjual dan pembeli. tapi saat ini kita tidak bisa menemukan pedagang memperlihatkan bobot timbangan yang kita beli. Apabila kita mau meneliti barang yang kita beli bisa saja takaran atau beratnya tidak sesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun