Mohon tunggu...
Adelia RizkyFalela
Adelia RizkyFalela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Prinsip-prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

9 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:20 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A.   Ketetapan Menjelaskan Prinsip prinsip Belajar

Menurut Adi (1994 : 84-92). Ada beberapa 3 prinsip belajar yang utama yakni:

  • Classical Conditioning
  • Teori ini berasal dari eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ilmuwan Rusia, yang terkait dengan pengkondisian klasik. Ini adalah proses pembelajaran yang melibatkan pembiasaan terhadap suatu rangsangan. Teori ini menyoroti keterkaitan antara stimulus dan respons, tanpa memerlukan penguatan.
  • Prinsip dasar dari model pengkondisian klasik melibatkan stimulus tak berkondisi, respons tak berkondisi, dan stimulus berkondisi. Stimulus tak berkondisi adalah bagian dari lingkungan organisme yang secara alami muncul tanpa memerlukan pembelajaran sebelumnya, atau dapat dianggap sebagai reaksi refleksif.[1]
  • Menurut teori conditioning, pembelajaran melibatkan respons yang muncul sebagai hasil dari situasi tertentu. Untuk memfasilitasi pembelajaran, kondisi khusus diperlukan. Fokus utama pembelajaran, seperti yang dicatat dalam teori pengkondisian, adalah pada latihan yang konsisten. Teori ini menekankan pembelajaran yang berlangsung secara alami atau otomatis.
  • Instrumental (Operant) Conditioning
  • Studi awal tentang pengkondisian operan dimulai dengan serangkaian eksperimen oleh Thorndike. Teorinya menyatakan bahwa dalam pengkondisian operan, respons yang dipilih adalah yang memberikan hasil positif, dari berbagai respons yang acak. Konsep ini sebanding dengan prinsip evolusi, di mana hanya perubahan yang meningkatkan keselamatan spesies yang dipilih dari variasi acak dalam populasi. Oleh karena itu, hukum efek berperan dalam meningkatkan kelangsungan hidup spesies
  • Cognitive Learning
    • Kognisi, atau proses kognitif, mencakup aktivitas mental dalam memproses informasi dari lingkungan melalui indera. Di sisi lain, pembelajaran melibatkan perubahan perilaku yang berlangsung lama akibat pelatihan atau pengalaman. Pembelajaran kognitif berhubungan dengan perubahan dalam cara informasi diproses akibat paparan atau latihan.
    • Perspektif psikologi kognitif menekankan peran penting proses mental internal dalam manusia. Menurut ahli kognitif, pemahaman dan penggunaan yang efektif terhadap perilaku manusia yang teramati tidak lengkap tanpa mempertimbangkan faktor-faktor seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan sebagainya.
    • Dari perspektif psikologi kognitif, belajar lebih ditekankan sebagai proses mental daripada fisik. Meskipun saat seorang anak belajar membaca dan menulis, mereka menggunakan alat fisik seperti mulut dan tangan, tindakan tersebut tidak hanya dipicu oleh stimulus luar. Sebagian besar dipengaruhi oleh dorongan mental yang dikendalikan oleh otak anak. Sejalan dengan ini, Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, menyimpulkan bahwa anak-anak memiliki dorongan bawaan untuk belajar.
  • Adapun yang di ambil dari teori psikologi gestalt, Prinsip prinsip belajar yaitu:

    • Pembelajaran dimulai dengan pemahaman menyeluruh terlebih dahulu, sebelum berkembang ke pemahaman tentang komponen-komponennya.
    • Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
    • Belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan.
    • Pemahaman yang matang adalah kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran.
    • Keberhasilan dalam pembelajaran bergantung pada adanya tujuan yang signifikan bagi individu tersebut.
    • Dalam pembelajaran, individu bertindak sebagai agen aktif, bukan hanya sebagai tempat di mana informasi disuntikkan oleh orang lain..
  • Adapun Menurut Dalyono, Prinsip prinsip belajar antara lain:

  • 1.  Kematangan Jasmani dan Rohani 

    Salah satu prinsip pokok dalam pembelajaran adalah mencapai kedewasaan fisik dan mental yang sesuai dengan tahap pembelajaran yang sedang dijalani. Kedewasaan fisik menandakan bahwa seseorang telah mencapai usia yang sesuai dan memiliki kondisi fisik yang cukup untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kedewasaan mental menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan psikologis yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran, seperti kemampuan berpikir, ingatan, dan imajinasi. Sebagai contoh, seorang anak yang akan memulai sekolah dasar biasanya berusia 6 tahun, dengan persiapan fisik dan mental yang cukup untuk mengikuti pelajaran di sana.

  • 2.  Memiliki Kesiapan
    Setiap individu yang ingin terlibat dalam proses pembelajaran perlu memastikan bahwa mereka siap secara fisik, mental, dan memiliki perlengkapan belajar yang memadai. Kesiapan fisik melibatkan memiliki energi yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental melibatkan minat dan motivasi yang cukup untuk belajar. Kekurangan dalam kesiapan fisik, mental, atau perlengkapan belajar dapat menghambat proses pembelajaran dan menghasilkan hasil yang kurang optimal. Sebagai contoh, seorang siswa yang memulai SMA harus memiliki kesehatan yang baik, kecerdasan yang memadai, minat, motivasi, serta dukungan finansial dan perlengkapan belajar yang memadai. Jika terdapat kekurangan dalam salah satu aspek tersebut, seperti kesehatan yang buruk atau kurangnya minat dan motivasi, siswa tersebut mungkin belum siap untuk menghadapi tantangan di SMA.
    3.  Memahami Tujuan

    •   Setiap pembelajar harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan, arah, dan manfaat dari proses pembelajaran mereka. Prinsip ini sangat krusial untuk keberhasilan dan efisiensi pembelajaran. Tanpa pemahaman yang jelas tentang tujuan, pembelajaran dapat menyebabkan kebingungan, kehilangan motivasi, ketidakteraturan, atau kurangnya fokus. Belajar tanpa tujuan serupa dengan kapal yang berlayar tanpa arah yang jelas, yang akhirnya dapat terdampar atau tersesat.
    • Memiliki Kesungguhan
    • Dalam belajar, penting bagi seseorang untuk menunjukkan dedikasi yang sungguh-sungguh. Belajar tanpa dedikasi akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan dan menyia-nyiakan waktu serta energi secara tidak efisien. Sebaliknya, belajar dengan tekun dan semangat akan menciptakan prestasi yang lebih baik. Pencapaian yang maksimal dan penggunaan waktu dengan efisien adalah tujuan utama. Prinsip dedikasi sangat penting dalam belajar. Meskipun seseorang sudah siap, matang, dan memiliki tujuan yang jelas dalam pembelajaran, kurangnya dedikasi atau sikap malas akan menghasilkan hasil yang kurang memuaskan.
    • Ulangan dan Latihan
  • Prinsip yang sama-sama penting adalah pentingnya latihan dan pengulangan. Materi yang dipelajari perlu diulang untuk dimasukkan ke dalam ingatan, sehingga dapat dipahami secara menyeluruh dan sulit dilupakan. Belajar tanpa pengulangan cenderung menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, meskipun seseorang memiliki kecerdasan, dia tetap perlu memperbanyak pengulangan materi atau berlatih sendiri di rumah agar pemahaman terhadap materi tersebut semakin dalam dan dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Mengulang materi adalah salah satu cara untuk meningkatkan fungsi ingatan.

    Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar mencakup kedewasaan fisik dan mental, komitmen, pemahaman tujuan, kesiapan, dan kebiasaan.

  • Dalam merencanakan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar membantu dalam mengenali batasan dan potensi dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini membantu guru dalam menetapkan langkah-langkah yang sesuai. Terapinya juga memungkinkan guru untuk membentuk sikap yang mendukung peningkatan pembelajaran peserta didik secara efektif.

    Dan adapun Prinsip-prinsip belajar yang merupakan dasar dasar  menjadi landasan bagi proses pembelajaran yang efektif. Beberapa prinsip utama dalam pembelajaran antara lain:

    • Aktivitas : Pembelajaran yang aktif lebih efektif daripada pembelajaran yang pasif. Aktivitas ini dapat berupa berdiskusi, berlatih, atau melakukan eksperimen.
    • Partisipasi : Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran akan meningkatkan pemahaman dan retensi materi tersebut..
    • Relevensi : Materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau minat siswa akan lebih mudah dipahami dan diingat..
    • Pemahaman : Pembelajaran yang berfokus pada pemahaman konsep daripada sekadar menghafal akan membantu siswa menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi.
    • Umpan balik : Pemberian umpan balik yang sesuai dan positif membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman dan kinerjanya.
    • Penguatan : Memberikan penguatan atau reward seperti pujian, pengakuan, atau hadiah akan meningkatkan motivasi dan semangat siswa untuk belajar.
    • Kesesuaian : Materi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan siswa agar efektif
    • Pengulangan : Mengulang materi secara berkala membantu mengkonsolidasikan dan menguatkan memori jangka panjang.
    • Koherensi : Materi pembelajaran harus disusun secara teratur dan logis agar mudah dipahami oleh siswa.
    • Koneksi : Menyambungkan materi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa akan meningkatkan pemahaman mereka secara komprehensif.
    • Prinsip-prinsip ini dapat membantu pendidik merancang pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan memaksimalkan potensi setiap siswa.
    • Beberapa teori yang dikembangkan oleh para ahli tentang prinsip-prinsip pembelajaran memiliki kesamaan dan perbedaan. Namun, ada beberapa prinsip yang secara umum diakui dan menjadi dasar dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut mencakup perhatian dan motivasi, keterlibatan aktif, partisipasi langsung, pengulangan, penantangan, dan pengakuan terhadap perbedaan individual. Prinsip-prinsip ini menjadi fondasi penting bagi guru dan siswa untuk meningkatkan mutu pembelajaran, lebih jelas nya di uraikan sebagai berikut :
    • Perhatian dan Motivasi
    • Perhatian merupakan faktor kunci dalam pembelajaran; tanpanya, pelajaran yang disampaikan tidak akan efektif. Teori belajar menegaskan bahwa tanpa perhatian, tidak akan ada pembelajaran yang terjadi. Peserta didik akan fokus pada materi pembelajaran jika relevan dengan kebutuhan mereka, yang akan mendorong motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
    • Motivasi memiliki peran utama dalam proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh Gage dan Berliner. Mereka menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang mendorong dan mengarahkan aktivitas seseorang, seperti mesin dan kemudi pada mobil. Dengan kata lain, motivasi adalah dorongan yang mendorong dan membimbing seseorang dalam belajar. Motivasi ini juga erat kaitannya dengan minat; siswa yang tertarik pada suatu bidang studi biasanya lebih termotivasi untuk mempelajarinya.
    • Keaktifan
    • Belajar dipandang sebagai proses kompleks bagi peserta didik, dapat dilihat dari dua perspektif: dari sudut pandang siswa dan guru. Dalam perspektif peserta didik, belajar merupakan sebuah proses mental yang melibatkan pemahaman terhadap materi pelajaran. Sedangkan dari sudut pandang pendidik, proses pembelajaran terlihat sebagai upaya untuk mengajarkan sesuatu kepada peserta didik. Pandangan psikologi kontemporer cenderung menganggap anak sebagai individu yang aktif, memiliki dorongan dan aspirasi pribadi. Seperti yang disebutkan oleh Dimiyati dan Mudjiono, proses belajar hanya terjadi pada diri peserta didik itu sendiri, yang mana peserta didik menjadi penentu utama apakah pembelajaran akan terjadi atau tidakIni menunjukkan bahwa belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain atau ditransfer kepada individu lainnya. Belajar hanya akan terjadi ketika seseorang secara aktif mengalami prosesnya sendiri.
    • Keterlibatan Langsung / Berpengalaman 
    • Setiap peserta didik memiliki potensi dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Potensi ini dapat maksimal terwujud jika mereka diberikan panduan dan kesempatan untuk pengalaman langsung. Menurut Edgar Dale, yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik, pendekatan pembelajaran paling efektif adalah melalui pengalaman langsung.[1]
    • Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan elemen psikologis yang harus dipahami oleh setiap pendidik, yang bertanggung jawab secara profesional dalam mengembangkan potensi anak-anak bangsa.
    • B. Ketetapan menjelaskan hal hal yang mempengaruhi belajar

      Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga kategori: (1) Faktor internal, yang juga dikenal sebagai endogen. (2) Faktor eksternal, yang juga disebut eksogen. (3) Faktor pendekatan pembelajaran. Pendidik perlu memperhatikan dengan cermat ketiga faktor ini guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

      • Faktor internal
      • Faktor internal merujuk pada aspek yang terkait langsung dengan siswa, baik sebagai individu maupun sebagai peserta pembelajaran. Seorang guru harus melihat siswa secara holistik, memperhatikan aspek fisik dan mentalnya. Kedua aspek ini saling terkait dan menunjukkan variasi yang unik pada setiap individu. Oleh karena itu, guru harus mencocokkan proses pembelajaran dengan tujuan yang telah ditetapkan, sambil menghargai keberagaman individu. Memahami keberagaman ini akan membantu guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, guru harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran siswa, yang berasal dari siswa itu sendiri.kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar. Adapun hal hal tersebut antara lain:
      • Faktor bawaan sejak lahir
    • Setiap individu membawa karakteristik bawaan yang dipengaruhi oleh faktor genetik. Varian dalam karakteristik ini, seperti aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, bahasa, bakat, nilai, moral, dan sikap, terdapat pada setiap anak sebagai objek pembelajaran. Setiap aspek menunjukkan keunikan individu, sehingga setiap individu menampilkan karakteristik yang berbeda secara fisik dan mental. Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi keunikannya. Keanekaragaman ini menegaskan pentingnya layanan pendidikan untuk mengakui dan memperhatikan ciri unik serta variasi setiap anak sebagai objek pembelajaran
    • Dengan memahami prinsip ini, diharapkan seorang guru tidak menyerah ketika menghadapi situasi di mana muridnya tidak selalu sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Meskipun tujuan pembelajaran adalah mengubah perilaku, Penting untuk diingat bahwa manusia memiliki keberagaman dan tidak bisa diatur atau dikendalikan sepenuhnya sesuai keinginan pendidik. Berbeda dengan objek mati yang dapat dibentuk sesuai dengan keinginan pembuatnya, manusia memiliki faktor bawaan yang mempengaruhi pembentukan karakternya
    • Intelegensi
    • Inteligensi adalah kapasitas seseorang untuk menyesuaikan diri dengan tantangan baru menggunakan alat berpikir yang relevan. Sebagian besar dari kapasitas ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan pengalaman hidup individu. Setiap anak memiliki potensi yang berkembang dengan kecepatan yang berbeda, sehingga memerlukan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan uniknya. Penting untuk menyusun pembelajaran agar dapat mengoptimalkan potensi setiap individu, sehingga dapat diaplikasikan sebagai keterampilan dalam kehidupan mereka.
    • Menurut teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligence) oleh Gardner, setiap anak memiliki kecerdasan pribadi yang unik, yang dapat berkembang sesuai dengan bakat individunya. Gardner mengidentifikasi lima jenis kecerdasan, termasuk bahasa, logika-matematika, seni, interaksi sosial, dan pemahaman diri. Peran pendidikan di sini adalah menciptakan lingkungan yang merangsang perkembangan potensi anak-anak tersebut. Gerver menyarankan bahwa untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan, penting untuk mengembangkan potensi anak-anak agar mereka siap menghadapi tantangan masa depan melalui penyediaan lingkungan belajar yang sesuai.
    • Kondisi fisik dan kecapean psikomotor
    • Faktor ini juga memengaruhi cara anak-anak merespons rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Anak-anak secara aktif mengubah lingkungan mereka melalui proses asimilasi dan akomodasi fisik saat belajar. Oleh karena itu, guru perlu tanggap dalam menyesuaikan metode dan pendekatan secara individual saat mengajar siswa yang memiliki kecacatan, baik fisik maupun mental. Tidak ada niat diskriminatif dalam menyediakan pendidikan khusus untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB). Ini karena perlakuan mereka memerlukan pendekatan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya yang memiliki kondisi fisik normal, termasuk dalam hal kurikulum, metode, media, dan pendidik.
    • Situasi emosional
    • Dalam memahami situasi emosional anak sebelum memasuki lingkungan belajar, prinsip utama adalah bahwa setiap anak membawa pengetahuan saat memasuki lingkungan belajar, tidak tanpa latar belakang apa pun. Oleh karena itu, guru perlu memperoleh informasi tentang kondisi emosional siswa, mengacu pada penelitian Thommen dan rekan-rekannya. Dengan singkat, dapat disimpulkan bahwa pengalaman anak selama perjalanan menuju sekolah berdampak pada perkembangan kognitif mereka.
    • Kesimpulan ini didukung oleh penelitian Morojele dan Muthukrishna yang menunjukkan bahwa perjalanan ke sekolah melalui daerah berisiko dapat menimbulkan trauma psikologis negatif, seperti rasa takut dan keterkejutan, yang kemudian dapat mempengaruhi suasana di kelas. Sebaliknya, suasana yang menyenangkan selama perjalanan ke sekolah dapat meningkatkan kreativitas anak di sekolah. Oleh karena itu, dalam mengembangkan model pembelajaran, penting untuk berupaya menciptakan lingkungan yang menyenangkan. Ketidaknyamanan siswa di kelas dapat menyebabkan kejenuhan dan kehilangan minat dalam menanggapi materi yang diajarkan oleh guru. 
    • Usia Siswa 
    • Usia adalah jumlah waktu yang telah seseorang habiskan dalam hidupnya. Ketika dikaitkan dengan konsep belajar, yang mencakup perubahan perilaku melalui latihan dan pengalaman, usia siswa akan memengaruhi kemampuan mereka untuk menyerap pengalaman selanjutnya. Laird mencatat bahwa pengalaman seseorang pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi perkembangan mereka. 
    • Jenis kelamin siswa
    • Hal yang penting untuk diperhatikan adalah jenis kelamin siswa. Misalnya, siswa perempuan cenderung mencari perhatian dan terkadang membutuhkan perhatian lebih dari guru karena karakteristik mereka yang lebih lembut dan emosional. Di sisi lain, siswa laki-laki sering lebih mandiri dalam karakter mereka. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan siswa-siswa mereka di kelas dan menggunakan berbagai metode pendekatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
    • Faktor Eksternal
    • Faktor eksternal merujuk pada isu-isu yang tidak langsung terhubung dengan siswa secara individual, tetapi memiliki dampak besar pada keberhasilan atau kegagalan proses pembelajaran. Mengatasi hal ini lebih rumit karena melibatkan banyak variabel dan pihak. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dari faktor eksternal mencakup keluarga, kelas, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.Adapun hal hal tersebut antara lain:
    • a)   Lingkungan keluarga 

