Kebijakan baru yang dibuat oleh Arab Saudi dan kartelnya, yakni OPEC, berhasil membuat Negeri Paman Sam ketar-ketir.
Tahun 2022 ini, mungkin akan menjadi tahun terburuk bagi Amerika Serikat (AS). AS yang pada Juni 2022 kemarin baru saja mengalami inflasi hingga mencapai 9%, harus kembali bersiap dengan kebijakan baru Arab Saudi dan OPEC tentang perminyakan.
Setelah OPEC mengumumkan adanya pemotongan produksi minyak pada 5 Oktober 2022 di Wina, Arab Saudi langsung mengumumkan kebijakan baru, yakni akan mengurangi pasokan minyak sebesar 2 juta barel per hari, tepatnya di mulai sejak November. Tentunya, kenaikan harga minyak akan penyebab inflasi di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.
AS harus bergegas mencari solusi terbaik untuk bisa keluar dari keterpurukan ini. Mengingat perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung berbulan-bulan hingga menyebabkan krisis ekonomi global yang dampaknya juga ikut dirasakan oleh AS. Â
Dikutip dari Fortune, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebutkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh OPEC dan Arab Saudi merupakan tindakan 'picik' dan merupakan kesalahan terbesar. Sebab kebijakan tersebut dibuat hanya beberapa bulan setelah kunjungan Joe Biden ke Arab Saudi. Oleh karena itu, saat ini AS sedang mengancam Kementerian Luar Negeri Arab Saudi untuk menyetop penjualan senjata mereka.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi telah mengatakan alasan mengapa mereka melakukannya, Hal ini dilakukan untuk mulai menstabilkan harga minyak mentah dan mencegah adanya volatilitas pasar.
Mengutip dari Saudi Gazatte, Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdul Aziz bin Salman menekankan bahwa, "Kebijakan yang dilakukan oleh kami akan menjadi kekuatan stabilitas ekonomi di seluruh dunia, khususnya bagi para eksportir minyak".
Dalam wawancara bersama CNBC Internasional, Sekretaris Jenderal OPEC, yakni Haitham Al Ghais, mengatakan tentang apa yang dilakukan oleh OPEC bertujuan untuk mengurangi ketergantungan atas pembakaran bahan bakar fosil, serta berusaha memberikan keamanan dan stabilitas ke pasar energi.
Referensi:
Nazer, Y. F. & Andrea Pescatori. (2022). OPEC and the Oil Market. IMF Working Papers, 2022.
Gambrell, Jon. (2022). Saudi Arabia Releases Lengthy Statement Saying Biden Asked For Delay In Oil Production Cut To November. Diambil pada 17 Oktober 2022, pk. 01.19 WIB dari https://fortune.com/2022/10/13/saudi-arabia-opec-oil-production-biden-white-house-november-midterm-elections/
Saudi Gazette. (2022). OPEC+ Will Remain Major Force For Global Economic Stability: Saudi Energy Minister. Diambil pada 17 Oktober 2022, pk. 02.15 WIB dari https://saudigazette.com.sa/article/625751/SAUDI-ARABIA/OPEC+-will-remain-major-force-for-global-economic-stability-Saudi-energy-minister
Meredith, Sam. (2022). OPEC+ To Cut Oil Production By 2 Million Barrels Per Day To Shore Up Prices, Defying U.S. Pressure. Diambil pada 17 Oktober 2022, pk. 02.40 WIB dari https://www.cnbc.com/2022/10/05/oil-opec-imposes-deep-production-cuts-in-a-bid-to-shore-up-prices.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H