Mohon tunggu...
Adeleida Bunga A
Adeleida Bunga A Mohon Tunggu... Lainnya - -

Mahasiswa Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pasar Tradisional Terkena Dampak akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

23 Juli 2021   17:32 Diperbarui: 23 Juli 2021   20:10 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DEPOK - Akibat jumlah kasus angka positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat, pemerintah akhirnya memutuskan untuk melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat . PPKM Darurat dilakukan khususnya di pulau Jawa-Bali dan sudah dilaksanakan dari tanggal 3 juli sampai dengan 25 Juli mendatang. 

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat telah memberi dampak yang besar terhadap masyarakat, khususnya terhadap Pasar Tradisional. Tak sedikit para pedagang yang mengeluh karena menurun nya pendapatan serta pelanggan yang berkunjung akibat aturan PPKM di berlakukan. 

Aturan PPKM darurat yaitu dimana jam operasional yang diatur dimana supermarket, pasar tradisional, pasar swalayan, dan toko kelontong akan tetap buka akan tetapi jam operasional dibatasi sampai 20.00 WIB, serta kapasitas pengunjung yang hanya 50%. 

Kebijakan tersebut di berlakukan guna mengurangi angka kasus positif Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat.  Begitupun yang dirasakan para pedagang di Pasar Tradisional di Depok, Jawa Barat. Para pedagang sangat merasakan perbedaan saat sebelum pemberlakuan PPKM dan sesudah diberlakukannya PPKM. 

"Sepi sekali pengujung, bahkan sehari bisa tidak ada sama sekali pengunjung. biasanya bisa 5-10 orang yang beli dagangan saya kalo sekarang 1 orang saja susah.  Biasanya kalo dari siang sampai sore pasti ramai pengunjung pasar, ramai padat. " Ujar Wati (48) salah satu pedagang Pasar Tradisional Depok. 

Tak hanya bu wati, masih banyak terdapat pedagang yang tidak berjualan sampai sekarang, keadaan pasar tradisional saat ini dapat dikatakan sangat sepi dari biasanya. Para pedagang yang memutuskan untuk tidak berjualan karena omset yang menurun, dan tidak ingin mengambil resiko tertular virus Covid-19. Hanya sekitar 10-20 toko yang memilih membuka dagangan di pasar tradisional Depok ditambah sepi nya pengunjung yang bisa dihitung perorangan. 

Banyak para pedagang yang memilih untuk tidak berjualan dikarenakan sepi nya pengunjung, karena hanya akan menguras tenaga ketika berjualan namun sepi pengunjung.  Akibat pengunjung yang sepi membuat para pedagang lalai terhadap protokol kesehatan, banyak sekali para pedagang yang tidak memakai masker, ada juga yang menurunkan masker ke dagu mereka. Seharusnya para pedagang harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketika berjualan. 

Tak hanya pedagang yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan tidak memakai masker, para pengunjung dan pembeli pun masih banyak yang tidak memakai masker. Hal tersebut dapat berakibat kepada pengunjung yang sepi dikarenakan banyak orang-orang di sekitar pasar tersebut yang tidak menerapkan protokol kesehatan, sehingga pengunjung yang ingin berbelanja ke pasar tersebut mengurungi niat untuk berbelanja. 

Bu Wati mengatakan bahwa ia memilih untuk tetap berjualan di masa PPKM darurat serta kasus Covid-19 yang dapat dikatakan buruk karena ingin memenuhi kebutuhan keluarga serta keperluan anak-anaknya seperti keperluan sekolah. "Sebenarnya awal-awal PPKM saya tidak buka, saya baru buka dagangan saya tanggal 10 Juli. Saya buka karena saya juga harus menafkahi anak-anak saya yang masih sekolah, bayar listrik, keperluan anak sekolah." 

Dapat dikatakan bahwa keputusan yang diambil saat berjualan di masa Pandemi Covd-19 sangatlah besar, belum lagi kasus jumlah Covid-19 yang terus meningkat. Namun dengan keadaan ekonomi yang mengharuskan para pedagang untuk melawan Covid-19 demi memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun keluarga, tanpa menghiraukan bahaya nya jika terinfeksi Virus Covid-19. 

"Dampak nyata nya cuma pendapatan yang menurun drastis, biasanya bisa  1 juta sehari kalau sekarang tidak sampai 1 juta. Saya juga ga bisa melakukan apa-apa selain menunggu pembeli yang datang karena kalau maksa-maksa pembeli kesannya kurang ajar." Ujar Wati (48)

Dikarenakan PPKM darurat yang di berlakukan, para pedagang pun tidak bisa mengambil tindakan agar pengunjung pasar kembali ramai. Di pasar tradisional Depok khususnya di pintu masuk pasar tersebut selalu dijaga ketat oleh petugas Covid-19 agar tidak terjadi keramaian di dalam pasar. Nyata nya pengungjung pasar selama PPKM justru sepi, sehingga para pedagang hanya bisa berharap ada pengunjung yang datang dan membeli dagangan mereka. 

"Semoga corona cepat selesai, semuanya kembali normal dan pengunjung pasar jadi ramai" Ujar Wati, yang berharap semoga pandemi Covid-19 bisa cepat berlalu dan semua kegiatan kembali normal seperti sebelum adanya Covid-19. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun