Mohon tunggu...
Maritza Adelia Syawal
Maritza Adelia Syawal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Environmental Health at Universitas Indonesia

Maritza is a third-year student majoring in Environmental Health at Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terjangkit Penyakit Tuberkulosis: Waspada! Bisa Jadi dari Rumah dan Kebiasaan Sendiri

15 November 2022   15:26 Diperbarui: 15 November 2022   21:34 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah sehat.Sumber: healthyhousingfoundation.net

Oleh Azalia Putri Hanasri, Fayza Chairunnisa Permana, dan Maritza Adelia Syawal

Tahukah Anda? Tuberkulosis merupakan penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis telah lama menjadi ancaman bagi kesehatan global dan merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama dari akibat agen infeksi tunggal sebelum adanya pandemi COVID-19.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021, prevalensi penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina. Kasus yang terjadi di Indonesia dapat mencapai hingga 824 ribu kasus dengan kematian sebesar 93 ribu per tahun yang dapat setara dengan 11 kematian per jam. 

Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai dampak, mulai dari dampak fisik, mental, hingga sosial. Secara fisik, penderita akan sering batuk, sesak napas, dada nyeri, berat badan menurun, nafsu makan menurun, dan berkeringat di malam hari yang tentunya akan menyebabkan penderita menjadi lemah. 

Sementara itu, penderita umumnya secara mental akan merasakan berbagai ketakutan dalam dirinya, seperti ketakutan akan kematian, masa berobat yang lama, efek samping yang timbul akibat pengobatan, kehilangan pekerjaan, kemungkinan menularkan penyakit kepada orang lain, serta takut ditolak dan didiskriminasi oleh orang-orang di sekitarnya.

Eits... tidak sampai situ saja! Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata selama ini kondisi fisik rumah dan kebiasaan penghuninya sangat mempengaruhi risiko seseorang terkena penyakit TB. Sayang sekali, bukan? 

Padahal, seharusnya rumah merupakan tempat tinggal yang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para penghuninya. Fakta mengejutkan tersebut telah dibuktikan melalui banyak penelitian berbeda. Beberapa contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Singh, Aditama, Musfirah, serta peneliti-peneliti lainnya. 

Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui bahwa kondisi fisik rumah yang dapat mempengaruhi risiko kejadian TB adalah ventilasi udara, lantai, dinding, atap, serta komponen-komponen fisik rumah lainnya. Sementara itu, kebiasaan penghuni yang sangat berpengaruh pada kejadian TB adalah kebiasaan merokok dari penghuni rumah tersebut.

Nah, kira-kira apa sih yang menyebabkan komponen rumah dan kebiasaan merokok menjadi faktor risiko TB? Berikut penjelasannya! 

Ventilasi Udara

Ventilasi udara menjadi salah satu penyebab terjadinya penularan TB di rumah. Mengapa hal ini dapat terjadi? Hal ini terjadi akibat kurangnya ventilasi. Kurangnya ventilasi dapat mempengaruhi tingginya kelembaban dan kurangnya keberadaan sinar matahari dalam ruangan yang dapat meningkatkan risiko kamar menjadi tempat berkembangnya bakteri TB. 

Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan ruangan selalu basah dan dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Kondisi optimal perkembangbiakan Mycobacterium tuberculosis dapat terjadi apabila  kelembaban di udara lebih besar dari 70%. Kelembaban yang tinggi mengakibatkan kurang efektifnya fungsi membran mukosa hidung sebagai penyaring mikroorganisme yang akan masuk ke saluran pernafasan. 

Lantai

Lantai dapat menjadi media penularan TB paru berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Hirda Ulis Fitriani di Kabupaten Kediri pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena sifat lantai yang memiliki sifat tidak kedap air akan memiliki kelembaban yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi tempat perkembangbiakan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang berasal dari penderita. 

Pedoman kesehatan perumahan juga telah menjelaskan bahwa lantai yang sehat adalah lantai yang kedap air, mudah dibersihkan dan tidak lembab. Sebaliknya, lantai yang tidak sesuai dengan pedoman tersebut merupakan lantai yang tidak sehat sehingga dapat meningkatkan kejadian TB di rumah.

Dinding

Penelitian yang dilakukan oleh Erlin Fitria Dewi, Suhartono, dan Mateus Sakundarno Adi pada tahun 2016 di Kota Magelang menunjukkan bahwa material dinding rumah memiliki keterkaitan dengan kejadian TB. Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa tingkat kelembaban di rumah dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit TB. Dinding rumah memiliki beberapa jenis berdasarkan materialnya seperti dinding batako, dinding batu alam, dinding kayu, dan bambu. Terdapat persyaratan yang harus dimiliki oleh rumah sehat, yaitu diperlukan adanya material dinding yang permanen dan kedap air untuk mencegah tingginya kelembaban udara di rumah.

Atap

Pemilihan material untuk atap rumah ternyata juga berkaitan erat dengan penularan TB di hunian. Hal tersebut dikarenakan penggunaan material tertentu dapat mempengaruhi suhu atau temperatur udara di dalam rumah. Penelitian Singh, Kashyap, dan Puri di India pada 2018 menemukan fakta bahwa penggunaan material alami untuk atap dapat meningkatkan risiko kejadian TB paru. Untuk daerah dengan iklim tropis seperti Indonesia, jenis atap yang cocok untuk digunakan adalah atap dari genteng. Hal tersebut disebabkan karena atap genteng dapat menjaga kesejukan di dalam rumah.

Smoking Behaviour

Smoking behaviour atau kebiasaan merokok penghuni rumah dapat berdampak besar terhadap penularan TB di rumah tersebut. Penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa mereka yang terekspos asap rokok (perokok pasif) di rumahnya memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit TB dibandingkan dengan mereka yang tidak terekspos. Oleh karena itu, untuk menjaga diri dari risiko tersebut kita perlu menghindari kebiasaan merokok.

Lantas, apa yang harus dilakukan? Yuk, kita mulai dari hal paling sederhana!

Tentunya, TB dapat dicegah mulai dari diri sendiri. Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), makan makanan bergizi, tidak merokok, meningkatkan daya tahan tubuh, dan selalu memperhatikan etika saat batuk dan membuang dahak. Bayi yang baru lahir pun juga dapat divaksinasi dengan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG).

Tidak hanya itu saja, mengupayakan lingkungan sehat tentu tidak kalah penting dan dapat dilakukan dengan memelihara dan memperbaiki kualitas dari perumahan dan lingkungannya yang sesuai dengan persyaratan baku mutu rumah sehat. Rumah sehat idealnya memiliki beberapa hal di bawah ini. Yuk, kita simak bersama!

  1. Fondasi yang kuat.

  2. Lantai yang tidak lembab dan kedap air dengan tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan.

  3. Ventilasi berbentuk jendela dan pintu dengan luas minimum 10% dari luas lantai.

  4. Dinding rumah yang bersifat kedap air.

  5. Langit-langit rumah yang memiliki berada minimum 2,4 m dari lantai dan dapat dibuat dari bahan papan, tripleks, anyaman bambu, atau gipsum.

  6. Atap rumah menggunakan bahan yang dapat menjaga suhu dan kesejukan di dalam rumah.

Apabila berkaca pada diri kita sendiri, sudahkah kita menerapkan seluruh hal di atas guna mencegah diri sendiri dan keluarga agar terjangkit dari penyakit TB? Yuk, bersama kita hindari penyakit TB!

REFERENSI

Aditama, W., Sitepu, F. and Saputra, R. (2019) "Relationship between Physical Condition of House Environment and the Incidence of Pulmonary Tuberculosis, Aceh, Indonesia,"  International Journal of Science and Healthcare Research, 4(1).

Dewi, E.F., Suhartono and Adi, M.S. (2016) "Hubungan Faktor Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Kota Magelang," Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(2). 

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Fitriani, H. U. (2020). The Differences of Ventilation Quality, Natural Lighting and House Wall Conditions to Pulmonary Tuberculosis Incidence in the Working Area of Sidomulyo Health Center, Kediri Regency. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(1), 39. https://doi.org/10.20473/jkl.v12i1.2020.39-47 

Ikhsani, Aditia Huda (2017) Hubungan Cemaran Mikroba dengan Pengelolaan Rumah Sehat pada Rumah Tipe Menengah sebagai Sumber Belajar Biologi. Other thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Jadikan Penerus Bangsa Bebas TBC, Dimulai dari Diri Sendiri dan Keluarga, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Available at: https://www.kemkes.go.id/article/view/21032500001/jadikan-penerus-bangsa-bebas-tbc-dimulai-dari-diri-sendiri-dan-keluarga.html (Accessed: October 18, 2022). 

Marlinae, L. et al.(2019) Desain Kemandirian Pola Perilaku Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Anak Berbasis Android. 1st edn. Yogyakarta, Indonesia: CV Mine. 

Marsum et al. (2017) "Condition of House Physical Environmental and Pulmonary Tuberculosis Occurrence in Working Area of Petanahan Kebumen Regency." Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI.

Musfirah, Nurfita, D. and Rangkuti, A. (2022) "Analysis of Healthy Housing and TB Prevalence in Yogyakarta City," Jurnal Kesehatan Masyarakat, 17(3).

Singh, S., Kashyap, G. and Puri, P. (2018) "Potential Effect of Household Environment on Prevalence of Tuberculosis in India: Evidence from the Recent Round of a Cross-Sectional Survey," BMC Pulmonary Medicine, 18(66). Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s12890-018-0627-3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun