Mohon tunggu...
Adelady Rozha
Adelady Rozha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seberapa Pengaruh "Doa Ibu" dalam Hidup?

31 Desember 2017   20:10 Diperbarui: 31 Desember 2017   20:13 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak pernah dengar kata-kata "Doa Ibu"? Ya, Hampir seluruh umat manusia sangat familiar dengan kata-kata tersebut. Brand Kerupuk, Nama Toko, Warung, ada yang menggunakan kata-kata tersebut. Begitupun dengan Aku. Doa Ibu adalah yang terpenting bagiku. Jika aktivitasku tidak disertai dengan doa Ibu, mungkin semuanya akan berantakan. Walaupun seorang Ibu selalu mendoakan anaknya tanpa dimintai, namun akan berbeda rasanya jika kita minta doa kepada Ibu langsung.

Aku mempunyai pengalaman yang mungkin bisa menginspirasi terutama anak jaman now yang cenderung hidup dalam "kehedonan" bahwa bukan harta hadiah terindah, namun sang "Doa Ibu" merupakan hadiah yang paling istimewa dari apapun. Saat itu, Aku kuliah semester 2, pagi itu berangkat pukul 5.15 menggunakan motor. Aku menempuh jarak kurang lebih 25 km untuk bisa sampai dikampusku. 

Hari itu, aku sedang kesal karena telat bangun!. Aku bangun pukul 5.15, dimana waktu tersebut merupakan jam berangkat kuliahku. Akhirnya akupun kesal karena kedua orang tuaku tidak ada yang membangunkanku hingga akhirnya aku pun telat bangun walaupun itu kesalahanku juga. Hingga akhirnya, akupun tidak pamit kepada Ibuku pagi itu. Aku pergi dengan kekesalanku karena takut telat sampai. Tahu sendiri Jakarta, telat 10 menit berangkat saja, macetnya pun sudah berbeda. Bukannya mempersingkat waktu, ditengah jalan aku salah jalan!. Ya, aku salah jalan. Jalan yang biasanya aku lewatin setiap hari, malah kelewatan hingga akhirnya aku harus memutar sejauh 1 km!. "Bagaimana bisa jalan yang aku lewatin setiap hari, pagi ini bisa salah arah?" kesalku didalam hati. 

Akupun merenung, apa yang salah dariku pagi ini?. Melamun tidak, sholat subuh pun kulakukan. OH! Akhirnya akupun menemukan jawabannya. Pagi tadi sebelum berangkat, aku tidak pamit dengan  Ibuku. Saat itu juga, aku meminta maaf kepada Allah SWT karena telah menyepelekan pamitku kepada Ibuku, karena saat pamit kepada Ibu, ada doa yang disisipkan oleh Ibu yang diridhai oleh Allah SWT. Terlintas dibenakku dengan kata-kata "Ridha Allah SWT tergantung daripada ridha orang tua", hari ini nyata dihidupku.

Hari itu aku belajar, bahwa dari "Doa Ibu" aku bukan hanya mendapatkan pahala, namun aku mendapatkan keselamatan, kesehatan, kesenangan, dan nikmat lainnya yang selama ini mungkin tidak terlihat, namun sangat berpengaruh didalam hidup. Terkadang nikmat-nikmat kecil yang ada dalam hidup cenderung tidak diingat daripada nikmat-nikmat besar seperti dikasih mobil, motor, rumah, dan lain-lain. Bisa dibayangkan jika nikmat yang dianggap kecil itu diambil oleh Allah SWT?.

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia" (Q.S Al Israa', 17:23). Dari ayat tersebut, akupun ingat bahwa berkata "Ah" saja tidak boleh, apalagi hal yang kulakukan. Untung saja aku masih dikasih seperti itu, untung tidak jatuh / ketabrak / apapun yang lebih berbahaya. 

Terima Kasih, Ibu. 

Selamat Hari ibu untuk perempuan-perempuan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun