Oleh: Adel Kalibar.
Raden Saleh ko dicuri? Upaya dalam menerangkan sejarah bagi generasi muda masa kini.
Pertanyaan pertama, Siapa nih yang sudah menjadi komplotan pencuri? Nah bagi kalian yang belum menjadi komplotan "mencuri" agar tidak penasaran dengan Film yang satu ini segera pastinya beli tiketnya dan toton Film Indonesia yang satu ini Mencuri Raden Saleh.Â
Kalian pasti binggung nih sama judul filmnya, bagi yang belum tahu cari-cari dulu infonya atau tonton dulu trailernya. Bagi yang sudah nonton bahkan ada yang beberapa kali nonton boleh berbagi informasi mengenai film yang satu ini. Sekarang yuk kita mulai bahas film ini, tapi dari kaca mata saya sendiri yang sudah nonton langsung filmnya ya tentunya.
Baiklah, pertama kali saya juga binggung tentang film ini, bercerita tentang apa? Apalagi judulnya Mencuri Raden Saleh, apa ya maksudnya? Saya sengaja tidak mencari tahu dulu mengenai film ini, hanya melihat trailernya sedikit dan itupun saya belum paham alur ceritanya. Film ini bercerita tentang pencurian lukisan karya pelukis Maestro Indonesia yaitu Raden Saleh.Â
Nah jadi yang dicuri disini adalah sebuah lukisan karya Reden Saleh. Banyak hal yang menarik yang kita dapatkan dari film yang satu ini. Kita bisa mengingat sejarah melalui lukisan dan siapa sosok Raden Saleh sang Maestro seni Lukis Indonesia.
Melalui film Mencuri Raden Saleh yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko merupakan upaya dalam rangka menerangkan sejarah kepada anak muda masa kini.Â
Jadi di dalam film ini tidak hanya aksi drama perampokan pencurian lukisan yang ingin ditonjolkan tetapi ada makna lain yang sangat luas. Film ini juga diperankan oleh artis-artis muda dan berbakat seperti Iqbaal Ramadhan (Piko) The Forger, Angga Yunanda (Ucup) The Hacker, Rachel Amanda Aurora (Fella) The Negotiator, Umay Shahab (Gofar) The Handyman , Aghniny Haque (Sarah) the Brute, dan Ari Irham (Tuktuk) The Driver.
Dalam film ini mereka berencana untuk mencuri lukisan bersejarah. Lukisan tersebut adalah Penangkapan Pangeran Diponogoro karya Raden Saleh, yang berada di Istana Presiden dan harganya yang tak ternilai.Â
Masing-masing dari mereka memiliki peran dan tugas yang berbeda dalam menjaklankan rencana pencurian tersebut. Aksi pencurian ini tentunya tidak berjalan mulus. Apalagi lukisan itu disimpan di Istana Presiden yang tentunya memiliki sistem keamanan yang superketat.
Angga Dwimas Sasongko yang merupakan sutradara dan sekaligus penulis cerita dalam film ini telah berhasil menerangkan Kembali sejarah Indonesia kepada anak mudah masa kini, jadi diharapkan anak-anak mudah yang telah menonton film ini tidak hanya mendapatkan hiburan belaka, tetapi juga benar-benar bisa menangkap apa yang ingin diperkenalkan Kembali oleh sang penulis cerita yaitu sejarah Indonesia tentang siapa sosok dari Raden Saleh beserta karya terbesarnya yaitu lukisan Penangkapan Pangeran Diponogoro.Â
Selain itu yang ingin diperkenalkan Kembali adalah sosok pejuang tanah jawa pada masa penjajahan Belanda yaitu Pangeran Diponogoro sendiri. Bagaimana pada saat itu Belanda merasa Pangeran Diponogoro adalah ancaman kepada mereka dalam menjalan aksi penjajahan. Melalui peristiwa penagkapan Pangeran Diponogoro, itu bearti berakhir juga perlawan masyarakat jawa terhadap pemeritah Belanda.
Disini yang kita bahas pertama yaitu mengenai sosok raden Saleh itu sendiri. Raden Saleh Sjarif Boestaman (Mei 1811 -- 23 April 1880) adalah pelukis Indonesia beretnis Arab-Jawa yang menjadi pionir seni modern Indonesia (saat itu Hindia Belanda). Lukisannya merupakan perpaduan Romantisisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen-elemen yang menunjukkan latar belakang Jawa si pelukis.Â
Raden Saleh makin mantap memilih seni lukis sebagai jalur hidup. Ia mulai dikenal, malah berkesempatan berpameran di Den Haag dan Amsterdam. Melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Mereka tidak menyangka seorang pelukis muda dari Hindia dapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis Barat. (id.wikipedia.org/wiki/Raden_Saleh)
Sekarang kita beralih ke lukisan karya terbesar Raden Saleh. Lukisan tersebut berjudul Penangkapan Pangeran Diponogoro tokoh pejuang tanah jawa pada masa pemerintahan Belanda.Â
Lukisan tersebut merupakan lukisan balasan atas lukisan karya pelukis Belanda Bernama Nicolaas Pieneman yang berjudul Penyerahan Pangeran Diponogoro. Raden Saleh melihat pada hasil lukisan Nicolaas banyak yang tidak sesuai, terutama dari judul lukisan sampai pada sosok Pangeran Dipongoro digambarkan pasrah dan tidak berwibawa.Â
Terlihat tidak ada perlawan dan posisi berdiri, badan yang lesu, dan titik sentral pada lukisan tersebut tepat di bawah tentara Belanda. Oleh karena itu Raden Saleh membuat banyak perubahan pada lukisan karyanya yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponogoro.
Raden Saleh memberikan sejumlah perubahan signifikan pada lukisan versinya; Nicolaas Pieneman menggambarkan peristiwa tersebut dari sebelah kanan, Raden Saleh dari kiri. Sementara Nicolaas Pieneman menggambarkan Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah, Raden Saleh menggambarkan Diponegoro dengan raut tegas dan menahan amarah.Â
Pieneman memberi judul lukisannya Penyerahan Diri Diponegoro, sementara Raden Saleh memberi judul Penangkapan Diponegoro. Diketahui bahwa Raden Saleh sengaja menggambar tokoh Belanda di lukisannya dengan kepala yang sedikit terlalu besar agar tampak lebih mengerikan dan mengambarkan kesombongan Belanda.
Fokus penonton pada lukisan yang dibuat Piko, dan ternyata lukisan tersebut merupakan lukisan milik sang sutradara sendiri. Lukisan tersebut merupakan lukisan turun temurun dari ayahnya yang terus di jaga oleh Angga Dwimas Sasongko. Lukisan tersebut juga merupakan prasasti keluarga. Lukisan itu sengaja ditampilkan pada opening film ini.Â
Serunya banyak konflik yang terjadi, mulai dari tokoh Piko membuat dan menyelesaikan lukisan Penangkapan Pangeran Diponogoro tersebut, sampai ke pada peristiwa-peristiwa pencurian lukisan bahkan di ending cerita sungguh tidak bisa di tebak. Penonton benar-benar di buat penasaran yang mengaduk-aduk emosi penonton. Bahkan Angga Dwimas Sasongko sang sutradara menggunakan alur mundur untuk mempertajam endingnya.Â
Aksi seru bagaimana ketika mereka merencanakan dan menjalankan aksi pencurian lukisan tersebut. Karena disitulah terlihat jelas peran para tokoh masing-masisng yang membuat penonton tidak mau berkedip mata sedikitpun.
Masih sangat banyak keseruan lainnya yang tentunya tidak akan selesai jika diceritakan disini. Meluli film Mencuri Raden Saleh tidak hanya keseruan belaka, kemudian karena kagum pada para pemainnya, tetapi seperti yang diinginkan oleh sang penulis cerita sekaligus sutradara film Angga Dwimas Sasongko, yaitu para generasi muda sekarang ini lebih megenal Kembali apa yang ada dibalik sejarah Indonesia.Â
Ada tokoh seni Lukis yang terkenal dengan latar belakang Pendidikan pada masa Belanda beserta karya-karya terbesarnya. Melalui lukisan Penangkapan Pangeran Diponogoro, anak muda sekarang bisa mencari lebih dalam mengenai sosok pejuang tanah jawa ini. Mencari tahu sendiri dari rasa penasaran terhadap luskisan tersebut dan sosok Raden Saleh sendiri.
Bagi yang belum sempat menonton film ini silahkan segera untuk membeli tiketnya, jangan sampai kalian melewatkan keseruan dan pengalaman dari film ini. Hampir tidak ada kelemahan dari film tersebut, karena sang sutradara handal telah menyempurnakan film ini sebelum tayang. Selamat menyaksikan Mencuri Raden Saleh
Semoga. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H