Teknologi yang kian hari semakin berkembang, membuat manusia di seluruh dunia diberikan dengan kemudahan-kemudahan. Memang benar bahwa teknologi memberi dampak positif pada kita, contoh yang paling dekat saat ini adalah bahwa teknologi memberi kita kesempatan untuk dapat berkomunikasi selama pandemi berlangsung.
Pandemi yang sedang terjadi memaksa kita untuk semakin bergantung pada teknologi yang ada. Mulai dari belajar, kerja, bahkan sekadar menyapa kerabat, kita akan sulit melakukannya jika teknologi tidak dimanfaatkan. Namun, pesatnya perkembangan tekonologi tak selalu memberi dampak positif kepada kita.
Kemudahan yang diberikan oleh teknologi membuat para pemakainya menjadi terlena. Adanya pengaruh-pengaruh luar yang berlawanan dengan prinsip Pancasila akibat semakin mudahnya pertukaran budaya melalui teknologi, tidak mustahil jika para generasi milenial akan lalai dalam menerapkan nilai Pancasila di kehidupan sehari-harinya.
Dalam hal ini, memang banyak manfaat yang diperoleh dari teknologi, akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga kalau teknologi dimanfaatkan dengan tidak baik both di saat normal maupun pandemi seperti sekarang ini.
Tepat di hari Minggu, tanggal 1 Juni tahun 2020 kita mengenang sejarah lahirnya Pancasila yang menjadi dasar dan ideologi dari negara tercinta, Indonesia. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya ketika upacara digelar secara langsung di tengah teriknya lapangan, kini diadakan secara virtual.
Upacara yang pada awalnya diadakan dengan berdiri dengan hormat dan semangat, kini hanya bisa dilakukan di rumah tanpa terlihat oleh siapapun apakah kita benar-benar semangat melaksanakannya, atau mungkin malah sebaliknya. Lantas, apakah dengan adanya pandemi akan menyurutkan semangat kita dalam mengamalkan Pancasila?
Jika kita berprasangka baik, semua orang di Indonesia tidak hanya akan semangat ketika mengenang Hari Lahir Pancasila, tapi tetap melaksanakan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila yang di setiap saat terus diamalkan. Namun kembali lagi, ini tergantung dari pribadi masing-masing yang memandang Pancasila itu seperti apa.
Adanya teknologi yang semakin canggih ditambah lagi dengan terjadinya pandemi menguji sifat integritas para generasi milenial sebagai bagian dari orang-orang yang melek teknologi. Berada di rumah masing-masing dengan menjalankan kegiatan yang harus dilakukan secara bersama seperti halnya upacara peringatan Hari Pancasila tadi, tidak ada orang yang mengetahui bagaimana kita melaksanakannya.
Sama juga halnya ketika mahasiswa saat melaksanakan ujian secara daring, tidak ada yang bisa menghalangi mereka ketika ingin berbuat curang demi nilai semata. Tapi jika mereka memiliki sifat integritas yang tinggi, mereka akan tetap teguh pendirian dan mandiri dalam mengerjakan ujiannya.
Relevansi antara perkembangan teknologi, pandemi, serta sikap generasi milenial yang dipengaruhi oleh teknologi dan pandemi dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tentu berkaitan satu sama lain. Generasi milenial yang umumnya memiliki pemikiran cenderung bebas, rasa ingin tahu yang tinggi, namun mudah dipengaruhi membuat mereka rentan akan pengaruh-pengaruh yang ada di sekitarnya.
Pancasila dengan nilai-nilai yang ada di dalamnya (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan) yang terus ditanamkan sejak di bangku sekolah dasar mungkin akan goyah karena adanya pengaruh-pengaruh tersebut.