Era globalisasi telah merenggut sejumlah attitude principles dalam hidup manusia. Tidak hanya itu, globalisasi telah membawa habitus baru dalam realitas hidup ini. Habitus yang terkadang tidak sesuai dengan etika bangsa. Banyak masyarakat hidup dalam budaya materialistis, hedonisme, konsumerisme, separatisme dan eksklusivisme.
Era globalisasi ini telah membuat perkembangan teknologi yang sangat pesat dan menyebabkan identitas dalam negara Indonesia semakin menghilang dan memudar. Maka dari itu, pemuda memiliki tantangan agar bangsa Indonesia tidak menghilangkan identitasnya. Para pemuda diharapkan untuk terlibat aktif menjaga integritas bangsa dalam menghadapai pergaulan global dengan hidup sesuai nilai-nilai luhur pancasila.Â
Dunia perpolitikan lantas tidak lagi dilihat sebagai perjuangan bersama untuk mewujudkan cita-cita suatu bangsa yang maju bersama, melainkan sebagai arena pertempuran yang di dalamnya terselip kepentingan pribadi atau golongan tertentu.Â
Kita harus menentang praktik zero tolerance, ekslusivisme, disintegrasi bangsa, dan para provokator serta mafia-mafia politik. Sebab pancasila sebagai etika bangsa yang tidak membedakan agama, suku, etnik, ras dan budaya. Sebab "negara yang merdeka harus berakar atas aliran pikiran negara (Staasidee) yang integralistik. Negara harus bersatu untuk melawan dan mengatasi golongan-golongan yang hendak memecah-belah bangsa.
Para pemuda perlu menjadi orang yang berada di garis terdepan untuk mewujudkan cita-cita dan kehidupan bangsa yang beradab. Nilai-nilai luhur pancasila harus menjadi aspek yang menjiwai hidup para anak muda. Dalam hal ini, para generasi milenial perlu diberi suntikan mengenai butir-butir atau asas- asas dalam pancasila. Margareta Astaman dalam Webinar mengatakan bahwa Pancasila harus menjadi ideologi anak bangsa.
Oleh karena itu, kita membutuhkan cara-cara baru bagaimana memasarkan pancasila agar diterima dan relevan dengan kehidupan anak muda. Cara-cara ini bukanlah seperti prinsip masa Orde Baru. Sebab anak muda perlu menggali lebih jauh apa yang sesuai dengan style atau Fashionnya mereka, namun tidak lepas kendali dari ranah pancasila.Â
Saya sangat setuju dengan apa yang dikemukan oleh Margareta Astaman ini bahwa  pancasila harus menjadi ideologi yang mengakar kuat dalam kehidupan anak muda, sehingga anak muda atau generasi milenial tidak tenggelam dan hanyut dalam pengaruh-pengaruh zaman. Mereka perlu menemukan nilai kesesuaian antara pancasila dan jati diri mereka dan secara khusus untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Pancasila harus menjadi panorama dalam hidup mereka. Pancasila harus digagas sebagai falsafah dan ideologi dalam keseharian hidup mereka. Pancasila harus dipelihara dan dihidupi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak muda indonesia.Â
Dengan berpancasila anak muda Indonesia harus berani untuk mengupayakan kehadiran pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Tentu hal ini harus dimulai dari diri anak muda itu sendiri.Â
Rasa cinta atau sense of belonging terhadap pancasila harus tertanam kuat dalam hidup mereka. Pancasila harus dikembangkan dalam dunia digitalisasi yang dekat atau akrab di lingkungan anak muda.Â
Pendekatan ini memaksudkan agar anak muda bisa lebih tanggap terhadap pentingnya menjaga pancasila. Oleh karena itu, peran anak muda sangatlah penting dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila ini dalam semua sisi kehidupan masyarakat agar tercipta sebuah perdamaian dan rasa kemanusiaan. Kehadiran anak muda menentukan keberlanjutan nilai-nilai Pancasila.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H