      Orang bijak menyatakan, "al Bayt awwalul madrasah" (keluarga adalah sekolah pertama), yang berarti bahwa sebelum anak-anak mempelajari pelajaran di sekolah, mereka pertama kali belajar dari keluarga mereka. Kesenangan siswa di kelas dipengaruhi oleh suasana di rumah sebelum mereka berangkat ke sekolah. Jika mereka datang dari lingkungan yang menyenangkan di rumah, mereka cenderung memiliki semangat yang tinggi di kelas. Sebaliknya, jika mereka berangkat setelah mengalami konflik di antara orangtuanya, mereka lebih mungkin merasa murung di kelas. Ini karena ingatan otak anak dimulai dengan pengalaman yang tidak menyenangkan yang disimpan dalam ingatannya.

      b)  Lingkungan kelas

      Syaiful menegaskan bahwa suasana yang menyenangkan dan harmonis di dalam kelas berperan penting dalam pembentukan karakter positif pada anak. Kunci dalam menciptakan lingkungan tersebut adalah cara pendidik berinteraksi dengan siswa. Rahman menyoroti pentingnya memperhatikan beberapa faktor kunci untuk menjaga keamanan di dalam kelas, seperti partisipasi siswa, manajemen kelas, kompetisi positif, sikap saling menghormati, hubungan guru-murid yang fokus pada akademik, dan penghormatan terhadap etika.

      c)  Lingkungan masyarakat

    •    Lingkungan sosial memiliki dampak yang signifikan pada proses pembelajaran siswa, merujuk pada lingkungan di mana siswa tinggal dan berinteraksi dengan keluarga serta komunitasnya. Interaksi dengan orang-orang di masyarakat setelah pulang sekolah juga memainkan peran penting dalam membentuk karakter siswa. Faktor lingkungan memiliki dampak besar karena, meskipun seorang anak memiliki karakter yang baik, lingkungan yang negatif dapat memengaruhi dan menghambat upaya pengajaran guru. Kesimpulannya, lingkungan masyarakat memiliki potensi besar dalam memengaruhi keberhasilan belajar siswa. Faktor-faktor lingkungan masyarakat yang termasuk di sini mencakup: (1) Tetangga di sekitar tempat tinggal siswa, (2) Kondisi ekonomi masyarakat, (3) Budaya lokal, (4) Geografis lingkungan, (5) Jenis pekerjaan, (6) Pandangan masyarakat terhadap pendidikan, dan (7) Kondisi sekolah secara umum.


      • Faktor pendekatan belajar 
      • Faktor pendekatan belajar pada dasarnya adalah elemen eksternal, tetapi dalam konteks ini, kami memilih untuk memisahkan analisis faktor-faktor ini secara terpisah. Tujuannya adalah untuk menekankan perbedaan antara faktor eksternal yang tidak secara langsung terkait dengan proses belajar, dan faktor-faktor yang secara khusus mempengaruhi keterlibatan siswa dalam memperoleh pengetahuan, baik secara fisik maupun emosional. Beberapa faktor pendekatan belajar meliputi:
      • Tujuan Pembelajaran
      • Tujuan pembelajaran merupakan arahan dan target yang ingin dicapai dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Keterangannya yang jelas dalam merumuskan tujuan ini sangat mempengaruhi kesuksesan pembelajaran. Siswa yang memiliki tujuan yang terdefinisi dengan jelas cenderung lebih termotivasi daripada yang tidak. Oleh karena itu, guru, dengan memahami signifikansi tujuan dalam mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, seharusnya secara terus-menerus mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Dengan demikian, siswa akan memahami apa yang ingin dicapai dan dapat mengarahkan upaya mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
      • Metode Belajar Siswa
      • Penerapan metode dalam pembelajaran merupakan komponen penting dan tak kalah esensial dibandingkan dengan aspek lainnya. Setiap proses belajar-mengajar membutuhkan penggunaan metode karena hal ini penting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode juga memiliki peran penting dalam memicu motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran karena dapat membangkitkan minat individu untuk belajar. Dengan demikian, siswa yang menggunakan metode diskusi mungkin akan mencapai hasil yang berbeda dengan mereka yang menggunakan pendekatan lain. Penting untuk dicatat bahwa metode pembelajaran berbeda dengan strategi, yang merupakan langkah umum dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi.
      • Media Belajar
      • Istilah "Media" berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari "Medium", yang secara harfiah merujuk pada "perantara atau pengantar". Dalam konteks pembelajaran, media mengacu pada alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan pembelajaran. Media pembelajaran dapat meliputi berbagai elemen seperti manusia, objek, atau peristiwa yang membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, media juga berfungsi sebagai alat yang efektif bagi guru untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran yang mungkin terasa monoton atau kurang menarik. Dengan bantuan media, kebingungan terhadap materi pembelajaran atau informasi yang disampaikan dapat diatasi dengan memberikan dukungan visual. Penggunaan media juga dapat menyederhanakan kompleksitas materi yang disampaikan oleh guru atau dipahami oleh siswa, serta menggambarkan konsep yang sulit diungkapkan secara verbal, sehingga memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik dibandingkan jika tanpa bantuan media.
      • Waktu Belajar
      • Lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran juga memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan siswa. Durasi yang diperlukan untuk memahami suatu mata pelajaran bisa berbeda tergantung pada tingkat kompleksitasnya. Oleh karena itu, ada situasi di mana guru memberikan tambahan waktu kepada siswa untuk menyelesaikan materi tertentu, misalnya melalui sesi ekstra, bimbingan, atau kursus privat.
      • Motivasi Belajar
    • Motivasi adalah elemen kunci bagi siswa, yang dapat diartikan sebagai dorongan yang memberikan energi dan arah pada perilaku mereka. Faktor internal seperti emosi, kemampuan pemecahan masalah, dan proses belajar sangat terkait dengan tingkat motivasi. Karena motivasi membahas mengenai alasan individu terlibat dalam perilaku tertentu, peran motivasi sangat penting dalam mengembangkan minat belajar. Siswa datang ke sekolah dengan harapan memperoleh pengetahuan untuk masa depan mereka, namun, guru menyadari bahwa tingkat motivasi bisa beragam di antara siswa. Beberapa siswa mungkin sangat termotivasi untuk belajar, sementara yang lain mungkin tidak. Siswa yang kurang termotivasi mungkin akan terlihat kurang antusias di kelas, berbicara dengan teman, atau bahkan mencari alasan untuk meninggalkan kelas. Dalam situasi semacam ini, guru diharapkan untuk menjadi motivator yang efektif. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang guru untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti: (1) Mendorong semangat belajar pada siswa, (2) Menjelaskan dengan jelas tujuan pembelajaran, (3) Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, (4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik, (5) Memberikan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individu maupun dalam kelompok, (6) Menggunakan beragam metode pembelajaran.

