Menilai kepribadian dan pendidikan pasangan sangat penting. Status pendidikan, jabatan, dan kepribadian pasangan mempengaruhi kualitas hidup bersama. Namun, penting untuk tidak menyalahgunakan hal ini hanya untuk kepentingan material. Yang terpenting adalah pasangan itu mencintai dan peduli dengan tulus, begitu pula sebaliknya.
Menurut buku "Nasehat-Nasehat Pernikahan" (2021) karya Dr. Agus Hermanto, M.H.I., kriteria bobot mencakup:
1.
Jangkeping Warni (lengkapnya warna), yang mengacu pada keindahan fisik seorang calon pasangan.
2.
Rahayu ing Mana (baik hati), yang sering diartikan sebagai kebaikan batin, termasuk dalam hal ini adalah kecakapan agama.
3.
Wasis (ulet), yang menunjukkan kesiapan pasangan untuk bekerja keras demi masa depan rumah tangga dan keluarga.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa memilih pasangan dengan mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobotnya merupakan tradisi yang layak untuk dijaga dalam masyarakat Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Dengan selektif dalam memilih pasangan hidup, kita dapat menghindari penyesalan di masa depan dan membangun hubungan yang langgeng. Garis keturunan, status sosial, pendidikan, harta, dan jabatan adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan, namun, yang terpenting adalah adanya cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua belah pihak.
Sumber:
yogyakarta.kompas.com, Antaranews.com