      • Latihan dan Ulangan 
      • Rasyad merangkum prinsip Thorndike, yaitu bahwa latihan diperlukan untuk belajar, dengan mengatakan bahwa belajar tidak mungkin tanpa latihan. Melalui latihan, kita membentuk kebiasaan dan keterampilan yang memengaruhi cara kita belajar. Pembelajaran melibatkan tujuan, proses, dan evaluasi yang saling terkait. Namun, kesuksesan mencapai tujuan dan kualitas proses pembelajaran tergantung pada sistem evaluasi. Evaluasi ini penting untuk menentukan seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai dan seberapa efektif proses pembelajarannya. Tanpa evaluasi, tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Seperti yang dikatakan oleh Gordon, tanpa evaluasi, Penilaian memberikan makna pada tujuan pembelajaran, demikian yang dijelaskan oleh Sudjana. Tanpa proses penilaian, tujuan pembelajaran kehilangan signifikansinya. Selain itu, evaluasi juga dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
      • Bahan Pelajaran 
      • Bahan pelajaran adalah elemen kunci dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar-mengajar tidak akan terjadi. Bahan ini berperan sebagai sumber informasi bagi siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, bahan pelajaran merupakan elemen utama dalam pembelajaran, karena siswa berusaha untuk memahaminya.[1]
      • Perlu memerhatikan bahwa bahan pelajaran cocok dengan kebutuhan dan lingkungan siswa pada tingkat usia tertentu. Ketertarikan siswa akan muncul ketika bahan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan mereka. Ketika guru tidak memperhatikan prinsip-prinsip seperti apersepsi dan korelasi, aktivitas siswa cenderung menurun karena kurangnya ketertarikan terhadap materi yang diajarkan 
      • Sekolah dianggap sebagai lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan alami anak sesuai dengan ritme perkembangan individu mereka. Konsep ini berakar pada keyakinan bahwa setiap anak memiliki waktu perkembangan yang unik dan merupakan bagian dari sifat bawaan mereka. Dengan menyadari bahwa setiap anak memiliki waktu perkembangan yang berbeda, penting bagi orang tua dan guru untuk tidak memaksakan anak-anak belajar sesuatu jika mereka belum siap secara kognitif.
      • Sumber Belajar 
      • Sumber belajar merujuk pada segala hal yang dapat digunakan sebagai tempat untuk memperoleh materi pengajaran atau sebagai sumber pembelajaran bagi seseorang. Dengan kata lain, sumber belajar mencakup materi atau bahan yang menghasilkan pengetahuan baru atau pengalaman transformasi, yang merupakan tujuan utama belajar. Roestiyah mengidentifikasi berbagai sumber belajar, termasuk individu di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, bahan literatur dan koleksi perpustakaan, media massa seperti majalah, surat kabar, radio, dan televisi, lingkungan fisik sekitar, materi pembelajaran seperti buku teks, peta, gambar, rekaman audio, papan tulis, dan sumber belajar di museum. 
      • Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi proses pembelajaran seseorang. Beberapa faktor tersebut mencakup: 
      • Motivasi : Tingkat motivasi individu sangat memengaruhi seberapa baik mereka belajar dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 
      • Minat : Ketertarikan terhadap subjek atau topik tertentu dapat meningkatkan keterlibatan dan efektivitas belajar.
      •  Kondisi Lingkungan : Lingkungan belajar yang nyaman, tenang, dan terorganisir dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi.
      •  Metode Pembelajaran : Menggunakan metode pembelajaran yang cocok dengan gaya belajar setiap individu dapat meningkatkan pemahaman dan retensi materi secara optimal. 
      • Pengalaman Sebelumnya : Pengalaman sebelumnya dapat membentuk pemahaman dan persepsi seseorang terhadap materi baru yang dipelajari. 
      • Tujuan dan Harapan : Kepahaman akan tujuan belajar dan harapan untuk masa depan dapat memberikan motivasi tambahan bagi peserta didik. 
      • Kecerdasan dan Bakat : Perbedaan dalam kecerdasan, bakat, dan kemampuan individu mempengaruhi cara mereka memproses informasi dan belajar.
      • Teknologi : Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membuka akses ke sumber daya tambahan dan memperluas cara-cara pembelajaran 
      • Dukungan Sosial : Dukungan dari keluarga, teman, dan guru dapat memotivasi dan memfasilitasi proses belajar. 
      • Kesehatan Mental Fisik : Kondisi fisik dan mental yang baik sangat berperan dalam kemampuan seseorang untuk belajar secara efektif..
    • Semua faktor ini saling berinteraksi dan dapat memengaruhi seberapa baik seseorang dapat belajar dan merespons materi pembelajaran 
       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun